Zionis yang Tidak Tahu Malu di Inggris Menargetkan Kebebasan Berpendapat dan Demokrasi itu Sendiri

 Zionis yang Tidak Tahu Malu di Inggris Menargetkan Kebebasan Berpendapat dan Demokrasi itu Sendiri

Oleh Yvonne Ridley

Peradaban Barat mengalami kemerosotan yang nyata, di mana kita memasuki dunia yang gelap dan berbahaya yang sulit membedakan antara kebenaran, kebohongan, dan tipuan. Hal ini merupakan akibat dari perang genosida Israel terhadap Palestina di Gaza, dan keputusan pemerintah Inggris untuk tanpa syarat mendukung Zionisme. Ideologi politik ini menyebabkan terbentuknya negara teroris Israel, yang saat ini sedang diselidiki oleh Pengadilan Internasional di Den Haag atas tuduhan genosida.

Israel didirikan oleh kelompok teroris Yahudi seperti Lohamei Herut Israel (Pembela Kebebasan Israel), juga dikenal sebagai Lehi atau Stern Gang, dan Irgun. Mereka aktif berperang pada tahun 1940-1948 di Palestina dengan Mandat Inggris untuk menciptakan negara Yahudi. Mereka beroperasi dalam sel-sel kecil dan fokus pada pembunuhan pejabat pemerintah. Tindakan mereka termasuk membunuh Lord Moyne, Menteri Inggris untuk Timur Tengah pada tahun 1944, dan mediator PBB Count Folke Bernadotte di Yerusalem pada September 1948. Irgun terkenal dengan peledakan Hotel King David di Yerusalem pada 22 Juli 1946 yang menewaskan 91 orang, serta pembantaian di Deir Yassin yang menewaskan setidaknya 107 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, yang dilakukan bersama kelompok Lehi pada 9 April 1948. Irgun melakukan tindakan terorisme terhadap orang Arab Palestina dan otoritas Inggris, yang dianggap oleh kaum Zionis sebagai penduduk ilegal.

Tindakan kekejaman ini, yang menyebabkan korban dari Inggris dan Palestina, diabaikan oleh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan rival politiknya Sir Keir Starmer, yang keduanya tergabung dalam kelompok lobi Zionis Conservative Friends of Israel dan Labour Friends of Israel. Keduanya menyatakan diri sebagai pendukung Zionisme. Oleh karena itu, siapa pun di partai atau kantor mereka yang berani mengkritik Israel atau menyebut genosida akan dipecat, atau diturunkan jabatannya.

Dalam situasi yang demikian, tidak ada yang aman di Partai Buruh Starmer, bahkan orang Yahudi sendiri. Pemimpin Buruh tersebut telah mengeluarkan sedikitnya 40 sosialis Yahudi atas tuduhan anti-Semit setelah mereka berani mengkritik negara Zionis.

Saat ini, terjadi kelaparan di Gaza akibat serangan militer genosida Israel dan blokade bantuan kemanusiaan. Bayi dan anak-anak dengan tulang mencuat dan mata cekung sudah mulai meninggal. Tulang-tulang terjulur dan mata cekung mereka mengingatkan pada para penyintas Holocaust dari kamp kematian Nazi, tetapi media utama takut menyebut fakta yang sangat jelas ini karena takut disebut anti-Semit.

Bukti dunia yang mengerikan di mana mengatakan kebenaran dapat membuat Anda dalam kesulitan muncul minggu ini dengan serangan terhadap Jenderal Mayor Charlie Herbert, mantan panglima tentara Inggris di Kabul pada Juni 2017. Perannya termasuk melatih dan membimbing pejabat senior Afghanistan serta bertemu dengan tokoh pemerintah.

Sebelum 7 Oktober tahun lalu, Herbert dianggap sebagai ahli militer yang diandalkan oleh stasiun TV dan surat kabar. Namun, sang jenderal menjadi korban kampanye pencemaran nama baik karena kritiknya terhadap tindakan tentara Israel di Gaza. Dengan pengalaman 34 tahun sebagai prajurit di Irak, Afghanistan, Somalia, dan tempat lain, dapat dikatakan bahwa pendapatnya sangat kredibel.

Herbert telah mengkritik Hamas dan pasukan pendudukan Israel dengan tegas di media sosial, tetapi kritiknya yang keras terhadap Israel dan “budaya impunitas” negara tersebut membuatnya menjadi target kampanye pencemaran nama baik oleh kaum Zionis.

Sumber: middleeastmonitor.com

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *