Ijtima’ Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Jawa Timur, “Hentikan Persekusi Ulama, Jika ingin Negeri Ini Aman dan Tentram”
Ahad, 30 September 2018, bertempat di Ponpes Basmallah, Peterongan, Bangsal, Mojokerto telah berlangsung Ijtima’ Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Jawa Timur.
Sejak pagi, Ponpes yang dipimpin oleh, Kyai Masyhudi telah didatangi para ulama dari berbagai kota di Jawa Timur, mulai ujung timur dari Banyuwangi hingga ujung barat dari Magetan, hadir mengikuti ijtima’ ulama ini.
Kyai Masyhudi, selaku shahibul bait, menyampaikan salam takdzim atas kehadiran para ulama Jatim di pondok pesantren beliau. Lebih dari 110 kyai, Pengasuh Pondok Pesantren dan asatidz “rawuh” dalam ijtima ulama ini. Beliau mohon maaf kepada para hadirin, jika ada yang kurang berkenan dalam melayani para tamu ulama.
“Beginilah kondisi pondok, mohon maaf jika fasilitas kurang memadai. Kami sangat bersyukur para ulama hadir ke pondok kami, semoga membawa berkah bagi pondok ini”, ucap Kyai Masyhudi membuka acara.
Ijtima’ ulama ini membahas persoalan sangat krusial, yang sedang menjadi pembicaraan umat yaitu: persekusi terhadap ulama dan pegiat dakwah Islam, kebangkitan gerakan komunis (PKI) yang anti umat islam dan ulama, dan telah terbukti dalam sejarah melakukan pembantaian terhadap ulama.
Sebagaimana ramai diberitakan media, sejumlah ulama, pegiat dakwah dan aktifis Islam di berbagai daerah telah mengalami persekusi. Mereka, para ulama ini, dipersekusi karena mendakwahkan ajaran islam khilafah. Mereka dituduh akan merubah dasar negara, mengancam kebhinekaan, anti toleransi, dan tuduhan miring lainnya.
Padahal apa yang ulama dan pegiat dakwah ini lakukan hanyalah menyampaikan ajaran Islam tentang pemerintahan yaitu khilafah.
Sementara orang, tokoh, organisasi lain yang justru saat ini telah mengancam dan menggerogoti negara serta melakukan adu domba umat tidak pernah dipersoalkan.
Meski sudah banyak elemen masyarakat yang penuntut agar penegak hukum berlaku adil, namun tidak pernah diproses kasusnya.
Persoalan lain yang menjadi perhatian para ulama adalah musibah yang menimpa negeri ini, yaitu gempa bumi yang terus terjadi. Dalam perspektif aqidah berbagai bencana alam yang melanda negeri ini akibat kemaksiyatan yang dilakukan manusia. Gempa bumi di Lombok, NTB, hingga gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah merupakan teguran dari Allah SWT.
“Jika negeri ini ingin selamat, terhindar dari bencana, maka fitnah dan persekusi terhadap ulama harus segera diakhiri”, tegas salah satu peserta ijtima’ ulama.
Para peserta ijtima’ menyatakan sikap agar penguasa berlaku adil dan menghentikan persekusi terhadap ulama serta pegiat dakwah Islam, jika menghendaki kesejahteraan dan keamanan bagi negeri ini. Jika tidak maka mereka akan ditinggalkan oleh masyarakat, terlebih di tahun politik ini, masyarakat harus waspada di tahun 2019 dalam memilih pemimpin.[]
Sumber: news.shautululama.org