Cina Mulai Menyadari Bahwa Amerika Menginginkan Perang Dingin Yang Baru
Menurut CNN:
Ada kesadaran dan ketakutan yang berkembang di antara para pejabat Cina di Beijing bahwa Presiden AS Donald Trump bisa serius dengan janjinya untuk mengubah hubungan bilateral yang telah mereka alami dalam beberapa dekade terakhir.
Ini adalah suatu kejutan bagi Beijing untuk menyadari bahwa laporan tentang inisiatif kebijakan pemerintah yang luas yang menentang Cina lebih dari sekadar kabar angin Washington.
Sejak bulan Juni, hubungan diplomatik Amerika Serikat dan Cina telah memburuk dengan cepat pada berbagai bidang, tidak hanya perdagangan tetapi juga militer dan politik.
Ini mungkin bukan awal dari Perang Dingin berikutnya, setidaknya belum, tetapi hubungan antara kedua belah pihak telah menjadi sangat dingin pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sekarang Presiden Cina Xi Jinping mungkin bertemu dengan Trump di KTT tahunan para pemimpin G20 di Buenos Aires pada bulan November dalam upaya untuk mendapatkan solusinya. Para pakar kebijakan kedua belah pihak khawatir mungkin sudah terlambat untuk menemukan jalan untuk kembali seperti sedia kala.
“Ada pergeseran pasang surut di Amerika dalam proporsi yang tidak pernah saya lihat dalam hidup saya jauh dari hanya sekedar gagasan lama keterlibatan,” kata Orville Schell, direktur Pusat Masyarakat Asia yang berbasis di New York pada hubungan AS-Cina, kepada CNN.
“Saya kira kita berada pada tindakan terakhir di mana beberapa gagasan tentang hubungan yang lebih kooperatif dapat diselamatkan.”
Komentar :
Kesalahan dari negara-negara seperti Cina dan Rusia adalah bahwa mereka berpikir Barat bersikap tulus saat berbicara tentang pentingnya sistem internasional dan kerja sama yang damai di antara negara bangsa. Bahkan, Amerika, seperti negara-negara Eropa sebelumnya, hanya berusaha menggunakan pembicaraan atas nilai-nilai liberal dan diskusi tentang kebebasan dan demokrasi untuk kepentingan nasionalnya. Amerika akan mengikuti sistem internasional selama sistem itu bermanfaat baginya, dan Amerika akan meninggalkan sistem itu segera setelah kepentingannya menunjukkan sebaliknya.
Adalah Inggris yang pertama kali memperjuangkan ide Adam Smith tentang pasar bebas, yang menulis ‘Wealth of Nations (Kekayaan Bangsa-Bangsa)’ pada tahun 1776, tahun yang sama saat Amerika Serikat menyatakan kemerdekaannya dari Kerajaan Inggris. Minat Inggris untuk melakukannya adalah untuk menekan koloni-koloni Amerika sebelumnya agar dapat terus melakukan perdagangan dengan Inggris. Selama sebagian besar abad kedua puluh, Amerikalah yang mempromosikan perdagangan bebas di seluruh dunia. Namun sekarang Amerika menghadapi ancaman pesaing baru yakni Cina, mantan juara perdagangan bebas yang menjadi pendukung proteksionisme.
Negara-negara kafir tidak pernah mempraktekkan apa yang mereka kampanyekan. Prinsip-prinsip mereka dirancang hanya untuk orang lain agar diadopsi, sementara mereka didorong oleh kepentingan materialis duniawi saja. Allah (swt) berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.”[TQS Al-Isra: 81]