Laporan Pentagon Menimbulkan Pertanyaan Tentang Kekuatan Militer AS
Komite Strategis untuk Pertahanan Nasional menerbitkan laporannya tentang strategi pertahanan global lima tahunan, dan menyimpulkan sebagai berikut: “Jika Amerika terpaksa memerangi Rusia—dalam keadaan darurat—di Laut Baltik, atau memerangi Cina di Taiwan, maka bisa jadi AS menghadapi kekalahan militer yang menentukan.”
Komite yang terdiri dari pihak Republik dan Demokrat ini mengatakan bahwa “AS telah menghabiskan pengaruh militernya. Bahkah komite meramalkan bahwa Beijing akan menjadi kekuatan yang mampu menyingkirkan Washington dari Asia hanya dalam waktu 17 tahun saja—memasuki tahun 2035.”
Laporan tahunan, yang diterbitkan pada tanggal 14 November itu, memperingatkan bahwa Cina sudah memiliki kemampuan untuk “bersaing” dengan pasukan AS di darat, laut dan udara di dalam “rantai pulau kedua”—lingkaran pertahanan strategis Amerika yang berbatasan dengan Jepang di utara, Guam di timur, dan dataran tinggi (plateau atau plato) di selatan.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa “kemampuan AS untuk membela sekutu, mitra dan kepentingan vitalnya sendiri menjadi semakin dipertanyakan. Jika rakyat tidak bertindak segera untuk mengatasi kondisi ini, maka jelas konsekuensinya akan serius dan permanen, yang dapat merugikan militer AS dalam perang berikutnya melawan negara yang memeranginya.”
Tidak diragukan bahwa Cina dan Rusia telah memusatkan perhatian untuk membangun kemampuan yang sepadan guna menghilangkan dominasi AS di beberapa sektor. Namun kedua negara itu sulit dibayangkang akan menjadi penantang AS yang sudah terlanjur sebagai stempel militer global. Amerika seudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk terus melakukan intervensi dengan kekebalan karena satu dekade peperangan. Akan tetapi, laporan ini harus dilihat dimana saat ini Trump memerintahkan Pentagon untuk memotong anggaran tahun fiskal 2020 yang diusulkan.[]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info (25/11/2018