Peran India di Kawasan Ini Seperti Peran “Israel” di Timur Tengah!
Sekretaris Gabungan Kementerian Luar Negeri India, JP Singh, dalam pertemuan dengan Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan mengatakan bahwa New Delhi bermaksud memperluas hubungannya dengan Kabul di kancah politik dan ekonomi. Dalam pertemuan tersebut, Penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi mengapresiasi bantuan kemanusiaan India dan menyerukan penguatan hubungan antara Kabul dan New Delhi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan menulis di platform X-nya bahwa “JP Singh telah menyatakan apresiasinya atas jaminan keamanan, pemberantasan ISIS dan narkotika.” Zabihullah Mujahid, juru bicara utama pemerintahan saat ini, juga mengatakan: “Kedua belah pihak membahas hubungan kedua negara di bidang diplomatik dan ekonomi. India adalah salah satu negara penting di kawasan ini dan Imarah Islam ingin menjalin hubungan baik dengan India.”
Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Media Hizbut Tahrir di Wilayah Afghanistan menyatakan kepada para penguasa saat ini, serta umat Islam dan para mujahid Afghanistan hal-hal berikut:
- Pemerintah India selalu bermaksud untuk berperan aktif di Afghanistan. Peran ini semakin meningkat seiring dengan diluncurkannya misi baru AS di kawasan tersebut. AS ingin melihat kebangkitan India di kawasan ini, terutama dalam konteks kebijakan pembendungan (containment) yang dilakukan China. Itu sebabnya, AS dan Barat terus menutup mata terhadap kejahatan yang dilakukan pemerintahan Modi di India, untuk membantu India memenuhi peran politik, militer, ekonomi, dan intelijennya sebagai sekutu AS di kawasan. Faktanya, peran India di Asia Selatan serupa dengan peran “Israel” di Timur Tengah.
- Dari dua mitra politik (India dan Pakistan), AS memilih India. Namun dampak dari preferensi ini terhadap Afghanistan adalah bahwa India berusaha untuk lebih dekat dengan Pemerintah Afghanistan dengan alasan hubungan ekonomi dan perdagangan, sementara hubungan Pakistan-Afghanistan semakin memburuk dari hari ke hari. Faktanya, kebijakan Amerika adalah bahwa India harus mengambil peran utama di antara negara-negara di kawasan yang bertujuan untuk menghadapi China, dan ini adalah sebuah kebijakan yang mengharuskan India untuk terbebas dari gangguan yang disebabkan oleh saingan historisnya, Pakistan. Inilah alasan mengapa Pakistan akhir-akhir ini semakin meningkatkan permusuhannya terhadap Afghanistan. Kepemimpinan politik dan militer Pakistan yang pengkhianat terus bekerja sama dan mematuhi kebijakan Amerika tersebut.
- India bertujuan untuk memainkan peran penting dalam kebijakan keterlibatan Amerika (pendekatan wortel dan tongkat) dengan Pemerintah Afghanistan saat ini. Selama tiga tahun terakhir, Amerika Serikat telah berupaya untuk menerapkan kebijakannya terhadap Afghanistan melalui negara-negara di kawasan ini dan Timur Tengah sehingga pemerintah Afghanistan dapat sepenuhnya berintegrasi ke dalam tatanan dunia sekuler yang lebih luas. Dalam konteks ini, negara-negara Barat dan negara-negara di kawasan serta Timur Tengah adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
- Selain menjaga hubungan dekat dengan entitas Yahudi, sang pembunuh anak-anak, pemerintahan Modi juga melakukan tindakan teroris dan kebijakan antagonis terhadap umat Islam serupa dengan yang dilakukan entitas Yahudi. Modi terlibat dalam pertumpahan darah kaum Muslim karena dia terus mengorganisir pembantaian terhadap mereka, dan dia sekarang bertindak sesuai dengan kebijakan pembersihan agama, yang tidak hanya di Kashmir saja tetapi di seluruh India. Pemerintah Hindutva ingin menghapus ritual, nilai bahkan peninggalan peradaban Islam di India. Dari penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw dan istrinya Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha oleh anggota BJP hingga pelecehan terorganisir terhadap wanita Muslim oleh pengikut Hindutva, dan hingga penghancuran Masjid Baburi dengan tujuan untuk membangun kembali sebuah kuil Hindu di atasnya. Ini hanyalah beberapa contoh dari sikap keji pemerintahan Modi. Pemerintah India adalah satu-satunya kekuatan pendudukan di Kashmir – India tidak segan-segan menindas, menyiksa, membunuh, menodai hijab, menculik dan memperkosa para perempuan Muslim.
Pada tanggal 29 Juli 2023, Menteri Dalam Negeri India mengonfirmasi bahwa sejak tahun 2019, sebanyak 9.765 perempuan hilang di Kashmir yang diduduki, 1.148 di antaranya adalah anak perempuan di bawah usia 18 tahun.
Pada akhirnya, AS ingin melihat negara-negara yang ada di negeri-negeri kaum Muslim membantu memperkuat peran India di kawasan dengan menjalin hubungan baik dengannya, menjamin pengaruh politik, legitimasi, dan kelangsungan hidup pemerintah India. Hal ini mirip dengan bagaimana para penguasa pengkhianat di Timur Tengah yang memperluas hubungan mereka dengan entitas Yahudi dengan dalih kebijakan luar negeri yang disebut “berorientasi ekonomi”, dengan membenarkan kejahatan keji dan genosida mereka di Gaza untuk menjamin keselamatan dan kelangsungan hidup mereka. Di sisi lain, segala jenis hubungan persahabatan dengan pemerintah yang aktif berperang, musuh, penjajah dan pembunuh kaum Muslim yang tidak hanya bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam (syariah), namun juga menyebabkan kebingungan di kalangan kaum Muslim tentang siapa musuh dan teman sebenarnya. Karena kaum Muslim ingin mengetahui teman dan musuhnya, dan hal ini hanya akan terjadi ketika Khilafah Rasyidah ditegakkan kembali. Khilafah yang di satu sisi kebijakan luar negerinya adalah untuk menyebarkan Islam melalui dakwah dan jihad, yang setia kepada Allah SWT, Nabi saw, dan orang-orang beriman yang tulus ikhlas (kaum Muslim), di sisi lain. Dalam kebijakan luar negeri Khilafah ‘ala minhājin nubuwah, maka teman dan musuh kaum Muslim akan didefinisikan dengan jelas, dimana orang-orang yang tertindas akan menerima nusrah (pertolongan) dan dukungan, sementara para rezim dan penguasa yang menindas akan merasakan ancaman, intimidasi dan kekerasan.
Kantor Media Hizbut Tahrir
di Wilayah Afganistan