Puncak Perjuangan, Istiqamah dalam Penegakan Syariat Islam
Mediaumat.info – Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. menyatakan puncak perjuangan Muslim dalam perjalanan di dunia ini adalah ketika istiqamah dalam penegakan syariat Islam secara kaffah.
“Puncak perjuangan bagi seorang Muslim -dalam semua perjalanan di dunia ini- adalah ketika kita istiqamah dalam penegakan seluruh syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah dengan meneladan thariqah dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW,” ungkapnya dalam video Makna Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H, Selasa (9/4/2024) di kanal YouTube Rayah TV.
Karena itu, Riyan menyampaikan empat nasihat dari Rasulullah SAW, yang itu merupakan nasihat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar.
Pertama, Rasulullah SAW mengatakan kepada Abu Dzar agar memperbarui kapalnya, “Wahai Abu Dzar, perbaruilah kapalmu karena laut itu dalam.”
Maka, menurut Riyan, sebagaimana dijelaskan oleh Imam an-Nawawi al-Bantani adalah merupakan perintah untuk kaum Muslim agar menata niat, niat merupakan hal yang pokok bagi seseorang untuk melakukan perbuatan.
“Kalau kita semuanya dalam perjalanan pasca-Ramadhan ini hendaknya kita tertibkan rencana dan tujuan yang bagus karena itu akan memantapkan langkah kita,” jelas Riyan.
Kedua, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abu Dzar, ambillah bekal yang cukup karena perjalanan itu jauh.”
Pesan ini mengandung arti bahwa perjalanan akhirat itu penuh dengan jerih payah melebihi perjalanan dunia yang fana ini. Maka, lanjut Riyan, kalau manusia menuju ke suatu tempat perjalanan maka tentu membawa bekal.
“Maka bekali diri kita semaksimal mungkin, bukan dengan harta dunia tetapi adalah dengan membawa bekal amal shalih. Maka, in syaa Allah seluruh apa yang kita miliki di dunia ini kita arahkan ke sana sehingga kita memiliki bekal yang cukup dan tidak akan menyesal,” ungkapnya.
Amal shalih yang dimaksud Riyan tentunya adalah mencakup seluruh apa yang diperintahkan (kaffah), baik itu masalah akidah, ibadah, makanan, pakaian minuman dan kemudian juga muamalah (pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri dan berbagai uqubat [sanksi]).
Ketiga, Rasulullah SAW bersabda, “Ringankan beban bawaan karena sesungguhnya lereng bukit itu sulit untuk dilalui.”
Nasihat ketiga ini maknanya adalah perjalanan yang jauh dengan tingkat kesulitan yang tinggi menuntut seseorang untuk mempertimbangkan barang bawaan, apa yang kemudian membebani harus dipilih untuk ditinggalkan.
“Maka kita harus memastikan bahwa kehidupan dunia ini tidak akan menjadi beban bagi kita karena di akhirat semuanya akan dihisab,” jelas Riyan.
Sesungguhnya, jelas Riyan, umat Islam harus waspada terhadap berbagai godaan-godaan dunia yang akan menjerumuskan kepada kemaksiatan dan dosa. “Mari kita jadikan dunia ini sebagai sebuah ladang amal untuk bekal,” timpalnya.
Keempat, Rasulullah SAW bersabda, “Ikhlaskan beramal karena sesungguhnya Allah itu maha teliti.”
Maknanya adalah, seorang Muslim harus memastikan jangan sampai amal yang sudah dilakukannya dengan capek-capek tetapi justru tidak diterima karena melakukannya itu bukan karena Allah SWT.
“Ikhlas ini adalah ruh yang menentukan apakah suatu amal itu memiliki nilai di sisi Allah SWT. Niat ikhlas karena Allah semata dan cara amal yang sesuai tuntunan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW itu adalah kunci diterimanya amal shalih,” pungkasnya. [] Ade Sunandar