Al-Qur’an Dibakar Lagi di Swedia, FIWS: Bentuk Islamofobia Barat

 Al-Qur’an Dibakar Lagi di Swedia, FIWS: Bentuk Islamofobia Barat

Mediaumat.info – Peristiwa pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan oleh seorang aktivis perempuan Kristen di ibu kota Swedia, Stockholm, pada Jumat (26/4) dinilai sebagai bentuk islamofobia yang sangat kuat di Barat.

“Kembali terjadinya pembakaran Al-Qur’an, ini menunjukkan apa yang disebut dengan islamofobia yang sangat kuat di Barat. Jadi yang melatarbelakangi ini sangat mungkin adalah kebencian terhadap Islam itu dipresentasikan dengan (membakar) Al-Qur’an. Bagaimana pun Al-Qur’an inilah yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam,” tutur Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada media-umat.info, Selasa (30/4/2024).

Berulangnya kejadian ini, menurut Farid, karena pembakaran Al-Qur’an ini dianggap merupakan bagian dari liberalisme yakni kebebasan untuk berekspresi.

“Meskipun dalam hal ini sekaligus menunjukkan kebobrokan sistem kapitalisme. Bagaimana mereka tidak bisa membedakan antara kebolehan berpendapat dengan penghinaan. Sesuatu yang sebenarnya sangat jelas. Sebagai contoh menghina individu saja di Barat, misalkan ada orang yang mencaci maki seseorang di supermarket itu dianggap sebagai tindakan kriminal. Tapi, kenapa kemudian ketika penghinaan terhadap Al-Qur’an sampai kemudian pembakaran Al-Qur’an itu tidak dianggap sebagai penghinaan tapi dianggap sebagai kebebasan berekspresi?” ujarnya.

Farid menilai ini cerminan dari kebobrokan sistem liberal karena tidak bisa membedakan kebolehan berpendapat dengan penghinaan dan sekaligus menunjukkan inkonsistensi mereka.

“Di Prancis, misalkan kita tahu pernah Presiden Prancis, Macron itu membela majalah-majalah yang menghina Islam dan menghina Rasulullah SAW. Tapi, ketika istrinya sendiri yang dianggap dihina oleh Presiden Brazil dia protes. Jadi ini cerminan inkonsistensi,” ungkapnya.

“Inkonsistensi liberalisme yang paling nyata itu terkait LGBT. Jadi kalau orang yang mengkritik LGBT, memprotes LGBT itu dianggap melanggar HAM. Tapi kalau menghina Islam, itu dianggap tidak melanggar HAM,” tambahnya.

Ia berharap kaum Muslim harus semakin sadar bahwa sistem Islam ini adalah sistem yang terbaik. Tidak ada satu titik pun sebenarnya, satu ruang pun harapan umat Islam terhadap sistem kapitalisme yang memang sudah bobrok dari A sampai Z. Dari ekonomi, dari politiknya, dari ide-ide liberalnya sangat bobrok.

“Karena itu, pilihan kaum Muslim hanya ada satu yaitu Islam. Dan inilah yang harus kita wujudkan dalam bentuk yang nyata, kita terapkan dan itu membutuhkan negara. Dengan itu orang akan merasakan secara langsung indahnya hidup di bawah naungan Islam, sebagaimana yang pernah terjadi di masa kekhilafahan,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *