Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Merestui Agresor Israel… Ketahuilah Bahwa Umat Tidak Sama dengan Dia!
Oleh: Umar Syarifudin (pengamat politik Internasional)
“Israel dan Palestina punya hak untuk memiliki tanah air sendiri”, kata Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam sebuah wawancara dengan majalah AS The Atlantic. Inilah untuk pertama kalinya, seorang pejabat tinggi Arab Saudi secara eksplisit mengakui hak eksistensi Israel. Ditanya apakah “orang-orang Yahudi memiliki hak untuk (mempunyai) negara di setidaknya sebagian dari tanah air leluhur mereka,” Mohammed bin Salman menjawab: “Saya percaya, orang Palestina dan Israel memiliki hak untuk memiliki tanah mereka sendiri.” (http://www.tribunnews.com/internasional/2018/04/03/putra-mahkota-arab-saudi-mohammed-bin-salman-israel-punya-hak-atas-tanah-air)
Komentar
Tanpa malu, pemimpin Arab Saudi berbicarakan tentang hak-hak Negara penjajah. Ketahuilah bahwa kita Muslim tidak pernah sama dengan Anda. Bani Israil telah membunuh para Nabi dan mengubah Kitabullah dan menentang Allah Swt. Lalu mengambil tanah umat Islam, mengusir saudara-saudara kita dari rumah mereka, membunuh saudara-saudara kita di depan mata kita dan mengumumkan permusuhan yang ganas terhadap Islam dan kaum Muslim. Apakah Putyra Mahkota Arab Saudi ini masih memiliki martabat atau kepekaan?
Lalu Anda, Mohammed bin Salman mengatakan bahwa “Israel dan Palestina punya hak untuk memiliki tanah air sendiri”. Disaat harapan umat Islam di seluruh dunia membara ingin membebaskan Baitul Maqdis dari tangan zionist bergema di seluruh negara, tidak hanya warga Arab Saudi, tetapi hari ini umat Islam di seluruh dunia menjadi paham siapa jati diri Mohammed bin Salman yang telah mengizinkan para pelanggar dari tanah yang diberkahi, untuk berdiri tegak di atas darah umat Islam.
Anda, Mohammed bin Salman juga mengatakan bahwa “Kita harus memiliki perjanjian damai (antara Palestina dan Israel) untuk menjamin stabilitas bagi semua orang.” Israel adalah Israel. Tetaplah negara agresor perampas tanah kaum muslim, tidak mengenal basa-basi diplomasi. Negara yang terbiasa darah yang tertumpah penduduk Palestina dianggap ‘murah’ dan Barat dan antek-anteknya tetap tenang tak bergerak. Termasuk para penguasa kaum muslim yang terus saja diam layaknya penghuni kubur. Israel, anak haram Amerika, berani lancang melakukan kejahatan terhadap kaum muslim dan penduduk Palestina karena mengetahui bahwa kaum muslim tanpa Khilafah terpecah belah menjadi lebih dari 50 pecahan. Karena itu, meski kaum muslim memiliki kemampuan dan jumlah mereka lebih dari satu setengah milyar namun mereka tidak bisa melenyapkan zionisme Israel yang kejam dan membebaskan kiblat pertama dari cengkeraman Israel.
Maka perlu kami tegaskan bahwa sesungguhnya Palestina adalah mutiara negeri Islam; negeri tempat Isra’ dan Mi’raj; negeri kiblat yang pertama di antara dua kiblat kaum Muslim; tanah suci ketiga dan wilayah yang tidak boleh diperjualbelikan, tidak boleh dibarter atau dijadikan tawar-menawar. Allah telah memuliakan dan memberkahinya. Kaum Muslim saat ini telah diuji dengan para penguasa, seperti Mohammed bin Salman loyal kepada musuh-musuh Allah, Agressor Israel. Mereka tidak mempersiapkan tentara ke medan perang, sebaliknya hanya untuk melakukan berbagai pengakuan, penghormatan dan penyambutan.
Mohammed bin Salman melupakan bahwa Al-Quds pertama kali dibebaskan oleh Khalifah Umar al-Khattab melalui jihad. Begitu juga pembebasan kedua Al-Quds dari tangan Tentara Salib oleh Salahuddin al-Ayubi. Realitas saat ini adalah bahwa Al-Quds diambil dari umat Islam dengan paksa dan berada di bawah tangan para perampas yang mengendalikannya dengan pasukan yang lengkap. Namun Mohammed bin Salman tidak menyadari bahwa untuk membebaskan Al-Quds dan menciptakan perdamaian di Syam adalah dengan menghilangkan hambatan militer yang merampas tanah umat Islam. Mohammed bin Salman tidak menyadari bahwa Israel tidak mengerti bahasa apa pun kecuali bahasa perang, apalagi berani menyebutkan kata “jihad fi sabilillah” untuk membebaskan kaum muslim di Palestina.
Ingat, meski tindakan keji Israel di bumi Palestina sudah ratusan kali berulang, masih saja sebagian tokoh umat Islam seperti Mohammed bin Salman menunjukkan sikap keliru dalam merespon masalah Palestina ini. Pertama: Sebagian kalangan umat Islam, bahkan para tokohnya, seolah masih percaya dan menaruh harapan kepada Israel. Buktinya, mereka masih saja menawarkan solusi damai melalui sejumlah dialog dan perundingan dengan institusi Yahudi itu. Padahal sudah jelas, sudah puluhan kali dialog dan perundingan dengan Israel dilakukan, dan sudah berjalan puluhan tahun, hasilnya boleh dikatakan nihil. Bahkan yang terjadi, tindakan Israel di Palestina dari hari ke hari makin membabi-buta.
Kedua: Sebagian kalangan umat Islam, bahkan para tokohnya, juga seolah masih saja percaya dan bahkan berharap kepada AS, maka sesungguhnya umat tidak mentolerir setiap orang yang berpartisipasi dalam penyesatan dan penelantaran bumi Palestina yang diberkahi oleh Allah ini. Dan sungguh, siksa Allah di Akhirat lebih keras dan menyakitkan seandainya mereka memahami. Palestina dan di seluruh negeri muslim masih memiliki tokoh-tokoh umat yang melangkah dengan langkah-langkah teguh bersama umat mereka untuk menerkam para penguasa jahat, untuk mencabut mereka dan menobatkan kepemimpinan yang adil bagi kaum Muslimin; sehingga kepemimpinan Islam yang lurus memimpin mereka dan memimpin pasukan umat untuk membebaskan seluruh Palestina dan menghancurkan entitas penjajah seakar-akarnya.[]