Dan Si Emak Pun Berpolitik
Oleh: Endah Sulistiowati | Dir. Muslimah Voice
Emak, hari ini begitu fenomenal dan viral. Siapa pun dia, apapun jabatannya, di belakangnya ada siapa, tetap saja sebutan Emak menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual yang tinggi. Lihat saja ada Relawan Emak Militan Jokowi Indonesia (EMJI) yang digawangi oleh Djati Erna Sahara. Sebelumnya Barisan Emak Emak Militan Indonesia sudah terlebih dulu go public, bahkan logo gambar kartun wanita berhijab hitam dengan kacamata hitam banyak digunakan sebagai wallpaper oleh para muslimah pada akun media sosial mereka, terakhir melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 18 Juli 2018. Mereka menuntut Presiden Jokowi menurunkan harga sembako. https://m.liputan6.com/news/read/3592668/foto-demo-harga-sembako-emak-emak-bawa-alat-masak-ke-istana?page=NaN
Islam secara yuristik telah menetapkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kedudukannya sebagai manusia. Adakalanya Islam menetapkan aktivitas-aktivitas itu sebagai suatu yang wajib, haram, sunnah, mubah atau makruh, tanpa ada pembedaan atau diskriminasi.
Adapun berbagai aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki dengan ke maskulinan nya, atau aktivitas perempuan dengan kefemininan nya, maka Islam telah memisahkan diantara keduanya dan membedakan terkait dengan predikat masing-masing. Allah swt yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan adalah pihak yang paling mengetahui apakah sesuatu itu termasuk urusan laki-laki atau urusan perempuan.
Syariat Islam telah menetapkan bahwa wanita adalah seorang ibu dan pengatur rumah tangga, untuk itu Islam menetapkan seperangkat hukum untuk perempuan. Yaitu masalah kehamilan, kelahiran, penyusuan, pengasuhan dan masalah iddah. Akan tetapi, dalam waktu yang sama Allah juga mewajibkan perempuan untuk mengemban dakwah dan menuntut ilmu. Dan Allah pun juga membolehkan para perempuan untuk berjual-beli, kontrak kerja, dan perwakilan.
Dari sinilah muncul berbagai pertanyaan, bagaimana jika seorang Emak Muslimah ini terjun kedunia politik? Bagaimana keluarga nya kalau Emak Muslimah harus berpolitik?
Berbincang politik di tahun politik menjadi suatu hal yang umum dan penting. Umum karena memang sudah seharusnya dibicarakan. Penting agar kita paham posisi sebagai Emak ada dimana?
Politik atau dalam bahasa Arab siyasah mempunyai makna mengatur urusan umat, baik secara dalam maupun luar negeri. Politik dilaksanakan baik oleh Negara (pemerintah) maupun umat. Negara adalah institusi yang mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan umat mengoreksi (muhasabah) pemerintah dalam melakukan tugasnya. (Abdul Qodim Zallum, Pemikiran Politik Islam,Al Izzah, 2001)
Emak adalah bagian dari umat, sehingga jelaslah letak aktivitas politiknya, yaitu mengoreksi pemerintah dalam mengurusi kebutuhan umat. Di era digital saat ini, aktivitas politik dengan mudah bisa dilakukan dirumah oleh para Emak, lewat jari tangan dengan membuat berbagai tulisan opininya, statusnya dan lain sebagainya, apalagi dunia Sosmed sangat ditakuti pemerintah saat ini. Bagaimana jika harus dengan aksi massa, boleh-boleh saja, asal tetap dalam koridor syar’i.
Sehingga perlu dipahami pula, ketika para Emak ketika berpolitik tidak harus jadi anggota dewan, apalagi harus menjadi satu dari jajaran para penguasa. Ber aktivitas politik itu mudah kan Mak, mari kita lanjutkan perjuangan.