Ini Latar Belakang Demokrasi Bikin Hidup Sengsara Dunia-Akhirat

 Ini Latar Belakang Demokrasi Bikin Hidup Sengsara Dunia-Akhirat

Mediaumat.info – Cendekiawan Muslim Gus Azizi Fathoni mengungkapkan latar belakang demokrasi yang membuat hidup di Dunia dan di Akhirat menjadi sengsara.

“Hidup sengsara di Dunia dan di Akhirat dengan demokrasi, pertanyaannya adalah latar belakang demokrasi ini apa sebetulnya? Kenapa kita kok dikatakan hidup sengsara di Dunia dan Akhirat?” ujarnya dalam Multaqa Ulama Aswaja Jatim: Tapera, Kurikulum Cabul, & Kekerasan Ancaman Generasi, Demokrasi Gagal, Ahad (30/6/2024) di kanal YouTube Pusat Kajian Analisis Data.

Ia pun mengungkapkan latar belakang demokrasi dari sisi sejarah yang menunjukkan demokrasi muncul berasal dari kegalauan manusia yang terkungkung dengan kendali atau hegemoni dari Gereja Roma.

“Jadi, munculnya di Barat, bukan dari sejarah umat Islam. Munculnya dari Barat, lalu kemudian mereka mengupayakan bagaimana agar Gereja Roma ini tidak cawe-cawe lagi dalam urusan manusia, karena banyak meresahkan sehingga dibikinlah aturan sedemikian rupa dengan akal mereka jadi demokrasi ini akal-akalan bukan wahyu dari Allah SWT,” bebernya.

Di dalam demokrasi itu, jelasnya, menjadikan ayat-ayat dari Injil untuk melegitimasi demokrasi. “Diambilkan dari surat Matius, Injil Matius 17 ayat 12, bahwasanya, ‘Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi haknya dan kepada Allah apa yang menjadi haknya’. Artinya, seolah-olah ada pemisahan di situ. Ada hak Allah, ada hak kaisar, hak Raja,” jelasnya.

Hingga, bebernya, paham tersebut terus digulirkan untuk meruntuhkan dominasi Gereja Roma, dan akhirnya muncul ideologi sekulerisme dengan turunannya demokrasi yang dijajakan ke negeri-negeri lain termasuk negeri Islam.

“Ya, prihatinnya kita, umat Islam, banyak yang terpedaya oleh hal tersebut. Menganggapnya selama ini kekuasaan Islam itu seperti dominasi Gereja Roma sehingga harus dipisah. Jadi, Islam itu hanya mengatur masalah ibadah ritual saja, untuk masalah kenegaraan, ke masalah publik itu tidak boleh ikut cawe-cawe,” keluhnya.

Padahal, tuturnya, Islam adalah sistem yang menyeluruh yang sifatnya untuk mengatur individu, masyarakat bahkan bernegara bahkan mengatur urusan Dunia, karena ada syariat-syariatnya.

“Karena terpedaya itulah, akhirnya umat Islam menjadi sekarang ini, sebagaimana kita tahu, akhirnya menerapkan demokrasi yang singkat cerita bahwa demokrasi ini tentulah karena buatan manusia yang itu berasal dari akal manusia tentu banyak kelemahan di sana sini, dan terlebih lagi dia menggusur, menyisihkan peran syariat Allah SWT dalam mengatur urusan manusia yang sifatnya publik, yang sifatnya kenegaraan, sehingga kemudian pastilah akan memunculkan yang namanya mafsadat, kerusakan,” tegasnya.

Maka, ungkapnya, kalau dirujuk kembali kepada ayat Allah SWT, bahwa akan munculnya kerusakan, Żaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi (Telah tampak kesusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia) itu benar-benar terjadi saat ini.

“Kenapa? Karena manusia menerapkan apa yang seharusnya tidak diterapkan, haram hukumnya menerapkan yang namanya demokrasi,” tegasnya.

Islam

Sedangkan Islam, beber Gus Azizi, jika diterapkan maka akan mendatangkan kemaslahatan, baik di Dunia maupun di Akhirat. “Karena Islam itu adalah agama yang benar, satu-satunya agama yang mengatur urusan Dunia dan Akhirat secara seimbang,” jelasnya.

Adapun kemaslahatan itu diukur, lanjutnya, berdasarkan di Akhirat.

“Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Khaldun, beliau mengatakan bahwasanya khilafah itu adalah kepemimpinan terhadap masyarakat atau menggiring masyarakat kepada sudut pandang atau kepada aturan yang sifatnya syar’i untuk kemaslahatan mereka di Akhirat,” lanjutnya.

Karena, jelasnya, urusan di Dunia ini dianggap maslahat atau tidak, itu ketika berdampak maslahat di Akhirat. “Ketika urusan Dunia ini mudarat di Akhirat maka dia adalah mudarat di Dunia, kalau dia maslahat di Akhirat maka dia adalah maslahat di Dunia, karena Dunia dan Akhirat tidak bisa dipisah tidak bisa mengatakan Dunia sendiri, Akhirat nanti sendiri, karena apa yang dilakukan di Dunia dampaknya di Akhirat,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *