Ahli Biologi Molekuler: Terjadi atau Tidaknya Gelombang Ketiga Covid-19 Tergantung Pilihan Manusia
Mediaumat.id – Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusydan menilai terjadi atau tidak terjadinya gelombang ketiga virus corona seperti yang dikhawatirkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terhadap varian virus corona (covid-19) AY.4.2 atau varian Delta Plus yang dapat memicu lonjakan kasus atau gelombang tiga virus corona tergantung pilihan manusia.
“Jadi ini menjadi pilihan manusia sebetulnya, terjadi atau tidak terjadi itu betul-betul pilihan manusia,” ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Awas! Gelombang Ketiga Covid-19, Sabtu (6/11/2021) di kanal YouTube Khilafah News.
Menurutnya, publik harus menahan diri, jangan bereuforia. Mengambil pelajaran dari India yang bereuforia setelah lockdown selama tiga bulan.
“Di sekitar bulan Desember mereka euforia, dan mereka melakukan aktivitas ritual keagamaan bersama-sama serta melakukan pilkada juga serentak, dan akhirnya mereka melihat lonjakan covid sangat tinggi,” ungkapnya.
Ia mengatakan, yang menjadi barometer di Indonesia adalah ketikan libur natal dan tahun baru. Namun, jika ingin mengubah pola berarti harus betul-betul menahan diri untuk tidak bergerak berpindah ke tempat lain serentak. “Itu yang menjadi kunci sebetulnya. Karena apa? Inilah pola munculnya gelombang-gelombang yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Adapun risiko kematian, menurut Ahmad, belajar dari kasus di Jakarta banyak dialami oleh mereka yang usianya relatif tua. “Yang muda ini walaupun mereka turut berkontribusi, mereka tidak mengalami risiko kematian yang tinggi,” ungkapnya.
“Tapi dampaknya adalah pada mereka yang usianya relatif tua, di atas 50 tahun,” tambahnya.
Ahmad menilai, masalah covid-19 ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh tenaga kesehatan. “Dalam Islam sendiri itu tidak bisa diselesaikan oleh orang kesehatan, itu juga membutuhkan banyak aspek lain, aspek pendidikan, ekonomi, kebijakan, itu yang harus dilihat,” pungkasnya.[] Ade Sunandar