Pertemuan Riyadh Bahas Dukungan untuk Masalah Palestina dan Sambut Baik Pertemuan Puncak 4 Maret

 Pertemuan Riyadh Bahas Dukungan untuk Masalah Palestina dan Sambut Baik Pertemuan Puncak 4 Maret

Anadolu Agency, 22/2/2025 – Pada saat para pemimpin Barat telah menunjukkan negara mereka sebagai blok yang kohesif dalam dukungan mereka terhadap entitas Yahudi di Jalur Gaza, para pemimpin Arab baru akan bertemu, meski pertemuan mereka sering dilakukan, untuk membahas upaya bersama mereka mengenai masalah Palestina dan perkembangan di Jalur Gaza, namun semua tanpa mengeluarkan pernyataan bersama, bahkan mereka menunda penerbitannya hingga pertemuan puncak darurat Arab yang dijadwalkan di Kairo pada tanggal 4 Maret, pertemuan puncak tersebut ditunda setelah tanggal sebelumnya ditetapkan pada tanggal 27/2/2025.

Pertemuan tersebut, yang secara informal disebut “KTT Teluk”, dihadiri oleh para penguasa lima negara Teluk (Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Bahrain, dan Uni Emirat Arab), di samping para penguasa Yordania dan Mesir.

Di saat entitas Yahudi mulai mendirikan departemen khusus untuk mengusir penduduk Gaza sesuai usulan Presiden AS Trump, para penguasa ini takut untuk mengucapkan sepatah kata pun yang menentang usulan Trump karena takut membuat marah pemerintah AS. Bahkan, penguasa Arab Saudi mengumumkan bahwa ia menginvestasikan 600 miliar dolar untuk ekonomi AS. Trump memintanya untuk menaikkan jumlahnya menjadi satu triliun dolar, pada saat rakyat Gaza ditinggalkan tanpa tenda atau rumah untuk melindungi mereka, setelah mereka kembali dari tenda-tenda mereka di selatan ke utara, dan mereka mendapati betapa parahnya kerusakan yang telah menimpa rumah mereka. Sementara Raja Yordania menyetujui usulan Trump saat kunjungannya ke Gedung Putih dan mengumumkan bahwa Yordania akan menerima dua ribu warga Gaza yang sakit, sebuah langkah yang konsisten dengan rencana Trump untuk mengusir rakyat Gaza. Bahkan ia meminta Trump untuk melakukan hal ini tanpa merugikan kepentingan siapa pun, artinya Amerika akan menjamin kelangsungan kursi raja setelah pemindahan tersebut, karena ia hanya peduli dengan kursinya sendiri.

Adapun para penguasa lainnya yang berkumpul, mereka bersekongkol melawan umat mereka, seperti penguasa Emirat; menormalisasi hubungan dengan musuh mereka, seperti penguasa Bahrain, dan melayani musuh mereka, seperti penguasa Qatar, atau antek-antek lemah lainnya yang tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan.

Untuk semua ini, para “pemimpin” bertemu dan kemudian bubar, tidak seorang pun mengetahui sikap mereka. Sikap yang pertama-tama mereka inginkan adalah yang menyenangkan presiden Amerika, kemudian mereka memikirkan cara untuk mewujudkannya yang akan melindungi mereka dari kemarahan rakyat dan umat mereka (hizb-ut-tahrir.info, 23/2/2025).

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *