Ini yang Harus Dilakukan jika Khilafah Ingin Jadi Negara Besar  

 Ini yang Harus Dilakukan jika Khilafah Ingin Jadi Negara Besar  

Mediaumat.info – Menanggapi rilis sepuluh negara terkaya dari Forbes India, Rabu (29/1/2025), Peneliti dari Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menuturkan beberapa pelajaran yang bisa dipetik jika nanti khilafah ingin menjadi negara besar.

“Jika khilafah yang akan datang diharapkan menjadi negara besar (baik dalam hal luas wilayah maupun jumlah penduduk), maka ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik,” tuturnya kepada media-umat.info, Sabtu (1/2/2025).

Pertama, Sistem dan kebijakan ekonomi yang diterapkan sepenuhnya sesuai dengan syariah. “Dengan penerapan Islam secara menyeluruh, akan ada jaminan bahwa sistem akan berjalan secara adil dan menghasilkan sistem ekonomi yang kuat,” ungkapnya.

Kedua, negara tersebut harus memiliki kebijakan ekonomi yang berkelanjutan, yaitu tidak hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi juga mengembangkan sektor-sektor lain. “Seperti industri manufaktur yang bernilai tambah tinggi, seperti industri militer, bioteknologi dan farmasi, serta teknologi informasi dan komunikasi,” ujarnya.

Ketiga, negara besar dengan populasi yang besar juga membutuhkan sistem pengelolaan sumber daya yang adil dan efisien, yakni kekayaan didistribusikan secara merata ke seluruh rakyat negara tersebut.

Keempat, negara tersebut juga harus berinvestasi dalam pendidikan dan inovasi untuk menciptakan masyarakat yang produktif dan kompetitif di level global, khususnya dengan negara-negara maju seperti AS, negara-negara Uni Eropa, dan Cina.

Kelima, negara tersebut juga harus menjaga agar sistem politik dan hukum tetap stabil dengan memperkuat keamanan dan ketertiban. Dengan demikian, ekonomi juga akan tumbuh secara stabil.

Keenam, negara khilafah juga harus mampu menjalin kerja sama internasional yang saling menguntungkan dengan tetap mempertahankan hukum-hukum Islam dan politik luar negerinya dalam hubungan internasional, seperti tidak terlibat dalam PBB dan WTO yang menjadikan sebagian kedaulatan negara tunduk kepada lembaga-lembaga tersebut, yang hakikatnya berada di bawah kendali negara-negara penjajah.

Menurutnya, di antara faktor yang mendukung suatu negara menjadi negara kaya adalah negara itu memiliki sumber daya alam yang berharga dan melimpah, seperti minyak, gas, atau mineral. Negara-negara penghasil minyak seperti Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab, Norwegia, dan Brunei Darussalam memiliki cadangan minyak yang besar, yang memberikan pendapatan tinggi.

Dengan populasi yang kecil, kata Ishak, kekayaan yang dihasilkan dari sumber daya alam atau sektor ekonomi lainnya dapat dibagi ke lebih sedikit orang, sehingga meningkatkan PDB per kapita. “Beberapa negara juga diuntungkan dengan lokasi geografis yang strategis, seperti Singapura, yang menjadi pusat perdagangan dan keuangan global,” tegasnya.

Namun, negara-negara kaya tersebut, lanjutnya, bisa ditopang oleh kebijakan ekonomi yang lebih efisien, apalagi jika ukuran pemerintahannya lebih kecil dan birokrasinya lebih ringkas. “Beberapa negara kaya juga muncul karena memiliki daya tarik investasi global, seperti yang dilakukan oleh Singapura dan Hong Kong, yang menjadi pusat investasi keuangan. Mereka juga berinvestasi untuk membangun infrastruktur yang menunjang masuknya investasi ke negara mereka,” ungkapnya.

Sebelumnya, dikabarkan Forbes India, Rabu (29/1/2025) telah merilis 10 negara terkaya di dunia yang menempatkan Luxemburg dan Singapura di posisi satu dan dua. Sedangkan negara yang penduduknya banyak dan wilayahnya luas hanya Amerika Serikat yang masuk, itu pun peringkat ke-10.[] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *