Mediaumat.id – Peneliti Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng berpendapat, jika pilihan sistem ekonomi benar, maka bangsa Indonesia bisa mencapai gemah ripah loh jinawi, baldatun thaibatun warabbun ghafur.
“Indonesia itu punya dua pilihan dalam sistem ekonomi, yaitu sistem ekonomi untuk memperkaya negara dan pemerintahan, atau sistem ekonomi untuk memperkaya oligarki penguasa yang sekaligus pengusaha. Keduanya tinggal dipilih oleh bangsa Indonesia. Jika pilihannya benar maka bangsa Indonesia bisa mencapai gemah ripah loh jinawi, baldatun thaibatun warabbun ghafur,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (2/4/2022).
Karena, lanjut Daeng, Indonesia ini dalam hal sumber daya alam adalah negara dengan kekayaan alam terlengkap di dunia. “Ini tentu patut kita syukuri dengan menyusun sistem pengelolaan yang benar, yang adil, yang manusiawi. Sistem ekonomi Indonesia itu berpijak di atas sumber daya alam yang melimpah. Sistem ekonomi Indonesia itu tidak menggantung di awang-awang,” ungkapnya.
Menurutnya, jika hasil produksi batu bara sebanyak 610 juta ton saat ini atau senilai 158,6 miliar dolar atau senilai Rp2.299 triliun. Dibagi dua dengan negara, maka pemerintah bisa membayar seluruh utang hanya dalam tempo tujuh tahun lunas. Dan produksi sawit sebanyak 47 juta ton atau senilai 282 miliar ringgit atau senilai 950 triliun. Maka jika dibagi dua dengan pemerintah maka itu cukup untuk menggratiskan seluruh minyak goreng dan bio disel yang selama ini banyak dipakai untuk truk pengangkut sawit dan batu bara. “Itu baru dari dua komoditi yakni sawit dan batu bara. Bagaimana yang lain. Coba kita lihat datanya,” jelasnya.
Daeng pun memaparkan bahwa Indonesia merupakan produsen tembaga ke-9 terbesar di dunia, urutan pertama produsen nikel terbesar di dunia, urutan ke-13 produsen bauksit di dunia, urutan ke-2 produksi timah di dunia, urutan ke-6 produksi emas di dunia, urutan ke-16 produksi perak di dunia, urutan ke-11 produksi gas alam di dunia, urutan ke-4 produsen batu bara di dunia, produksi CPO (minyak sawit) terbesar atau urutan ke-1 di dunia, urutan ke-8 penghasil kertas di dunia, urutan ke-22 penghasil minyak di dunia, urutan ke-2 produsen kayu di dunia, dan lain sebagainya. Indonesia memiliki cadangan besar dalam gas alam, batu bara, minyak, tembaga, emas, timah, bauksit, nikel, timber, serta kekayaan hayati dan bio diversitas yang besar.
Ia pun menegaskan, inilah yang harus dipikirkan oleh elite negara, setelah berpikir maka mulai memilih sistem yang benar. Jadi yang dipikir bukan tiga periode atau perpanjang masa jabatan Pak De, tapi membangun sistem pengelolaan sumber daya alam menurut semangat proklamasi, UUD 1945, pasal 33 UUD 1945, dan melaksanakan amanat penderitaan rakyat (Ampera).
“Masalah tiga periode atau perpanjangan jabatan, alon-alon asal kelakon Pak De, ojo kesusu. Kalau memang rezekinya sampean, tak kan lari gunung dikejar,” pungkasnya.[] Willy Waliah