Ulama Harusnya Menghindari Ujaran Provokatif yang Tidak Produktif

 Ulama Harusnya Menghindari Ujaran Provokatif yang Tidak Produktif

Oleh: Fajar Kurniawan (Analis Senior PKAD)

“Berperan di tengah masyarakat. Peran agama. Harus kita pegang. Imam masjid, khatib, KUA (kantor urusan agama), harus dari NU. Kalau dipegang selain NU, salah semua,” tutur Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj saat memberi sambutan di Harlah Muslimat NU ke-73 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (27/2) pagi sebagaimana dikutip dari cnnindonesia.com (27/1/19).

Catatan Senin Siang

  1. Sebuah hal yang pasti menggelikan & ironis pernyataan dari seorang tokoh umat provokatif yang tidak produktif, di kala ada perasaan haus ditengah-tengahumat menunggu-nunggu hadirnya tokoh umat hadir sebagai pelopor persatuan umat lintas gerakan dakwah.
  2. Mari kita kembalikan seluruh masalah beribadah bernegara pada penyelesaian menurut Islam. Janganlah pernah mencari jalan yang lain, janganlah Anda mengubur ukhuwah Islamiyah setelah berbagai krisis dan kehancuran akibat ulah penguasa zalim telah kita saksikan. Janganlah memecah belah persatuan umat dengan mengungkapkan kalimat-kalimat yang negatif kepada elemen kelompok muslim yang lain. Rangkul dan persatukanlah. Ajak untuk menerapkan syariah Islam secara sempurna.
  3. Para ulama yang alim dan zuhud yang benar, mereka sesungguhnya pemimpin yang tidak akan membohongi umatnya dan sungguh hendaknya tokoh-tokoh umat ini menyeru untuk menolong Allah dengan benar sehingga Allah menolong Anda dengan haq:
  4. Persatukanlah umat, jangan memantik api permusuhan. Tolonglah Allah SWT dalam persatuan Anda dan keteguhan Anda berpegang kepada tali agama Allah seluruhnya, di belakang satu kepemimpinan yang mukhlis, percaya dengan Allah dalam kejernihan dan kemurniaan dalam semua amal yang dilakukannya, kepemimpinan yang memurnikan amalnya hanya untuk Allah saja. Allah SWT tidak menerima amal yang di dalamnya Dia disekutukan dengan yang lain. Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, beliau bersabda: Allah SWT berfirman: “Aku tidak butuh sekutu, siapa saja yang menyekutukan Aku maka sedikit dan banyaknya untuk dia”(HR Abu Dawud dan ath-Thayalisi di dalam Musnadnya)
  5. Kepada para tokoh umat, jangan Anda menyenangkan diktator dengan mengumumkan dukungan kepada mereka. Jangan Anda menyenangkan rezim Amerika, rezim China, rezim Inggris dan seluruh rezim kolonialis lainnya dengan memalingkan muka dari upaya untuk menegakkan syariah Allah SWT. Tokoh umat harus tegas, tidak boleh takut membuat para pembuat makar marah. Sesungguhnya menyenangkan manusia dengan kemurkaan Allah mengakibatkan kehinaan dan kerendahan.
  6. Islam menjaga kesatuan dan persatuan, dan melarang perpecahan, pada saat yang sama, Islam tidak mengacuhkan potensi perbedaan dan perselisihan yang bisa menghancurkan kesatuan dan persatuan. Karena itu, Islam menetapkan akidah Islam sebagai dasar negara. Dari akidah Islam inilah, UUD dan UU yang digunakan untuk menyelenggarakan negara dibangun. Inilah yang hendaknya diperjuangkan oleh para tokoh umat.
  7. Menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam adalah kewajiban, dan memisahkan diri dari persatuan adalah keharaman yang telah dinyatakan dengan tegas dalam Islam. Karena itu, tidak hanya sanksi yang tegas, Islam bahkan menetapkan masalah ini sebagai qadhiyyah mashîriyyah bagi negara dan kaum Muslim. Qadhiyyah mashîriyyah yang dimaksud di sini adalah permasalahan yang harus diselesaikan dengan taruhan hidup dan mati (ijrâ’ al-hayâh aw al-maut). Inilah menjadi alasan terjadinya Perang Shiffin, ketika Khalifah yang sah, yaitu Sayyidina ‘Ali ra mengerahkan pasukannya untuk memerangi Mu’awiyah, yang ketika itu berstatus sebagai Wali Syam. Khalifah al-Mu’tashim, pada zaman Khilafah Abbasiyyah, juga melakukan hal yang sama. Setelah menaklukkan Amuriyah, al-Mu’tahsim mengerahkan pasukannya untuk memerangi Abdurrahman ad-Dakhil di Spanyol. Karena dianggap memisahkan Spanyol ini dari wilayah Khilafah Abbasiyyah.
  8. Sungguh kami berharap Anda, tokoh umat tidak mengecewakan umat. Sesungguhnya realitas yang dirasakan oleh setiap yang berakal dan jujur bahwa rezim-rezim boneka Amerika, rezim Cina dan Barat itu ada hanya untuk melindungi kepentingan mereka dan untuk melakukan konspirasi terhadap rakyat, maka ulama harusnya membebaskan rakyat dari dominasi penguasa jahat. Bukan sebaliknya.[]
Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *