Intelektual Muslim Membebek Penguasa, FDMPB: Naif

 Intelektual Muslim Membebek Penguasa, FDMPB: Naif

Mediaumat.info – Membebeknya kaum intelektual kepada penguasa dan seolah sedang mengalami disfungsi intelektual akibat nafsu kekuasaan sebagaimana diberitakan Koran Tempo (16/10), dinilai naif oleh Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra.

“Kaum intelektual Muslim harus peka atas penyebab carut-marut negeri ini, lantas memberikan solusi Islam. Misi intelektual Muslim adalah misi peradaban Islam. Adalah naif jika ada kaum intelektual Muslim justru membebek kekuasaan sekuler hanya karena tergiur dengan iming-iming duniawi,” ujarnya kepada media-umat.info, Rabu (16/10/2024).

Menurut Ahmad, harta dan tahta memang menjadi ujian berat bagi kaum intelektual Muslim. Oleh karena itu jika kaum intelektualnya membebek kekuasaan sekuler, maka negeri ini akan semakin carut-marut.

Ia menjelaskan, Islam adalah manhaj kehidupan bagi kebaikan manusia seluruhnya. Sebab Islam berasal dari Sang Pencipta manusia. Islam adalah manhaj kehidupan yang realistik, dengan berbagai susunan, sistematika, kondisi, nilai, akhlak, moralitas, ritual dan begitu juga atribut syiarnya.

“Dan semuanya menuntut risalah ini ditopang oleh power kekuasaan yang dapat merealisasikannya. Dan juga ditopang oleh manusia-manusia amanah dengan ketundukan jiwa secara bulat kepada Islam, disertai ketaatan dan pelaksanaan syariat-Nya,” jelas Ahmad.

Karena itu, kata Ahmad, tugas seorang yang menyandang gelar cendekiawan Muslim tidaklah ringan di mata Islam. Seluruh cendekiawan Muslim, ilmuwan Muslim dan para ulama terdahulu telah dengan gamblang memberikan contoh bagaimana mereka menghabiskan waktu demi meraih kemuliaan dan martabat Islam dan kaum Muslim sebagai sebuah bangsa.

“Dengan seluruh potensi yang dimiliki, para pendahulu telah menoreh sejarah kegemilangan kemajuan Islam yang adil dan beradab bagi seluruh manusia tanpa memandang ras, agama, suku, warna kulit dan bahasa,” jelasnya.

Ahmad melihat, usaha bijak dan pengorbanan yang cerdas para cendekiawan Muslim pertama kali harus diorientasikan bagi pembangunan masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang dibangun di atas manhaj Allah SWT. Hal ini relevan dengan kondisi masyarakat negeri ini yang semakin mengalami degradasi sains dan moral.

Menurutnya, usaha ini memerlukan keimanan dan pemahaman tentang realitas sebagai hakekat keimanan dan wilayahnya dalam sistem kehidupan. Para cendekiawan Muslim harus berani memikul tanggung jawab besar ini tanpa menunggu imbalan duniawi jika masih ingin melihat bangsa ini bangkit dan bermartabat.

Ahmad menilai, menjadikan Islam sebagai dasar manhaj berpikir dan bertindak menuju bangsa yang bermartabat bukanlah jalan yang pendek dan mudah. Usaha besar ini membutuhkan waktu yang panjang dan usaha yang berkesinambungan.

Para cendekiawan Muslim mesti berhenti sejenak untuk merenungkan langkah-langkah strategis fundamental yang genuine (murni) dan tidak terkontaminasi dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam.

Oleh karena itu jika konsisten, gerakan peradaban cendekiawan Muslim ini, dengan izin Allah akan membawa bangsa ini lebih bermartabat dalam arti yang sesungguhnya. Meski harus disadari juga, bahwa sampai kapan pun kebangkitan peradaban Islam akan terus menuai hambatan dan ujian. Berapa lama para cendekiawan Muslim di Indonesia khususnya akan mampu mengukir bangsa yang bermartabat tidaklah penting. Sebab Allah akan menilai prosesnya bukan hasilnya.

“Kesadaran mendalam untuk terus memberikan arah dan pencerahan bagi seluruh bangsa ini merupakan amanah abadi yang harus terus dipikul oleh kaum cendekiawan Muslim yang lurus. Dengan manhaj Islam yang agung ini, insyaallah bangsa ini akan bermartabat. Sebab bermartabat bukan hanya soal kemajuan dan kedaulatan, namun juga soal kemuliaan,” pungkasnya. [] Agung Sumartono

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *