Berdiri Tegak dalam Kesadaran, Keberanian dan Kesabaran

 Berdiri Tegak dalam Kesadaran, Keberanian dan Kesabaran

Oleh: Umar Syarifudin

Hari ini Perppu Ormas menjadi Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Ormas dan itu ditolak jutaan massa. Dan hari ini umat Islam Indonesia masih berdiri tegak dalam kesadaran, keberanian dan kesabaran menghadapi berbagai ujian yang menimpa. Jantung kebangkitan umat makin berdetak cepat, mereka bergerak menghadapi dengan gagah berani ujian kapitalisme sekuler, liberalisasi SDA, kemunafikan oknum elit politik, banyaknya angka kriminalitas, problem piramida korupsi, utang luar negeri, investasi asing, UU no 2 Tahun 2017 tentang Ormas, problem Reklamasi, problem Meikarta, dan lainnya.

Tergambar dalam fakta, umat sedang menyoroti satu hal, ini tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai wilayah di dunia, bahwa ada kelemahan inheren dalam sistem kapitalisme sekuler buatan manusia yang sebenarnya menipu mayoritas dan hanya melayani elit penguasa di masyarakat. Sistem ini telah membuat kaum Muslim terpuruk sejak kehancuran Khilafah. Dan akhir-akhir ini, kemunafikan sistem kapitalisme sekuler terasa dan terlihat oleh umat manusia di seluruh dunia. Sebaliknya, di tataran realitas kita menemukan tuntutan penerapan syariah Islam makin kencang, serta masyarakat mulai melihat sistem khilafah sebagai sistem pemerintahan alternatif untuk menjamin keadilan dan untuk menghilangkan korupsi.

Pada saat yang sama umat merasakan ancaman tipu daya membungkus akidah Islam ke dalam konsep radikalisme, fundamentalisme, ekstremisme dan terorisme kolonialis. Tujuan mereka adalah untuk mendorong dan mempromosikan gagasan tersebut, bahwa Islam tidak dapat menjadi ideologi, dan tidak memiliki metode ideologis dalam mencapai tujuannya dan menerapkan peraturan Allah. Pada saat bersamaan mereka menyebarkan bahwa kapitalisme sekuler sebagai satu-satunya ideologi yang layak. Sementara mereka dengan setia tinggal di depan perwakilan ideologi ini, seperti Trump yang secara terbuka menentang Islam, yang menentukan apa yang baik dan apa yang buruk , apa yang adil dan tidak adil, serta memberi stempel radikal dan ekstrem, mereka memutuskan apakah umat Islam layak dilabeli sebagai teroris dan ekstrimis apa tidak.

Melalui berbagai upaya, kaum kapitalis berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan sistem busuk serta untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik. Media sekuler dan beberapa intelektual yang disebut selalu mencoba untuk menggambarkan bahwa nilai-nilai sekuler demokrasi memiliki akar yang dalam di dunia muslim namun kenyataannya menunjukkan kebalikannya, kaum muslim selalu percaya pada Syariah Islam adalah bagian dari Akidah mereka, juga menjamin keadilan, keamanan dan kemakmuran, dan itu juga terlihat jelas dari sejarah kekhilafahan Islam.

Terkait ujian diktatorisme yang melanda negeri-negeri muslim, perlu diingat, berapa banyak diktator dan rezim di dunia ini yang tidak adil, telah dipermalukan dan diliputi oleh murka Allah Swt. Jika para penguasa diktator mengambil hikmah dari hal ini, maka hendaknya segera bertaubat mengharap ampunan dari Allah Swt, agar Dia menunjukkan jalan yang benar dan membantu para penguasa itu dalam pemerintahan yang diridhoi-Nya. Jika mereka terus dengan ketidakadilan ini, maka Allah Swt akan memberi pembalasan yang setimpal.

Sementara kaum mukmin tidak berpaling kepada keputusan Allah, dan keputusan ini hari ini adalah bergerak untuk kebangkitan dan persatuan berdasarkan tuntunan Rasulullah, Hanya dengan kebangkitan dan penguatan ukhuwah dalam koridor sistem yang dicontohkan oleh Rasulullah, umat Islam akan terbebas dari krisis dan keterpurukan. Kami berdoa agar Allah memperkuat tekat dan usaha kita dalam beramal menuju implementasi keadilan hakiki. Dan semoga Allah menolong kita! La Hawla Wala Quwata Illa Billah.[]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *