UIY: Kita Tidak Boleh Lupa kepada Palestina!

 UIY: Kita Tidak Boleh Lupa kepada Palestina!

Mediaumat.info – Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengingatkan kaum Muslim agar jangan lupakan Palestina.

“Kita tidak boleh lupa kepada Palestina!” ujarnya dalam acara Dzikir dan Muhasabah Akhir Tahun: Hentikan Genosida, Bebaskan Palestina yang diselenggarakan Majelis Miftahul Hikam, Ahad (28/12/2024) malam di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok.

Karena itu, jelas UIY, penting bagi kaum Muslim untuk memahami apa sebenarnya yang terjadi di Palestina serta mengerti solusi tuntas yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah Palestina.

Menurutnya, masalah utamanya adalah pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Inilah yang disebut sebagai qaadhiyah wujuud (problem eksistensi). Bermula pada 1897 dari gagasan Theodor Herzl, Bapak Zionis Internasional, yang menginginkan pendirian negara Yahudi. Dalam pikirannya, semua penindasan terhadap bangsa Yahudi, seperti yang ia lihat pada peristiwa Dreyfus pada tahun 1894, akan bisa diakhiri jika orang Yahudi memiliki negara sendiri. Ditambah dengan doktrin tentang Tanah Terjanji. Seolah Tuhan telah menyerahkan wilayah Palestina dan sebagian Mesir, sebagian Suriah dan Lebanon, yang membentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Efrat di Irak untuk mereka.

Dari awal, sebut UIY, mereka menyadari bahwa Palestina bukanlah tanah tidak bertuan. Wilayah itu ada di dalam kekuasaan Khilafah Utsmani. Melalui Theodor Herzl, mereka kemudian mencoba meminta wilayah itu kepada Khalifah Sultan Abdul Hamid II, tetapi ditolak mentah-mentah. Akhirnya, mereka sampai pada kesimpulan, cita-cita negara Yahudi hanya mungkin bisa diwujudkan jika pelindung wilayah itu, yakni Khilafah Utsmani, dihancurkan lebih dahulu.

“Itulah yang kemudian mereka lakukan dan berhasil pada 1924,” ujarnya.

Setelah runtuhnya Khilafah Utsmani, beber UIY, mulailah eksodus besar-besaran komunitas Yahudi dari berbagai wilayah di dunia ke Palestina. Puncaknya pada 1948, atas sokongan Inggris dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), negara Israel dideklarasikan. Jadi, selama Israel masih ada dan menjajah wilayah Palestina, selama itu pula persoalan Palestina akan terus muncul.

“Kita tidak mungkin mengandalkan Barat, termasuk PBB, karena mereka jugalah Israel menjadi ada. Lah wong yang mengesahkan penjajahan Israel atas Palestina juga PBB,” kata UIY.

Justru, tegasnya, parameter PBB itulah yang membuat penjajahan Israel atas Palestina bisa berlangsung hingga sekarang. Dengan parameter itu, paling jauh PBB membuka peluang terjadinya two state solution atau solusi dua negara. Palestina boleh ada, tetapi harus berdampingan dengan Israel.

“Jika demikian, berarti kita menyetujui perampok merampas tanah milik kita!” sebut UIY.

Bagi Zionis radikal, sebut UIY, ini juga bukan solusi. Pasalnya, yang mereka inginkan adalah pendirian Negara Israel Raya yang membentang antara Sungai Nil di Mesir hingga Sunga Efrat di Irak.

Maka, jelasnya, menyerahkan persoalan ini kepada PBB atau kepada institusi serupa berarti menyerahkan nasib umat kepada musuh. Ini karena PBB hakikatnya adalah alat Inggris dan Amerika Serikat sebagai sekutu dekat Israel. PBB juga yang telah melegalkan pendirian Israel di wilayah ini.

“Usir mereka semua dari wilayah Palestina dengan jihad dan tegakkan khilafah!”  tegasnya.

Jihad dan Khilafah

Munurut UIY, solusi tuntas untuk Palestina memang jihad dan khilafah. Selain secara syar’i sebagai kewajiban, secara empiris sejarah juga telah membuktikan.

“Sejarah membuktikan, sepanjang Khilafah masih ada, wilayah Palestina terlindungi. Ketika Khilafah tidak ada itulah penjajahan di sana bisa berlangsung,” jelas UIY.

Jangan lagi tidak ada, sebut UIY, saat khilafah lemah saja, Palestina sempat dikuasai hampir 100 tahun oleh tentara Salib. Oleh karena itu, tegaknya kembali khilafah akan memastikan wilayah yang sangat istimewa bagi umat Islam sedunia itu bisa dikuasai kembali.

“Mengapa harus jihad? Karena jihad itulah bahasa yang orang-orang Yahudi kenal,” jelasnya.

Menurut UIY, sudah tidak terhitung banyaknya perundingan damai dilakukan, tetapi hasilnya nol besar. Mereka tetap saja merangsek masuk ke wilayah Palestina. Memang mereka tidak ingin berdamai sampai cita-cita Negara Israel Raya terwujud. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mengusir mereka adalah dengan jihad.

Ketika khilafah tegak kembali, sebut UIY, jihad bisa dilakukan dengan lebih baik. Dengan potensi tentara dan perlengkapan militer yang dimiliki oleh umat Islam sedunia yang berhasil disatukan oleh khilafah, tidak sulit menyelesaikan persoalan Palestina dengan tuntas.

“Juga penting penyadaran tentang kewajiban perjuangan bagi tegaknya kembali khilafah. Khilafah akan menyatukan umat Islam. Dengan persatuan itu umat Islam menjadi kuat. Dengan kekuatan itulah, penjajah bisa dienyahkan dari bumi Palestina dan wilayah dunia Islam lain,” pungkasnya.[] Vidi

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *