Konsesi Tambang ke Ormas Islam, Stick and Carrot Ala AS
Mediaumat.info – Kiai Abu Zaid dari Tabayun Center menyatakan pemberian konsesi pertambangan kepada ormas Islam sebenarnya bagi-bagi kue saja, istilahnya stick and carrot (kombinasi antara hadiah dan hukuman untuk mendorong perilaku yang diinginkan) ala strategi Amerika Serikat (AS).
“Ini sebenarnya bagi-bagi kue saja, istilahnya stick and carrot ala strategi Amerika,” tuturnya dalam Kabar Petang: Bahaya Ulama di Pintu Penguasa, Jumat (21/6/2024) di kanal YouTube Khilafah News.
Jadi, sambungnya, ormas-ormas yang mendukung rezim dikasih bagian kue (salah satunya adalah konsesi tambang). Yang tidak mendukung, ditindas, dibubarkan, dipersekusi, dilarang dan seterusnya.
Tiga Poin Penting
Menurut Abu Zaid terkait, kebijakan pertambangan yang mesti disampaikan oleh para ulama paling tidak ada tiga poin penting.
Pertama, mengoreksi penguasa dari kebijakan yang sekarang yaitu menyerahkan pengelolaan tambang bahkan tambang-tambang sebesar tambang emas di Papua, batu bara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, batu bara di Sumatera Selatan itu kepada swasta dan asing itu kesalahan besar. Sekarang kesalahannya bertambah dengan menyerahkannya kepada ormas keagamaan.
Kedua, para ulama ini harus menyampaikan syariat Islam dalam mengatur pengelolaan tambang. “Tambang itu milik umat, milik rakyat secara keseluruhan. Wajib dikelola oleh negara, tidak boleh diserahkan kepada swasta, oligarki ormas dan lain-lain,” simpulnya.
Ia mencontohkan negara membuat semacam BUMN, tentu berbeda dengan perusahaan BUMN sekarang yang tujuannya mencari profit. Kalau BUMN dalam syariat Islam itu kan mengelola tambang yang keuntungannya di gunakan untuk kesejahteraan rakyat.
Ketiga, ulama itu wajib menyadarkan umat, menjelaskan kepada umat, termasuk pada para penguasa yang bagian dari umat Islam itu bahwa segala kerusakan yang terjadi sekarang ini adalah dampak tidak diterapkannya Islam secara kaffah.
Sebagaimana Allah sendiri sudah menegaskan dalam Al-Qur’an surah ar-Ruum ayat 41. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut itu karena fasad kerusakan itu karena ulah-ulah tangan manusia. Fasad itu adalah kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia agar manusia merasakan dari sebagian akibat yang telah mereka kerjakan agar mereka kembali ke jalan yang benar,” ujarnya menjelaskan makna ayat tersebut.
Abu Zaid menjelaskan, menyerahkan tambang kepada oligarki itu maksiat, menyerahkan tambang kepada swasta sehingga mereka bisa kaya raya, rakyat miskin menanggung kerugian, kerusakan lingkungan dan lain itu adalah maksiat.
“Kemaksiatan besar tidak melaksanakan syariat Islam, itu adalah maksiat, yang akan terjadi, sehingga Allah tidak memberikan keberkahan kepada negeri ini, justru memberikan siksaan yang dirasakan oleh semua umat Islam dan rakyat secara keseluruhan,” pungkasnya. [] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat