Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan selama konferensi pers bersama yang diadakan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di ibu kota, Ankara, Selasa malam (23/8), “Kami tidak akan menerima kelanjutan dari praktik agresif otoritas pendudukan terhadap rakyat kami, tanah kami dan kesucian kami, bahwa tercapainya keamanan dan perdamaian dimulai dengan penghentian total terhadap perusakan solusi dua negara oleh otoritas pendudukan, dengan catatan bahwa kepemimpinan Palestina akan beralih ke Dewan Keamanan, organisasi PBB dan masyarakat internasional untuk mempercepat perlindungan solusi dua negara, serta perlu untuk menghentikan semua tindakan sepihak Israel yang melanggar hukum internasional, perjanjian-perjanjian yang ditandatangani, dan penghentian pemukiman Israel, juga menegaskan kepatuhan terhadap perlawanan rakyat yang damai, serta penolakan terhadap kekerasan dan terorisme di wilayah kami dan dunia.”
Abbas menyatakan “penghargaan yang mendalam atas sikap konsisten Presiden Erdogan yang berpihak pada rakyat Palestina untuk mencapai hak-haknya yang sah terkait kebebasan dan kemerdekaan, serta kepedulian terhadap persatuan nasional Palestina”.
Presiden Otoritas melakukan perjalanan dari Berlin ke Ankara untuk mengkonfirmasi bahaya jika kehilangan solusi dua-negara, serta untuk melepaskan jeritan dan menekankan perlunya untuk melestarikan apa yang tersisa dari proyek, yang telah menjadi seperti keadaan mati klinis, mengingat apa yang dipaksakan oleh entitas Yahudi di lapangan akibat kerakusan entitas untuk bisa menelan bagian kecil dari tanah yang diberkati itu, yang “direstui” oleh proyek dua negara untuk rakyat Palestina! Dengan langkah-langkah ini, Abbas berusaha melindungi proyek Amerika yang jahat untuk menghilangkan masalah dengan cara yang menjaga keamanan entitas Yahudi dan mengakhiri konflik di kawasan. Jadi, bukannya menolak untuk memberikan remah-remah poin pada entitas Yahudi dan keluar dari pengkhianatan negosiasi dan kecerobohan! Namun bagaimana dia melakukan itu semua, sementara dia dan organisasinya adalah alat di tangan Amerika untuk mengimplementasikan proyeknya?!
Abbas tidak belajar dari penghinaan terhadap dirinya di Jerman atas pernyataan yang diucapkannya dan yang membuat marah entitas Yahudi. Dia tidak menyadari bahwa nilainya bagi Barat diukur dengan sikapnya itu. Dia pura-pura bodoh dengan tamparan Amerika yang berturut-turut untuk memuaskan entitas Yahudi, dan pukulan Eropa kepadanya untuk menjilat entitas Yahudi. Karena itu, dia masih berbicara tentang lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan dewan-dewan internasional, seolah-olah mereka adalah penyelamat, sehingga dia pura-pura bodoh bahwa mereka sebenarnya adalah akar penyakit, dan merekalah yang menciptakan entitas Yahudi ini, melegitimasinya, dan mendiamkan pembantaiannya selama beberapa dekade terakhir. Apakah ada orang waras yang mengharapkan keadilan dari lembaga-lembaga ini?! Beralih ke lembaga-lembaga ini adalah kesengajaan dalam pengkhianatan dan kecerobohan. Itu adalah delusi politik, dan kehinaan setelah kehinaan. Isu Palestina adalah isu tanah Islam yang dimiliki oleh umat Islam, sementara lembaga-lembaga ini hanya ada untuk menggulingkan negara umat Islam, membagi negerinya, menjarah kekayaannya, menancapkan pengaruh atas rakyatnya, dan melestarikan entitas Yahudi, sebagai belati yang berharga yang sengaja ditancapkan oleh Barat di jantung umat Islam.
Presiden Otoritas, dengan sikap politiknya yang semuanya ceroboh dan menyerah, telah menjadikan dirinya menerima seruan Erdogan sebagai tunggangan untuk menutupi kejahatan normalisasi Turki dan kembalinya duta besar bersama dengan entitas Yahudi. Sehingga Erdogan ingin, dengan kebijakannya yang beraneka ragam sebagai “kompresor” untuk menutupi tindakan kejinya, memperlihatkan keseriusannya pada saat para duta besar kembali, serta memperdalam normalisasi dengan para penjajah. Untuk itu, dia menerima Presiden Otoritas sebagai bentuk kepedulian terhadap isu Palestina dan rakyatnya!
Erdogan dan Abbas sama-sama berkhianat, meski pengkhianatan Erdogan jauh lebih besar karena dia memiliki kekuatan yang memungkinkannya untuk membebaskan Palestina dan mengembalikannya ke pangkuan umat Islam. Namun dia mengganti opsi itu dengan menuntut proyek dua negara dan normalisasi dengan entitas Yahudi. Kemudian dia ingin Presiden Otoritas menutupi pengkhianatan itu. Jadi, apa yang dilakukan Abbas adalah dengan ukuran pujian palsu untuk Erdogan!!
Isu Palestina tidak akan dipertahankan oleh Abbas yang ceroboh, dan tidak akan dikembalikan oleh Erdogan yang berkonspirasi dengan musuh. Namun itu hanya akan dipertahankan dan dikembalikan oleh umat dengan kepemimpinan yang berdedikasi, tulus, dan sadar, yang menjadikan ridha Allah sebagai tujuannya, kemudian memimpin tentara untuk membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Itulah kabar gembira yang disampaikan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya:
«لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ»
“Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslim memerangi Yahudi, lalu kaum Muslim akan membunuh mereka.” (HR. Muslim).
Dan hari kemenangan itu sudah dekat. Allah Swt. berfirman:
]وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هُوَ قُلْ عَسَىٰ أَنْ يَكُونَ قَرِيبًا[
“Dan mereka berkata: ‘Kapan itu (akan terjadi)?’ Katakanlah: ‘Mudah-mudahan waktu (kemenangan) itu dekat’.” (QS. Al-Isrā’ [17] : 51). []
Sumber: pal-tahrir.info, 24/8/2022.