Pemred Al-Wa’ie Sampaikan Lima Catatan Penting Setahun Genosida Gaza
Mediaumat.info – Genap satu tahun genosida di Gaza, Pemimpin Redaksi Majalah Al-Wa’ie Farid Wadjdi memberikan lima catatan penting. Hal ini ia sampaikan dalam Sorotan Dunia Islam, Rabu (9/10/2024) di Radio Dakta 107.0 MHz FM Bekasi.
Pertama, kejahatan Zionis Yahudi tak bisa dihitung mulai 7 Oktober 2023 atau sejak serangan yang dianggap sebagian pihak sebagai upaya pembelaan diri pasca Operasi Badai Al-Aqsha yang dilancarkan oleh Hamas.
Tetapi mereka sudah melakukan segala cara seperti pengusiran, pembunuhan masyarakat sipil maupun penghancuran ratusan desa dan kota demi menguasai Palestina sejak deklarasi kemerdekaan pada tahun 1948.
Bahkan berdasarkan laporan Anadolu Agency pada Sabtu, misalnya, Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Gaza mengatakan, dalam setahun terakhir 79 persen dari 1.245 masjid di Gaza dihancurkan dan 19 dari 60 kuburan menjadi sasaran, dengan jenazah digali dan dinodai.
Kedua, menyetujui penyematan istilah genosida atas apa yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi di Gaza, Palestina, dalam setahun ini. Apalagi seperti halnya dilansir voaindonesia.com (9/10), jumlah korban tewas di Gaza tembus 42 ribu orang termasuk anak-anak dan perempuan. Belum lagi banyaknya korban luka-luka dan jumlah pengungsi yang mencapai jutaan jiwa.
Ketiga, apa yang terjadi di Gaza dalam setahun ini sebagai bentuk kegagalan sistem politik internasional dalam hal ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selama ini didominasi Barat.
“PBB yang dipimpin secara de facto oleh Amerika dan negara-negara Barat telah gagal untuk menghentikan kekejaman Zionis Yahudi ini,” jelasnya.
Hal ini sekaligus menjadi catatan keempat, telah menunjukkan bahwa AS jelas-jelas adalah musuh umat Islam. Sudah menjadi rahasia umum, di belakang Zionis Yahudi berdiri AS dan sekutu berikut segala macam sokongan termasuk logistik perang.
Kata Farid, mengutip news.detik.com (8/10), pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah memberikan bantuan militer ke Israel sebesar US$17,9 miliar atau setara Rp280,2 triliun sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, atau dalam setahun terakhir.
Washington juga dilaporkan menghabiskan sekitar US$4,86 miliar (Rp76 triliun) dalam pertempuran melawan kelompok Houthi dari Yaman.
Artinya, setiap langkah Zionis Yahudi tidak bisa dilepaskan dari kendali besar AS. “Tiap langkah mereka itu dikendalikan oleh Amerika Serikat,” cetusnya.
Kelima, leluasanya entitas penjajah Yahudi melakukan genosida atas Gaza selama ini, juga menunjukkan makin menguatnya pengkhianatan para penguasa negeri Muslim terutama Arab yang justru terkesan membiarkan pembantaian terjadi di depan mereka.
Sebutlah Mesir maupun Turki yang secara Peringkat Global Firepower 2024, kekuatan militer mereka di atas Zionis Yahudi. Tetapi alih-alih menyerang, mereka pun tidak melakukan tindakan nyata untuk menghilangkan entitas penjajah tersebut atau sekadar menghentikan kekejaman atas saudara seakidah mereka.
Keenam, dari genosida ini juga menunjukkan betapa pentingnya persatuan dunia Islam pada level global yakni bersatu dalam naungan khilafah ala minhaj an-nubuwwah bukan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau yang lain.
Maknanya, keberadaan institusi penyatu dan pelindung umat ini mutlak dibutuhkan umat. “Keberadaan khilafah ala minhaj an-nubuwwah, itu suatu hal yang mutlak saat sekarang ini dibutuhkan,” tandasnya.
Sebab, jelasnya, hanya khilafah berikut konsep jihad fii sabilillah yang telah terbukti mampu menyelesaikan berbagai nestapa yang menimpa kaum Muslim di dunia terutama di Gaza, Palestina.
Dengan kata lain pula, tegas Farid, umat tak bisa lagi berharap kepada para penguasa negeri Muslim yang untuk sekadar membela saudara-saudara seakidah apalagi membebaskan Palestina dari cengkeraman entitas Zionis Yahudi, mereka tidak mau. [] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat