Ada Pengondisian untuk Membuat Buruk Nama FPI

Mediaumat.news – Aktivis ’98 Agung Wisnuwardana menilai dikaitkannya Front Pembela Indonesia (FPI) dengan gerakan terorisme adalah gerakan yang memang dikondisikan untuk membuat nama ormas Islam tersebut buruk.

“Hal itu bisa dilihat dari kronologis bagaimana akhir-akhir ini FPI dikaitkan dengan terorisme,” ujarnya dalam Diskusi Online PKAD: EFPEI Ditargetkan Sebagai Common Enemy? pada Rabu (14/3) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.

Menurutnya, pengondisian ini dimulai saat Munarman dikaitkan dengan Baiat ISIS di Makassar. Pengkondisian itu berlanjut saat orang-orang yang berbaiat itu ditangkap kemudian muncul Bom Katedral Makassar. Cukup menarik ketika tidak lama setelah terjadi Bom Katedral tiba-tiba muncul hastag di media sosial yang mengaitkan bahwa pelakunya adalah Munarman dan FPI, padahal barang bukti belum ada saat itu.

“Setelah itu muncul penangkapan di Condet, yang bilang dia adalah simpatisan FPI yang sudah diklarifikasi bukan oleh FPI karena dia telah dikeluarkan, kemudian ada penangkapan di Bekasi yang dikaitkan dengan FPI lagi. Dengan bukti-bukti atribut,” jelas Agung.

Terakhir, pengondisian itu dilengkapi dengan pernyataan polisi bahwa para teroris ini terkait dengan FPI dengan bukti-bukti atribut FPI.

“Kalau kita lihat ini sebenarnya adalah salah satu bentuk pengkondisian yang akhirnya mengarah pada konteks framing media, dan kita tahu hampir semua media mainstream itu jadi semacam jadi jurnalistik release bukan cover both sides, mereka hanya menyampaikan seperti jubirnya polisi seperti itu. Sebelum proses pengadilan yang sebenarnya,” jelas Agung.

Agung menambahkan bahwa FPI sangat jauh apabila dikaitkan dengan kegiatan terorisme, meski mereka keras dan sering mengkritik pemerintah, tidak mungkin apabila cara yang mereka lakukan adalah dengan terorisme.

“Meski mereka kritis dan keras pada rezim ya itu faktual, tidak bisa dipungkiri, tetapi kalau mereka melakukan kekerasan itu jauh panggang dari pada api. Kalau mereka ingin melakukan kekerasan itu bisa mereka lakukan di 212 dan 412, tetapi mereka tidak melakukan sama sekali. Dugaan kuat saya ini ada framing yang tidak baik untuk FPI,” pungkas Agung.[] Fatih Solahuddin

Share artikel ini: