Advokat: Demokrasi Sistem yang Tidak Konsisten
Mediaumat.id – Advokat Aziz Yanuar menegaskan sistem demokrasi adalah sistem yang tidak konsisten. “Demokrasi adalah sistem yang tidak konsisten,” tutur Advokat Aziz Yanuar dalam acara Catatan Peradaban: Ambigu Demokrasi: L68T Dipromosikan, Khilafah Dipersekusi? Kamis (19/5/2022) melalui kanal YouTube Peradaban Islam.
Aziz memberikan alasan bahwa demokrasi berasal dari kata demos dan kratos yang berarti suara di tangan masyarakat kebanyakan. “Secara prinsip dan secara umum maksudnya seperti itu,” tegasnya.
Ia mengatakan, berdasar sensus terakhir 86,9 persen penduduk Indonesia adalah Muslim. “Dalam Islam L68T haram. Kalau L68T haram dengan suara terbanyak, otomatis tidak bisa diterima,” ujarnya.
Aziz tidak sepakat jika ada yang mengatakan demokrasi itu bermakna bebas. “Sebab jika dimaknai bebas maka narkoba bebas juga? Enggak kan? Mereka katakan narkoba enggak bebas karena ada aturan hukumnya. Kan demokrasi ini, kita tidak bicara hukumnya tapi suara terbanyak ada di tangan rakyat,” tukasnya.
“Rakyat terbanyak di Indonesia adalah Muslim. Kalau anda bicara L68T di Inggris, di Jerman silakan anda katakan demokrasi, karena mayoritas masyarakat di sana keyakinannya tidak mengatur hal itu misalnya, atau mengatur dan membolehkan, misalnya,” jelasnya.
Aziz mengatakan, omongan yang mengatakan dikit-dikit bawa Pancasila, dikit-dikit bawa demokrasi itu bikin malu. Ketahuan bodohnya.
“Masa, ada yang mengatakan L68T itu enggak bisa dilarang dengan alasan demokrasi. Ada bintang film yang kurang pantas kemudian mau datang dikatakan bahwa itu demokrasi. Menurut saya ini argumen bodoh dan membodohi,” imbuhnya.
Giliran soal yang baik misalnya FPI membantu segala macam, kemudian dibubarkan, enggak ada yang ngomong demokrasi, bilangnya ini negara hukum. “Maksud saya enggak konsisten kepada maksud dari statement, dari kalimat itu sendiri,” ungkapnya.
“Kalau dikatakan misalnya L68T itu boleh-boleh saja karena belum ada aturannya itu masih mending. Tapi kan sudah jelas L68T dilarang dalam Islam. Oleh karena itu kalau belum dilarang tugas DPR lah sama pemerintah melarangnya dengan membuat peraturannya,” jelasnya.
Aziz menilai giliran soal FPI dibikin aturannya. Jadi, ada aturan yang melarangnya. “Giliran soal L68T yang meresahkan, korban banyak ditemukan, enak banget mereka ngomong demokrasi,” kesalnya.
“Orang-orang yang ngomong gitu pertanyaannya sederhana, mau enggak anaknya dibegitukan, mau enggak anaknya jadi L68T? Saya yakin enggak bakal mau. Kalau sudah enggak mau kenapa orang lain dijerumuskan? Jahat sekali orang yang begitu,” bebernya.
Aziz menyimpulkan kalau ada yang mengatakan demokrasi itu tidak benar dan tidak konsisten seharusnya sistemnya diganti. “Ganti yang memang baik dan bagus. Setahu saya dari keyakinan saya sebagai umat Islam, sistem yang paling bagus, yang paling sempurna, yang paling akbar, yang paling mulia yang tidak ada tandingannya ya sistem yang diturunkan Allah SWT,” ucapnya bangga.
“Dan itu sudah terbukti bukan rekayasa. Kemudian juga dimaktubkan oleh Al-Qur’an. Artinya secara logika bisa diterima, secara empiris bisa diterima, secara keyakinan sangat bisa diterima,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun