Forum Tabayyun Ungkap Dampak Privatisasi (Pemagaran) Laut

 Forum Tabayyun Ungkap Dampak Privatisasi (Pemagaran) Laut

Mediaumat.info – Abu Zaid dari Forum Tabayyun memaparkan dampak bagi nelayan dan ekosistem laut dari adanya privatisasi pemagaran di laut Tangerang, Banten.

“Yang jelas itu, yang pertama untuk nelayan ya, itu aksesnya ke laut jadi susah kan. Ya karena di pager-pageri semua,” ujarnya dalam Kabar Petang: Negara Wajib Melindungi Kepemilikan Umum, Jumat (31/1/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Menurut Abu Zaid, yang terjadi ini sudah lama, dan pada akhirnya jadi kayak ada jalur kecil bagi nelayan untuk ke laut jadi enggak terbuka lagi, akses mereka ke laut terbatas.

“Apalagi nanti kalau memang itu kemudian dikapling, terus dijadikan daratan berarti lebih jauh lagi mereka harus melaut,” ungkapnya.

Belum lagi biaya untuk BBM segala macamnya, sambungnya, waktu juga jadi lebih banyak, lebih susah lah. “Nelayan selama ini sudah susah, malah lebih susah,” geramnya.

Dari segi dampak lingkungan, lanjutnya, akan merubah misalnya ekosistem mangrove, harusnya kalau di pantai ya, di tepi laut itu. “Nah, sekarang dibangun semuanya ya berarti itu akan menimbulkan dampak jangka panjang,” imbuhnya.

Dan yang lebih mengkhawatirkan, katanya, lebih mengerikan lagi sebenarnya, lebih dari sekadar nasib nelayan dan ekosistem pantai.

“Adalah ya negara ini habis Mas Nanang (pembaca acara Kabar Petang), dibagi-bagi semua, nanti Mas Nanang kalau mau lewat di laut harus bayar, lama-lama itu ya, kalau enggak bayar, enggak boleh lewat ya, kayak jalan tol itu persis,” bebernya.

Lama kelamaan, sebut Abu Zaid, akan habis semua, kalau sebagai rakyat ini diam saja seperti halnya di Kalimantan dan Sumatera.

“Jadi, tanah sudah habis di Kalimantan itu Mas Nanang, kalau lewat Kalbar sampai Kaltim, Kalsel itu, sawit semua itu berapa juta hektare ya. Sumatera sudah habis mulai Lampung sampai Aceh, sawit semua,” jelasnya.

Hal ini (privatisasi), sebut Abu Zaid, sudah mulai merambah ke mana-mana, setelah Kalimanatan dan Sumatera, Sulawesi dan Papua pun jadi sasaran.

“Nah, sekarang ini mulai merambah Sulawesi sama Papua tuh, nanti hutan Papua habis ganti sawit semua atau ganti apa gitu kan, habis semua,” tambahnya.

Akhirnya, pungkasnya, sebagai rakyat sekadar mau cari tanah untuk bikin rumah petak aja, susah nanti itu enggak ada lagi. Kalaupun ada harganya sangat mahal, enggak mungkin terjangkau oleh rakyat begitu.[] Nandang Fathurrohman

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *