Vatikan Tidak Pernah Berpihak Kepada Umat Islam, Sebaliknya Selalu Berkonspirasi Melawan Mereka
Situs surat kabar al-Syarq al-Ausath, edisi Ahad 3 Desember 2017, mempublikasikan berita yang mengatakan: “Paus Francis menegaskan—kepada para wartawan dalam perjalanan pulangnya ke Roma dari Bangladesh—bahwa dirinya menangis ketika mendengarkan keluhan para pengungsi Rohingya, dimana mereka memperlihatkan penderitaannya secara langsung. Paus menambahkan bahwa pertemuannya dengan mereka merupakan salah satu persyaratan yang dibuatnya untuk berkunjung ke Burma dan Bangladesh. Paus mengatakan: “Saya tahu bahwa saya akan bertemu dengan orang Rohingya, tapi saya tidak tahu di mana dan kapan. Bagi saya itu adalah salah satu syarat untuk sebuah safari yang saya lakukan”.
Dalam pertemuan di Dhaka, Paus bertemu dengan beberapa pengungsi Rohingya dari kamp-kamp yang begitu memprihatinkan di Bangladesh selatan. Paus berbicara dengan mereka dengan mengatakan: “Penderitaan Anda sungguh sangat keras dan besar, tetapi itu memiliki tempat di hati kami. Saya meminta maaf kepada Anda atas nama orang-orang yang telah menzalimi Anda, terutama di tengah ketidakpedulian dunia.”
***
Vatikan selalu dan masih merupakan sarang konspirasi terhadap Islam dan kaum Muslim. Sedang kunjungan Paus Francis ini hanya salah satu episode dari sekian konspirasi tersebut. Karena itu, kaum Muslim jangan percaya padanya dan air mata buaya yang membasahi pipinya. Akan tetapi kaum Muslim harus menghadapi semua konspirasi tersebut dengan mendirikan Khilafah ‘ala minhājin nubuwah. Sebab hanya Khilafah yang mampu melindungi Rohingya dan kaum Muslim lainnya yang terus dibantai dan dijarah kekayaannya. Khilafah juga satu-satunya yang akan mencegah Vatikan dan negara-negara kafir Barat imperialis dari mengintervensi negara-negara kaum Muslim (mb-alraiah, 6/12/2017).