Peradaban Barat: Peradaban Palsu dan Menipu

 Peradaban Barat: Peradaban Palsu dan Menipu

Siapa pun yang membaca sejarah secara obyektif akan melihat dengan jelas bahwa peradaban Barat, sepanjang sejarah eksklusivitasnya, penuh dengan bukti yang menunjukkan ketidakadilannya terhadap orang lain. Ketika orang-orang Eropa tiba di Australia, maka hanya sisa-sisa masyarakat adat yang tersisa, mereka menjadikan budaya dan warisannya hanya sekedar cerita rakyat kuno. Hal serupa juga terjadi pada penduduk asli Amerika di benua Amerika, dimana sejarah genosida dan pembantaian sangat kuat. Janganlah kita melupakan kejadian genosida yang dialami kaum Muslim di Andalusia, serta kejahatan Inkuisisi, yang membantai dan memutilasi semua orang yang tidak sependapat dengan mereka.

Ini adalah peradaban yang dibanggakan oleh sebagian orang yang terpesona oleh pemikiran Barat dan dipengaruhi oleh budayanya, sebuah peradaban yang didirikan dengan mengorbankan orang-orang yang menjadi korban invasi dan eksploitasinya.

Jika kita membaca sejarah secara obyektif dan melihat apa yang diberikan peradaban Islam kepada negara-negara yang ditaklukkannya, maka nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip luhurnya akan menjadi jelas bagi kita.

Masyarakat Islam pertama yang didirikan di Jazirah Arab adalah sebuah masyarakat kohesif yang mengesankan dan memikat hati, sebuah masyarakat yang anggotanya terdiri dari Bilal al-Habasyi (Habasyah), Salman al-Farisi (Persia), Suhaib ar-Rumy (Romawi), dan Abu Bakr al-Arabi (Arab), tanpa perbedaan sekecil apa pun di antara mereka, sebuah masyarakat di mana Anda menemukan beragam kebangsaan di dalamnya, masyarakat ini didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan berdasarkan firman Allah SWT:

﴿إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ﴾

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (TQS. Al-Hujurat [] : 13).

Ini adalah tolok ukur perbedaan dalam peradaban Islam, serta undang-undang yang banyak dirasakan oleh umat manusia sehingga mereka menemukan hidup di bawah tahap tertinggi kemuliaan dan martabat yang saat ini telah hilang dari umat manusia, sejak matahari Islam dan peradabannya yang mulia terbenam.

Peradaban Islam tidak mendasarkan sistemnya pada superioritas, pengucilan atau kelasisme, dan tidak membanggakan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dengan cepat jatuh ketika lonceng kepentingan berbunyi, seperti yang dilakukan oleh peradaban Barat, tetapi penaklukan-penaklukan Islam merupakan contoh hidup berdampingan dan integrasi.

Di negara-negara yang dimasuki Islam, kaum Muslim mempertahankan penduduk asli, dan jumlah kaum Muslim pada awalnya kecil dibandingkan dengan mereka, namun masyarakat berkembang di bawah panji-panji Islam, mendapat manfaat dari keadilan undang-undang dan semangat persaudaraan yang dijalankan.

Sebaliknya, kita mendapati peradaban Barat yang membanggakan prinsip-prinsip kemanusiaan dan demokrasinya, tetapi menghancurkannya ketika prinsip-prinsip tersebut bertentangan dengan kepentingannya. Peradaban ini tidak segan-segan mendukung kudeta, mencurangi pemilihan umum, mendanai para tiran untuk menjaga agar masyarakat tetap berada di bawah hegemoninya, serta mendukung dengan dana untuk mengangkat para penguasa yang menindas dan membuat kerusakan di muka bumi. Oleh karena itu, hari ini mereka mengerahkan upaya yang luar biasa untuk menjebak negeri kita agar berada dalam cengkeraman Barat, melalui kampanye distorsi dan disinformasi, serta berusaha menyajikan fakta-fakta yang terdistorsi untuk memalingkan masyarakat dari Islam. Mereka mencoba memprogram pikiran untuk menerima peradaban mereka yang busuk dengan kemasan yang menarik sebagai penyelamat umat manusia, pelindung kebebasan, dan nilai-nilai demokrasi yang palsu, sementara pada kenyataannya, ketika orang-orang memberontak dan menuntut kebebasan dari ketidakadilan, kekuatan-kekuatan Barat justru berlomba-lomba memberikan perlindungan kepada para tiran dan mendukung rezim-rezim yang korup.

Peradaban Barat yang membuat negeri-negeri Islam saat ini menjadi penghalang bagi proyek peradaban supremasi, yaitu kembalinya konsep-konsep Islam ke dalam masyarakat, konsolidasi nilai-nilai perlawanan intelektual, penguatan kebanggaan terhadap identitas dan budaya Islam, serta upaya serius untuk kembali kepada kehidupan Islam dan melanjutkan pengamalan teks-teksnya, untuk melepaskan diri dari bau busuk peradaban Barat.

Kejahatan yang dilakukan oleh Amerika, pemimpin peradaban ini, sejak awal berdirinya hingga hari ini, adalah saksi terbesar dari kebohongan peradaban kotor ini, yang mencintai hegemoni, superioritas, penghinaan dan penindasan terhadap rakyat, mendominasi sumber dayanya, memiskinkannya, serta keinginan untuk menghancurkan siapa pun yang dirasa menentang proyek-proyeknya atau mencoba untuk menggagalkan rencana jahatnya, yang dimulai pertama kali dengan mengendalikan dan melemahkan pikiran, sehingga menyebabkan mereka yang termakan menjadi kehilangan kepercayaan diri dalam kemampuannya, dan mengubahnya menjadi sapi perah belaka demi kelangsungan hidup peradaban kotor mereka.

Peradaban Barat, dengan Amerika sebagai pemimpinnya, telah merampas akal sehat manusia yang telah Allah karuniakan dengan meracuni pikiran banyak orang yang membuat mereka percaya bahwa kekuatan Amerika tidak terkalahkan, sehingga skenario ilusi ini terus berlanjut seolah-olah itu adalah kenyataan, namun sebenarnya bahwa ilusi ini hanya tergambar dalam pikiran orang-orang yang terlah dikendalikan dan terampas kehendaknya.

Kebenaran menjadi jelas hari ini bahwa Amerika telah melakukan kejahatan keji yang tak terhitung jumlahnya terhadap rakyat sejak awal berdirinya, namun Amerika selalu berusaha mengendalikan media untuk menutupi kejahatannya dan mengalihkan perhatian masyarakat dengan isu-isu sekunder untuk mengalihkan perhatian mereka, sehingga mereka tidak melihat wajah buruk Amerika yang sebenarnya. Jika kita melihat secara sederhana pembantaian yang dilakukan oleh Amerika, maka kita benar-benar melihat apa yang mengherankan pikiran dan menegaskan kepalsuan klaimnya sebagai penjaga kebebasan serta pelindung hak asasi manusia.

Umat manusia saat ini menderita karena ketidakadilan, kesenjangan kelas, kemiskinan, kelaparan dan kekurangan, yang membutuhkan penyelamat untuk mengeluarkan dari siksaan ini. Umat manusia telah mencoba semua peradaban, namun mereka hanya menemukan keadilan, kesetaraan, dan martabat di dalam Islam. Islam adalah raksasa yang jika bangkit kembali akan mematahkan semua belenggu perbudakan dan memimpin umat manusia menuju kebebasan dan kemuliaan.

Kami memohon kepada Allah SWT untuk membangkitkan raksasa (Islam) ini, mempercepat kemenangannya, dan menolong tangan orang-orang yang berjuang untuk memenuhi janji Allah yang diimpikan, yang berjalan dengan kapal keselamatan (pelopor yang tidak berdusta pada para pengikutnya), dan mewujudkan semua ini tidak sulit bagi Allah SWT. [] Mu’nis Hamid

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 24/1/2025.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *