Mediaumat.news – Menyikapi pihak berwenang India yang mulai memburu para aktivis dan lembaga pro kebebasan di Kashmir, Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin mengingatkan Muslim Kashmir agar bersatu untuk menyelamatkan tanah Kashmir dari kejahatan India.
“Harus bersatu. Ingat, potensi kekuatan umat cukup memadai, bahkan lebih dari cukup, untuk mengembalikan hak-hak Muslim Kashmir dengan mulia dan membisikkan kepada musuh pelajaran yang mereka ingat,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Rabu (02/12/2020).
Ia menyesalkan sikap para penguasa di negeri-negeri Muslim yang telah mengkhianati warga Kashmir tahun 1989 ketika warga Kashmir melakukan perlawanan terhadap militer pendudukan India dan mengorbankan ratusan ribu syuhada.
“Mereka sudah berada di ambang pembebasan Kashmir. Akan tetapi, para penguasa negeri Muslim seperti Pakistan justru menarik militer Pakistan dari Pegunungan Karghil. Begitulah para penguasa Pakistan menikam perjuangan Kashmir di punggungnya,” ujarnya.
Namun, hari ini ia melihat warga Kashmir melanjutkan perjuangan mereka dan sudah di ambang pencapaian tujuan mereka. Sayangnya, penguasa Pakistan tidak menyiapkan militer untuk membebaskan Kashmir, tetapi justru kembali berpura-pura tidak tahu terhadap perjuangan Kashmir dan kembali melakukan pegkhianatan terhadap kaum Muslim Kashmir.
“Pengkhianatan berulang kali para penguasa Pakistan terhadap warga Kashmir telah cukup untuk menciptakan kecenderungan tuntutan pemisahan diri,” ungkapnya.
Menurutnya, para penguasa Pakistan memiliki kekuatan dalam mendukung Muslim Kashmir untuk menuntut kemerdekaan Kashmir. “Namun para penguasa Pakistan tidak melakukan hal itu karena bertentangan dengan rencana Amerika di Kashmir,” ujarnya.
Ia mengatakan sejak sekitar tiga puluh tahun, kelompok Islam telah berjuang di Kashmir melawan pendudukan India di wilayah yang mayoritas warganya Muslim. Sementara bagian Kashmir yang lain dikelola Pakistan.
Menurutnya, sebagian publik paham bahwa kezaliman negara India tidak mengenal batas, serta berbagai badai kezaliman yang dilakukan oleh negara ini terhadap kaum Muslim di Kashmir yang dijajah, termasuk pembunuhan, berbagai kejahatan yang menyebabkan kematian, serta pemerkosaan yang masih berlangsung sejak hampir tujuh puluh tahun.
“Agresi negara ini yang terus berlanjut, menegaskan api permusuhan yang begitu mendalam terhadap kaum Muslim,” pungkasnya.
Seperti diberitakan Anadolu Agency (30/11) yang dikutip arrahmah.com esoknya, pada 28 Oktober 2020, pihak berwenang India di Kashmir menggerebek rumah dan kantor Parveena Ahangar, Ketua dan Pendiri Asosiasi Orang Tua yang Anaknya Hilang (APDP), sebuah kelompok yang mencari keadilan bagi korban penghilangan paksa di Kashmir yang dikelola India.
Ahangar, yang mendapat julukan “Iron Lady of Kashmir”, mengatakan bahwa selama 30 tahun dia menjadi aktivis kemanusiaan, ini pertama kalinya Badan Investigasi Nasional India melakukan tindakan kurang ajar terhadap lembaganya.
Atas tuduhan “pendanaan teroris”, pihak berwenang secara mengejutkan menggerebek beberapa LSM yang beroperasi di wilayah sengketa tersebut.[] Achmad Mu’it