Ahmad Sastra Nilai Akun Fufufafa Ungkap Karakter Asli Demokrasi
Mediaumat.info – Munculnya akun Kaskus fufufa yang berisi celotehan kasar, jorok, sadis dan penuh penghinaan, dinilai Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra sebagai karakter asli demokrasi.
“Begitulah narasi rendahan dalam melakukan persaingan politik demokrasi. Mestinya ada argumentasi dan program, bukan malah ngoceh jorok untuk menjatuhkan lawan, tapi inilah karakter asli demokrasi,” tuturnya kepada media-umat.info, Jumat (13/9/2024).
“Frasa wajah busuk demokrasi merujuk kepada berbagai aspek dari sistem demokrasi yang dianggap korup, tidak adil, atau tidak berfungsi sesuai harapan, penuh retorika kosong, dan perang verbal yang tidak bermutu,” imbuhnya.
Serangan Verbal
Menurutnya, serangan verbal kepada lawan politik dalam demokrasi adalah taktik retorika yang dilakukan politisi secara sengaja menggunakan kata-kata yang tajam, merendahkan, atau menghina untuk mendiskreditkan atau melemahkan kredibilitas lawannya.
Akun fufufafa yang akhir-akhir ini mencuat adalah contoh paling jelas bagaimana retorika murahan digunakan untuk melakukan penyerangan verbal kepada lawan politik. “Entah milik siapa akun busuk itu, yang pasti menyerang para pejabat tinggi di negeri ini atau partai-partai lawan,” ucapnya.
Menurutnya, serangan verbal sering kali berbentuk ad hominem, yaitu ketika politisi menyerang karakter pribadi lawannya alih-alih argumen atau kebijakan yang diajukan. Ini bisa berupa penghinaan langsung, pencemaran nama baik, atau insinuasi tentang moralitas atau integritas lawan.
Mengatakan bahwa lawan politik adalah pembohong atau pengkhianat tanpa memberikan bukti konkret, hanya untuk melemahkan reputasinya di depan publik. “Bahkan apa yang ditulis oleh akun fufufafa lebih tak bermutu dan tak bermoral lagi,” ujarnya.
“Serangan verbal juga sering kali mengkategorikan lawan politik sebagai ‘musuh rakyat’ atau sebagai bagian dari elit yang korup dan tidak peduli pada kesejahteraan umum. Ini adalah upaya untuk memisahkan lawan dari dukungan rakyat dengan menggambarkan mereka sebagai pihak yang tidak relevan atau bahkan berbahaya,” terangnya.
Dalam serangan verbal, sambungnya, politisi mungkin menggunakan taktik menakut-nakuti dengan menggambarkan lawan politik mereka sebagai ancaman besar terhadap masa depan negara. Ini bisa melibatkan klaim berlebihan tentang bagaimana kebijakan lawan akan merusak keamanan, ekonomi, atau nilai-nilai sosial masyarakat. [] Ajira
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat