Pengamat: Alasan Sebenarnya IKN Dibangun, untuk Kepentingan Oligarki

 Pengamat: Alasan Sebenarnya IKN Dibangun, untuk Kepentingan Oligarki

Mediaumat.info – Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim menyebukan, alasan sebenarnya dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah untuk kepentingan para oligarki.

“Nah, akhirnya kita temukan alasan sebenarnya, kalau saya lihat, lagi-lagi alasan kepentingan bisnis semata, untuk kepentingan para oligarki,” tuturnya dalam Rubrik Diologika: Ada Apa Dengan Oligarki (Aguan) Menjaga Wajah Jokowi? di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Ahad (15/12/2024).

Menurutnya, dalam sistem demokrasi, penguasa yang sebenarnya itu pengusaha atau para kapitalis, jadi rezim ini, istilahnya presiden dan jajarannya atau eksekutif hanya sebagai alat untuk memuluskan para kepentingan pengusaha.

“Eksistensi oligarki atau segelintir orang atau istilahnya 9 naga, sekarang baru muncul satu naga, yang baru mengakui. Nah, karena kekuasaan politik dan ekonomi itu dikendalikan oleh segelintir orang (para kapitalis) tentu menjadi rezim boneka untuk menjalankan kepentingan para kapital,” ungkapnya.

Ia menuturkan, sebelum rezim Jokowi lengser, 41 triliun untuk pembangunan awal di IKN, yang rencananya IKN akan menghabiskan anggaran sebesar 500 triliun, tetapi karena tidak ada satu pun investasi yang masuk maka diambillah dana dari APBN.

“Sebelum Jokowi lengser sudah terserap kurang lebih 24 triliun, tiba-tiba kemudian dana 10 triliun itu dari oligarki tadi. Sehingga menimbulkan tanda tanya, apakah 24 triliun dari oligarki atau dari APBN?” tanya Arim.

Arim mengatakan, pembangunan IKN dijadikan proyek infrastruktur untuk korupsi, dari sudut ekonomi yaitu anggaran yang disiapkan untuk membangun IKN 500 triliun.

“Nah itu yang saya lihat, kalau dikatakan bahwa di belakang proyek IKN ada oligarki, itu sudah sangat nyata. Jadi kepentingannya itu bukan untuk kepentingan mendesak terkait dengan pembangunan ibu kota negara, tapi sebenarnya salah satu bagian dari proyek infrastruktur yang digunakan oleh rezim ini, memang untuk bagi-bagi kue sebagai balas jasa dari rezim ini, kemudian mendapat dukungan atau suplai dana, ketika mereka naik kekuasaan,” tutupnya.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *