Ajak Investor Asing Sama Seperti Undang Penjajah

Mediaumat.id – Ajakan Luhut Binsar Panjaitan agar Elon Musk, pemilik pabrik mobil listrik Tesla, untuk berinvestasi mengelola nikel di Indonesia, dinilai Pakar Ekonomi Dr. Arim Nasim seperti mengundang penjajah untuk mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) di negeri ini.

“Kalau saya lihat, investasi dalam sistem kapitalis itu dijadikan oleh negara-negara kapitalis sebagai alat penjajahan ekonomi. Jadi mengundang investasi sebenarnya mengundang para kapitalis untuk mengeksploitasi SDA kita oleh asing,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (26/4/2022).

Arim mengatakan, dalam investasi untung rugi pasti akan ada. “Untungnya ada dana investasi masuk ke Indonesia tapi pasti ruginya lebih besar dibandingkan dengan untungnya. Para investor atau para kapitalis lebih banyak menikmati SDA, sementara rakyat secara umum dapat limbahnya,” ujarnya.

Apalagi, lanjut Arim, Indonesia sangat bisa mengelola tambang nikel sendiri hingga jadi baterai lithium untuk tenaga mobil listrik. “Sangat bisa, misalnya sarjana-sarjana dari ITS mampu membuat dan mengolah nikel jadi baterai lithium bahkan mereka mampu membuat baterai lithium bukan hanya yang bahan bakunya nikel, dari garam pun para sarjana kita sudah mampu. Sebenarnya yang tidak ada itu political will-nya,” ungkapnya.

Arim mengatakan, semestinya pemerintah belajar dari praktik pengelolaan nikel oleh Cina di Indonesia saat ini yang sangat merugikan negeri ini. “Mereka (para korporasi asal Cina) memang membangun pabrik pengolahan (smelter) nikel di berbagai tempat, namun semua alat, perlengkapan, hingga tenaga kerjanya dibawa dari negara mereka. Lantas Indonesia dapat apa?” bebernya.

“Mereka mengeruk SDA kita dengan harga yang sangat murah, setelah diolah menjadi produk setengah jadi berupa nickel pig iron (NPI) yang hanya memiliki kadar 4-9% kemudian diekspor ke negaranya, sehingga nilai tambah yang diharapkan diperoleh pemerintah Indonesia sangat rendah dibandingkan nilai tambah yang didapat negara Cina,” tambahnya.

Sementara itu, kata Arim, sampah pabrik nikel itu menumpuk di negeri ini. “Di masa depan tentunya akan menjadi masalah yang sangat besar bagi bangsa kita,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: