Bumi yang Diberkati: Dalam Masīrah Hizbut Tahrir di Khalil Al-Rahman, Lautan Manusia Meneriakkan Slogan-slogan yang Menuntut Penegakan Khilafah
Sabtu sore, setelah Ashar, 27 Rajab—yaitu bulan di antara bulan-bulan yang dihormati, asyhurul hurum—1439 H/14 April 2018 M, dimulai masīrah (long march) Hizbut Tahrir dalam rangka mengenang 97 tahun runtuhnya Khilafah, di kota Hebron (al-Khalil), pada waktu yang ditentukan, dan di tengah-tengah partisipasi sebagian besar dari tokoh-tokoh Hebron, pendukung Hizbut Tahrir dan manyoritas masyarakat umum dari rakyat di kota tersebut. Sebuah spanduk besar dibentangkan yang berisi tuntutan untuk penegangkan Khilafah, serta meminta orang-orang yang berkuasa di tengah-tengah kaum Muslim agar berjuang menegakkan khilafah dan menggerakkan (mengirim) tentaranya, dalam rangka untuk pembebasan tanah yang diberkati dan tempat isra’-nya Rasulullah SAW.
Dr Mus’ab Abu Urqub menyampaikan testimoninya di akhir masīrah yang menjelaskan bahwa Al-Quds (Yerusalem) merupakan udara (hawa) bagi hati orang-orang beriman, dan Al-Quds akan menjadi pusat negara Islam, namun tidak akan ada yang bisa mengembalikan pada kedudukannya itu kecuali Khilafah Rasyidah. Dia menekankan bahwa lautan manusia yang berpartisipasi dalam masīrah ini menegaskan sejauh mana kerinduan hati rakyat Palestina dan kaum Muslim pada umumnya untuk menjalankan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Sungguh hati mereka begitu rindu untuk bisa melihat satu umat yang bersatu, dan mata mereka fokus tertuju untuk bisa membebaskan al-Quds (Yerusalem) dan semua sisinya.
Lautan manusia dalam masīrah ini mengirim pesan kepada umat Islam yang intinya bahwa Khilafah akan mengembalikan kemuliaan umat, dan al-Quds pada kedudukannya, sedang rakyat Palestina tengah menunggu tentara umat Islam untuk bergerak dalam rangka menolong Al-Aqsa dan Palestina.
Abu Urqub menjelaskan bahwa aparat keamanan berusaha mencegah dan menghalangi masīrah ini untuk sampai ke bundaran Ibn Rusyd. Dan pada akhir masīrah, aparat keamanan menembakkan gas air mata pada kerumunan orang yang meninggalkan tempat setelah selesai masīrah, hingga menyebabkan sejumlah tokoh dari Hebron (al-Khalil) dan para lansia mengalami pingsan.
Abu Urqub mencela serangan pada kerumunan tersebut, meski pihak kepolisian dan Gubernur Hebron mengkonfirmasi bahwa tidak ada tujuan untuk mencegah masīrah, dan mereka akan mengatur dan memfasilitasi lalu lintas di tempat. Abu Urqub menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Otoritas mengungkapkan akan kemarahan yang sudah memenuhi hati mereka, karena melihat lautan dan hamparan manusia dengan jumlah yang sangat besar, di mana mereka semua keluar kompak menuntut Khilafah Islam, meskipun dalam beberapa hari terakhir dan di pagi harinya telah diwarnai beragam ketegangan, ketidakjelasan dan intimidasi yang dilakukan Otoritas terkait penyelenggaraan masīrah yang in syā Allah membawa keberkahan ini.
Sabtu, 27 Rajab 1439 H./14 April 2018 M.
Perwakilan dari Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir
Di Tanah Yang Diberkati (Palestina)