Dr. Ahmad Sastra: Pernyataan Semua Agama Sama adalah Opini, Bukan Fakta
Mediauamt.info – Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menuturkan, pernyataan bahwa semua agama sama adalah opini, bukan fakta.
“Perbedaan itu fakta empirik, sementara pernyataan bahwa semua agama sama adalah opini,” tuturnya kepada Media-umat.info, Selasa (10/9/2024).
Anak kecil, lanjutnya, bahkan tahu di dunia ini tidak mungkin ada sesuatu yang sama persis. Semisal dua anak kembar sekalipun, menurutnya, tidak akan sama. Apalagi terkait dengan agama-agama.
“Sederhananya, setiap nama agama berbeda, tempat ibadahnya berbeda, kitab sucinya berbeda, tradisi dan ajarannya berbeda, bahkan nama tuhannya pun berbeda, antara satu agama dengan agama lainnya,” bebernya.
Ahmad Sastra juga mengungkapkan, bahwa narasi dan ajaran semua agama sama atau semua agama benar bukanlah pernyataan yang baru, namun telah lama digaung-gaungkan oleh para pengusung liberalisme agama.
Secara teologis, ia menyebutkan, pernyataan bahwa semua agama itu sama merupakan paham pluralisme.
“Pluralisme memaksa orang harus mengakui bahwa semua agama itu sama benarnya, dan karenanya akan masuk surga semua. Ditinjau dari makna bahasa dan realitas, pernyataan ini jelas ngawur,” ulasnya.
Haram
Ahmad Sastra kemudian menjelaskan, berbeda dengan pluralitas (keberagaman alamiah) yang dibolehkan karena berdimensi sosiologis, sedangkan pluralisme diharamkan dalam Islam karena berdimensi teologis (keimanan).
Ia lantas mengigatkan, pada Juli 2005, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan sebuah fatwa yang menentang pluralisme agama.
“Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang dimaksud adalah fatwa no.7/Kongres Nasional VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama,” sebutnya.
Ia mengemukakan, setidaknya ada empat ayat yang dijadikan sebagai dalil bagi MUI untuk menegaskan keharaman pluralisme agama.
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran [3]: 85). Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. (QS Ali Imran [3]: 19). Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku (QS al-Kafirun [109]: 6),” kutipnya.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul- Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata (QS al-Ahzab [33]: 36),” tambahnya memungkasi. [] Muhar
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat