Jalsah Ammah ulama Aswaja Bersama Masyarakat Kab. Tangerang, Jika Umat Ingin Bersatu dan Kuat Harus ada Khilafah
Ahad,22 Robiul Akhir 1440 H / 30 Desember 2018, bertempat di Majelis Al Falahiyah, Panongan asuhan Al Mukarrom KH. Aspuri, Alhamdulillah telah terselenggara Jalsah ‘Ammah yaitu wadah silaturahminya para ‘Ulama bersama Masyarakat. Acara ini untuk pembahasan problematika umat dengan menjadikan Islam sebagai solusinya.
Diawali sambutan dari Shohibul Bait oleh Al Mukarrom KH. Aspuri yang menyampaikan bahwa acara Jalsah Ammah ini adalah acara untuk melanjutkan Sunnah Rasul SAW. Beliau juga menyampaikan kebingungan umat saat ini melihat sebagian ulamanya yang membingungkan, Ulamanya tidak akur.
Beliau melanjutkan jika ada kyai yang salah jangan di ikuti, meskipun dia kyai tapi jika yang disampaikan itu benar maka ikuti meski bukan dari Kyai.
Pembicara selanjutnya disampaikan oleh Al Mukarrom Buya Rahmad Nur, Pengasuh Majelis Baiti Jannati, Jabotabek.
Beliau menyampaikan bahwa untuk mewujudkan tujuan yang realistis itu perlu konsep yang jelas dan untuk mewujudkan cita-cita dakwah itu harus punya fikroh dan thoriqoh. Karena dakwah jelas contohnya dari Nabi SAW maka fikroh dan thoriqohnya harus mencontoh Nabi SAW.
Beliau mengutip pernyataan ilmuwan dari barat yaitu “Setiap perjuangan yang di belakangnya ada Tuhan pasti akan menang”. Kebangkitan Islam itu bukan utopis, karena kebangkitan Islam adalah janji Allah SWT.
Pembicara selanjutnya di sampaikan oleh Al Mukarrom Kyai Misbahuddin. Beliau menyampaikan bahwa konsekwensi bertauhid itu adalah harus patuh dan ta’at kepada Allah SWT.
Musibah besar itu bukan tsunami, tapi musibah besar itu adalah tidak mentauhidkan Allah SWT. Orang bertauhid itu harus mengikuti aturan Allah bukan mengikuti hukum buatan manusia. Banyak saat ini orang yang berma’rifat tapi tidak bertauhid, lisannya bedzikir kepada Allah tapi menolak Syare’at Allah SWT.
Pembicara selanjutnya adalah Al Mukarrom Ustad Drs. Syaprudin. Beliau pernah menimba ‘ilmu kepada ‘Ulama besar yang membawa dakwah Hizbut Tahrir ke negeri ini yaitu Almarhum KH. Mama Abdullah bin Nuh.
Beliau mengajak kepada hadirin mari kita jadikan Jalsah Ammah ini sebagai sarana dakwah untuk merealisasikan dakwah Syari’ah dan Khilafah. Dalam dakwah dan perjuangan itu harus berjama’ah, tidak bisa sendiri sendiri.
Untuk kesatuan umat kita harus kembali kepada tauhid, bukan saatnya mempermasalahkan persoalan khilafiyah yang dengan itu akan memecah belah. Kaum Muslim saat ini laksana kapal-kapal kecil jika ingin bersatu dan kuat harus memiliki Khilafah. Tidak adanya Khilafah umat ini lemah dan tercerai berai. Kesatuan umat itu ada dalam kesatuan Tauhid.
Pembicara selanjutnya adalah Al Mukarrom KH. Zainul ‘Arifin, Pengasuh Majelis Bani Halmi, Jambe. Beliau menyampaikan bahwa terjadinya tsunami atau bencana itu adalah karena sifat qudrotnya Allah SWT, jika mempunyai anggapan bahwa tsunami itu yang membuat bahaya maka itu bisa merusak iman, padahal Allah lah yang punya kuasa atas itu.
Allah tidak akan menyiksa manusia kalau beriman dan bersyukur tapi Allah akan mengadzabnya karena kekufurannya. Bukti rasa syukur itu adalah dengan mengikuti syare’at Allah SWT. Salah satu perbuatan yang dapat membatalkan iman itu adalah membenarkan hukum selain hukum Allah SWT.
Dakwah itu harus sabar, dakwah itu harus yakin. Kalau karena dakwah menegakkan syari’at Islam harus dihukum, serahkan saja sama Allah, jangan takut. Kemudian beliau mengutip firman Allah SWT.
“Hai orang-orang yang beriman jika kalian menolong Agama Allah, pasti Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukan kalian “(QS.Muhammad : 7)
Dan setelah pemaparannya kemudian beliau menutupnya dengan do’a sekaligus sebagai akhir dari acara. ([])
Sumber: shautululama.net