Zionis Kembali Serang RS Al-Shifa, Pakar Sayangkan Sikap Negeri Muslim
Mediaumat.info – Pakar Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. menyayangkan, di tengah langkah Zionis Yahudi yang keempat kalinya sejak November 2023 menyerang Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Palestina, masih ada para penguasa negeri Muslim justru masih menjalin kerja sama dengan entitas penjajah tersebut.
“Sedihnya kita adalah, negeri-negeri Muslim masih tetap menjalin kerja sama dengan Zionis,” ujarnya kepada media-umat.info, Rabu (20/3/2024).
Sebutlah Arab Saudi yang masih saja mengirimkan minyak untuk bahan bakar pembantaian Zionis.
Mengutip The News Arab, Kamis (15/11/2023), pemerintahan Raja Salman meyakinkan negara Teluk tersebut tidak memiliki rencana untuk menggunakan produksi minyak sebagai pengaruh dalam konflik Gaza. Termasuk untuk mendorong gencatan senjata.
Salah satu alasannya, seperti disampaikan Menteri Investasi Arab Saudi Khalid al-Falih, mereka sedang berusaha menemukan perdamaian melalui diskusi damai.
Hal sama juga dilakukan Turki. Keputusan untuk memboikot produk-produk terkait Zionis Yahudi diperkirakan tidak akan merugikan perekonomian entitas penjajah tersebut. Sementara ekspor Turki yang cukup besar terus berlanjut.
Artinya, Turki memiliki tingkat ekspor yang sama dengan Jerman, mengikuti Cina dan Amerika Serikat, dalam hal penjualan, setelah menjual baja dan besi senilai USD1,192 miliar pada tahun 2022, menurut TİM, sebagaimana dikutip dalam kolom İbrahim Kahveci di harian Karar pada hari Senin.
Bahkan Mesir, dan negara-negara Arab lainnya, menurut Hasbi, juga terlibat dalam pembiaran dan pemberian dukungan materiil terhadap pembantaian ini melalui kerja sama-kerja sama yang masih dijalankan dengan Zionis.
“Inilah bukti bahwa negara-negara Muslim sekarang tidak bisa diharapkan, dan semakin mempertegas bahwa kaum Muslim butuh pemimpin sejati seperti para khalifah di era-era sebelumnya,” tegasnya.
Tuduhan Berulang Kali
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, militer Zionis Yahudi kembali menuduh Hamas menjalankan operasi militer dari rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya.
Terbaru, pada Senin (18/3/2024) lalu militer Zionis melakukan serangan di RS Al-Shifa. Diketahui, tentara Zionis datang dengan tank dan serangan udara menghantam daerah sekitar pusat medis terbesar di Gaza, sebuah kompleks yang dipenuhi pasien dan pengungsi.
Kendati demikian, Hasbi memandang dikarenakan Hamas dan Palestina memang tak bisa dipisahkan, Zionis menjadikan serangan ini bagian dari upaya mereka untuk melakukan pembantaian terhadap Muslim di sana.
“Walaupun mereka mengatasnamakan Hamas, tapi mereka juga paham kalau Hamas dan Palestina itu satu, pejuang Hamas juga warga Palestina atau warga Gaza,” sebutnya.
Ditambah, penyerangan ke rumah sakit ini sebagai sinyal teror kepada Muslim Palestina atau Gaza agar tak berani melawan Zionis.
Terlebih, perang adalah aktivitas politik. Sehingga semua pembantaian oleh Zionis adalah bagian dari strategi politik hingga kepentingan mereka terpenuhi.
“Strategi ini disebut sebagai scorched-earth policy atau kebijakan pembumihangusan dalam peperangan,” ungkapnya.
Tidak Terbukti
Di sisi lain, justifikasi serangan ke Al-Shifa dengan dalih terdapat milisi Hamas di dalamnya yang sudah digunakan Zionis berulang kali tersebut sampai saat ini tidak terbukti.
“Zionis sudah berulang kali membuat tuduhan tapi sampai saat ini tidak ada yang terbukti,” cetus Hasbi.
Di antaranya, klaim telah menemukan pintu terowongan Hamas di RS Indonesia. Bahkan mereka juga pernah menunjukkan foto penemuan senjata di RS Al-Shifa. “Semua ternyata terbantahkan pada akhirnya sebagai sebuah rekayasa,” lugasnya.
Pun ketika sejumlah negara memutuskan membekukan sementara bantuan, usai Zionis menuduh staf Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) terlibat bersama Hamas dalam peristiwa 7 Oktober lalu.
Akibat tuduhan tersebut, sekitar 15 negara menarik dukungan dari UNRWA pada Januari lalu. Mereka memangkas dana sekitar USD450 juta atau sekitar Rp7 triliun. “Sampai sekarang (tuduhan itu) ternyata tidak bisa dibuktikan,” ujar Hasbi.
Dengan demikian, tak ada dasar bagi Zionis selain memang ingin membantai dan meluluhlantakkan Gaza untuk kepentingan politik mereka. “Hanya itu saja alasan yang paling logis sampai sekarang ini,” pungkasnya. [] Zainul Krian