Mengutuk Keras Upaya Monsterisasi Bendera Tauhid!
Oleh: Ahmad Rizal (Indonesia Justice Monitor)
Masih terngiang ingatan kita soal pawai bendera Israel dianggap tradisi. Bahkan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan “Pengibaran bendera Israel di Jayapura peringatan dari komunitas Sion Kids, ini komunitas masyarakat. Itu sudah seperti tradisi dan merupakan budaya.” Sementara ada upaya monsterisasi bendera tauhid oleh pihak-pihak tertentu bahkan dianggap bendera teroris. Dan hari-hari ini kita dikagetkan pembakaran bendera tauhid oleh oknum-oknum ormas Islam.
Penulis menduga ada kesalahan mengidentikkan bendera tauhid dengan bendera HTI, padahal sudah berulang kali HTI sendiri menyampaikan penjelasan bahwa itu bukan bendera HTI. HTI sendiri tidak punya bendera, bendera yang dimaksud adalah bendera dan panji Rasulullah berdasar hadits shahih, tulisan yang tertera pun kalimat syahadatain. Jadi mengatakan ‘bendera HTI’, menunjukkan bahwa yang mengatakan mungkin saja tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang Islam, dan tentang HTI itu sendiri.
Upaya menciptakan kesan negatif terhadap simbol Islam, khususnya terhadap al liwa’ dan ar royyah, yang dikaitkan atau yang oleh media disebut sebagai bendera HTI atau atribut HTI, adalah agar umat menjauhi bendera tersebut. Umat kemudian tidak lagi mau mengibarkan al liwa’ dan ar royyah. Sehingga ujung-ujungnya adalah juga menjauhi ide Khilafah.
Padahal antara al Liwa dan ar Raya dengan syariah dan khilafah tidaklah dapat dipisahkan. Al Liwa dan ar Rayyah di masa lalu menjadi simbol keberadaan atau eksistensi khilafah dan persatuan umat.
HTI sendiri memang sejak awal keberadaannya di negeri ini konsisten untuk selalu mengusung bendera al liwa’ dan arrayah, tujuannya tidak lain agar umat Islam menjadi tahu bahwa ternyata umat Islam memiliki bendera tauhid, bendera pemersatu, yakni al liwa’ dan ar rayyah.
Al Liwa’ dan Ar Royah adalah bendera dan panji Rasulullah SAW yang bukan hanya sebagai simbol kekuatan Islam tetapi panji rasul adalah pemersatu umat Islam dan penjelas arah perjuangan Umat Islam. Oleh karenanya selayaknya seluruh umat Islam menerima panji ini dengan gempita dan menjaganya untuk menjadikan mereka layak disebut sebagai bagian kaum muslimin yang senantiasa menegakkan kalimatillah di negeri ini, dibumi Allah tercinta ini, seperti yang tertulis pada al liwa’ dan ar royah.[]