Ijtima’ Ulama Aswaja Madura: Antek-antek Penjajah Telah Merendahkan Martabat Bangsanya dengan Menebar Teror
Sabtu, 26 Mei 2018, tidak kurang dari 30 ulama dan masyarakat berkumpul di kediaman KHR Muhammad Halili, Blega Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Para ulama Aswaja Madura angkat bicara terkait teror bom yang opininya menyudutkan Islam dan kaum muslimin. Seakan ingin mengatakan bahwa pelaku teror adalah Islam. Sebuah stigma yang jahat, dan sangat berbahaya yang diprakarsai oleh negara asing penjajah.
Acara dibuka dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan penyampaian kata sambutan oleh Shahibul Bayt al mukarom KHR Muhammad Halili. Beliau menyampaikan banyak terima kasih karena menjadi jalan terselenggarangnya Ijtima’ Ulama Aswaja Madura dan beliau berpesan untuk terus berjuang mewujudkan izzul Islam wal Muslimin.
Mengawali taushiyah, Shahibul Fadhilah Al Mukarrom Ustadz Badrul Munir menjelaskan, perjuangan penegakan Khilafah bukanlah suatu hal yang baru, karena sudah sangat masyhur di kalangan kaum muslimin sejak dahulu kala, apalagi di kalangan para ulama Ahlu sunnah wal jamaah.
Kita bisa melacak di kitab-kitab mereka. Al Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Kitab As-Showa’iqul Muhriqoh dan Imam As-Safarini Al-Hanbali dalam Kitab Lawami’, kedua ulama itu menjelaskan wajibnya mengangkat Khalifah berdasarkan ijma’ shahabat. Dengan demikian dapat disimpulkan penegakkan Khilafah itu wajib, karena mustahil Khilafah tegak tanpa adanya khalifah.
“Bila saat ini ada yang mencoba mendiskreditkan Khilafah dan menuduhnya yang bukan-bukan, itu berarti telah merendahkan martabat para ulama ahlu sunnah wal jamaah” tegas beliau.
Selanjutnya, Shahibul Fadhilah Al Mukarrom Ustadz Muhajir, memberikan pesan yang hampir sama, bahwa Khilafah adalah ajaran Islam dan memperjuangkan Khilafah adalah sebuah kewajiban, sebagaimana maqolah ulama ahlus sunnah wal jama’ah Imam Abu Zakaria an-Nawawi, dalam Syarh Shahih Muslim.
Berkaitan dengan kejadian terorisme beliau menegaskan, “Terorisme yang terjadi di negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia, tidak lepas dari yang apa yang mereka rencanakan (Amerika dan antek-anteknya). Mereka sangat khawatir terhadap penyatuan umat Islam karena akan mengganggu kepentingan mereka. Mereka saat ini sejatinya sedang melakukan penjajahan terhadap negeri-negeri umat Islam dengan berbagai macam modus”.
Para antek telah bekerja mati-matian untuk merendahkan martabat bangsanya sendiri dan memuliakan para penjajah, oleh karenanya jangan pilih rezim antek penjajah di tahun 2019 mendatang. Cukuplah sekali ini kita keliru dan menderita.
Menjelang maghrib, Shahibul Fadhilah Al Mukarrom Ustadz In’am Anis diminta untuk menutup majelis tersebut dengan do’a dan memandu pernyataan sikap Ulama Aswaja Madura. Acara berakhir dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.[]
Sumber: shautululama.com