Bicarakan Khilafah Masjid Al Amin Medan Disesaki Jamaah

 Bicarakan Khilafah Masjid Al Amin Medan Disesaki Jamaah

Ruangan Masjid Al Amin, Jalan Prof. HM Yamin, SH, Medan, pagi ini, Sabtu (14/4) penuh sesak jamaah dari berbagai daerah. Membludaknya peserta terlihat hingga ke bagian teras masjid.

Mereka yang terdiri dari pria dan wanita itu menghadiri peringatan Isra mikraj bertema “Khilafah Ajaran Islam” yang digelar Majelis Kajian Islam Kaffah (MKIK).

Tampil sebagai penceramah pada acara yang berlangsung mulai pukul 08.30-11.30 WIB itu, antara lain Al Ustadz H. Musa Abdul Ghani, Al ustadz Musdar Syahban, Al ustadz Lilik Suhendra dan Al ustadz Marwan Rangkuti.

Panitia acara, Amali dalam sambutannya menyebutkan, memaknai Isra Mi’raj seharusnya tidak hanya berhenti pada pelaksanaan kewajiban shalat tetapi juga semestinya setiap muslim bersegera pula merealisasikan ketaatan lainnya, yakni memerintahkan kemakrufan serta mencegah dan menghilangkan kemungkaran.

“Hendaknya juga setiap muslim mengakhiri kemungkaran paling besar. Caranya bersungguh-sungguh menyerukan penerapan syariat Islam secara Kaffah dan mengangkat seorang Khalifah,” ucapnya.

Sementara itu, penceramah pertama Al Ustadz H. Musa Abdul Ghani mengatakan jika ada yang menolak khilafah berarti menolak syariah Islam.

Ustadz itu mengutip salahsatu ayat yang menyeru untuk masuk Islam secara kaffah dan tidak mengikuti langkah setan.

Pada bagian lain, Ustadz Musa menjelaskan tentang istilah khilafah yang menurut saya populer di kalangan ulama dan para santri.

“Istilah Khilafah tidak asing bagi saya. Kakek saya dulu adalah seorang Khalifah di Tarekat Naqsyabandiyyah”, ucapnya.

Ustadz itu juga mengaku tahu istilah Khilafah ketika menuntut ilmu di Sekolah Qismu Ali.

“Kitab Fiqih Sulaiman Rasyid ada bab tentang Khilafah. Kemudian saya ngaji di Hizbut Tahrir juga ada pembahasan khilafah,” ucap Ustadz Musa.

Penceramah lain, Ustadz Musdar Syahban memaparkan tentang posisi umat Islam yang di dalam Al Qur’an disebut sebagai umat terbaik, justru realitanya hari ini sangat bertolak belakang.

“Apakah Allah yang salah? Tidak. Kita lah yang salah”, ucapnya.

Ustadz itu menggambarkan kondisi ratusan juta rakyat muslim di negeri ini yang notabene mayoritas tetapi mengalami nasib yang menyedihkan.

“Tatkala Khilafah jatuh tahun 1924… sejak itulah terjadi berbagai keburukan dan kedzaliman”, paparnya.

Sementara ustadz Lilik Suhendra menyebutkan, semua problematika yang hari ini ada, hanya bisa diselesaikan dengan Khilafah”
Sementara ustadz Marwan Rangkuti yang tampil sebagai pembicara akhir menyoroti tentang sistem demokrasi yang menjadi penyebab utama keterpurukan umat.

“Bagaimana mungkin kita mengambil demokrasi sekuler, yang merupakan akar berbagai persoalan sebagai solusi dari permasalahan umat ini?,” ucapnya.

Ustadz Marwan menambahkan bahwa yang telah berhasil mengubah sistem jahiliyah menjadi sistem islam adalah Rasulullah. Maka wajib bagi kita memperjuangkan tegaknya sistem islam sesuai dengan thariqah dakwah yang dilakukan Rasulullah,” paparnya.

Cara yang harus dilakukan, katanya, melalui jalan dakwah bukan kekerasan, bukan pula dengan menjadi kroni-kroninya para kapitalis”. Membahana
Selama pelaksanaan acara itu, gema takbir kerap membaha di dalam masjid sehingga membuat sejumlah jamaah semakin khidmat mendengarkan ceramah para ustadz.

Banyak nya jumlah peserta yang hadir dalam Israk mikraj itu sempat memacetkan arus lalu lintas di sekitar.

Area parkir yang disediakan pihak panitia tidak mampu menampung seluruh kendaraan para peserta. Akibatnya, sebagian ruas jalan digunakan untuk lokasi parkir.

Kepadatan lalulintas di kawasan itu juga sangat kentara ketika para peserta akan meninggalkan lokasi acara.

Beruntung petugas kepanitiaan mampu mengkondisikan nya sehingga tidak terjadi kemacetan panjang.[]
Sumber: mercusuarumat.com

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *