Mudzakarah Ulama Aswaja Purwakarta: Mengaitkan Teror Bom Dengan Simbol dan Ajaran Islam adalah Penghinaan Terhadap Islam

 Mudzakarah Ulama Aswaja Purwakarta: Mengaitkan Teror Bom Dengan Simbol dan Ajaran Islam adalah Penghinaan Terhadap Islam

Forum Mudzakarah Ulama Aswaja Purwakarta menggelar buka puasa bersama para ulama se-Kabupaten Purwakarta, Ahad, (27/05) di pondok Pesantren Nurrahman al-Burhani, Purwakarta.

Kegiatan ini dilaksanakan selain dalam rangka silaturahmi antar alim ulama di Purwakarta, juga membahas beberapa isu-isu terkini yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Nampak hadir puluhan orang yang terdiri dari para Kyai, Ajengan, Asatidz serta Muhibbin.

Dalam sambutannya, KH. Asep Jamaluddin selaku tuan rumah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurrohman al-Burhani, Bongas, menyampaikan perasaan bahagia karena bisa menjadi tuan rumah dari pertemuan ulama-ulama di Purwakarta.

“Saya bahagia bisa menjadi tuan rumah dari halqoh ulama Aswaja. Insya Allah saya siap menampung setiap kegiatan ulama Aswaja, terlebih ketika membahas persoalan umat”, papar Kyai Asep.

Demikian sambutan KH. Asep Jamaluddin di hadapan para ulama yang hadir pada pertemuan tersebut.  Beliau juga aktif di Komisi Fatwa MUI Kabupaten Purwakarta,

Bertindak sebagai pemateri, KH. DR. Azi Ahmad Tadjuddin, M.Ag, Pengasuh Pondok Pesantren Uswatun Hasanah Purwakarta. Beliau menyampaikan fenomena yang kini menimpa umat tidak lepas dari tidak diterapkannya Islam secara kaffah dalam kehidupan. Disamping itu beliau juga menyoroti perihal kasus teror bom yang kini tengah ramai diberitakan.

“Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, teror bom bukanlah ajaran Islam. Kita semua tentu mengutuk perbuatan teror tersebut. Namun jika ada yang mengaitkan teror bom dengan simbol-simbol dan ajaran Islam, semisal cadar dan jihad maka itu adalah penghinaan kepada Islam”, paparnya.

“Kini dakwah Islam tengah menghadapi tantangan yang besar, HTI sebagai ormas dakwah dizalimi dengan dicabutnya badan hukum oleh pemerintah. Teror bom dikaitkan dengan Islam, Jihad dan Khilafah, padahal semuanya itu merupakan ajaran Islam. Tentu ulama tidak boleh diam saja. Ulama harus turun membela”, pungkasnya.

Sementara itu, KH. Yohana dari Syarikat Islam Purwakarta yang hadir dipertemuan tersebut juga menyampaikan hal yang senada dengan KH. Azi. Beliau mengutuk perbuatan terorisme,
“Teroris bukan Islam, pelaku bom itu belum beres ngajinya”.

Turut hadir dalam forum tersebut diantaranya, al-Ustadz Ma’shum Mahfudin,M.Pd.I, dari Madrasah Adabiyyah Islamiyyah (MAI) Purwakarta, al-Ustadz Cecep Abdul Basith ibn Jalaluddin Sayuthi, Pengasuh Majlis al-Barakah, Gunung Buleud-Sukasari, al-Ustadz Saepuddin ibn Utsman, Pengasuh Majlis as-Salaf, Bunder-Jatiluhur, al-Ustadz Dzikrullah, Pengasuh Majlis ath-Thayyibah, Ciganea-Jatiluruh, al-Ustadz Yan Septiana, M.Ag., Pengasuh Majlis Darul Ulum, Cibening-Bungursari, al-Ustadz Subi Harsono, Pembina Majlis al-Mustanir Purwakarta, al-Ustadz Arif Noor Dhaiman, S.Pd.I., Ketua Forum Ulama Ahlusunnah wal Jama’ah (ASWAJA) Purwakarta, dan masih banyak para alim ulama lainnya.

Acara berlangsung dengan lancar dan khidmat serta ditutup dengan buka puasa bersama para Kyai, Ajengan, Asatidz, Muhibbin dan para santri.[]

Sumber: shautululama.com

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *