Pemerintah akan Gerojok Impor Jutaan Ton Beras, IJM: Kebijakan yang Sudah Didesain

 Pemerintah akan Gerojok Impor Jutaan Ton Beras, IJM: Kebijakan yang Sudah Didesain

Mediaumat.info – Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menyatakan rencana pemerintah membuka keran impor beras jutaan ton lagi pada 2024 memang sudah didesain oleh pemerintah dan bukan dengan meningkatkan produksi lokal.

“Pemerintah sendiri memang tidak pernah menargetkan untuk meningkatkan produksi lokal, jadi impor tersebut memang sudah didesain untuk dilakukan,” ujarnya pada video Jokowi Jor-joran Tumpuk Stok Beras Impor, Tanda Ketahanan Pangan Gagal? di kanal YouTube Justice Monitor, Rabu (3/1/2024).

Agung menilai, lemahnya jurus pemerintah untuk meningkatkan produksi beras menunjukkan kurangnya keberpihakan pemerintah pada petani dan rakyat dengan kurangnya produksi lokal. Stok beras akan selalu berkurang dan otomatis memicu kenaikan harga beras hingga masyarakat pun menjerit.

“Barulah pada kondisi yang sudah sulit tersebut pemerintah mempunyai alasan untuk melakukan impor seolah-olah pemerintah terpaksa harus impor agar harga beras turun. Siklusnya selalu demikian baik tahun ini maupun tahun-tahun sebelumnya,” paparnya.

Agung melanjutkan, kebijakan pemerintah yang lebih suka impor daripada memajukan pertanian dalam negeri ini hanya akan menguntungkan para oligarki yaitu para penguasa importir yang punya hubungan dekat dengan penguasa sehingga mendapatkan tender impor.

“Wewenang membuka atau menutup pintu impor memang ada di tangan pemerintah, tetapi pelaku impornya adalah pengusaha importir. Kebijakan kapitalistik jelas memperburuk situasi,” tegasnya.

Ketahanan Pangan

Indonesia butuh solusi dari segala kebijakan yang hampir selalu menguntungkan para oligarki yang ikut bermain dalam rencana impor beras tersebut. Agung lantas memberikan gambaran dan usulan tujuh poin penting solusi untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Pertama, ekstensifikasi lahan dengan membuka lahan baru dan menghidupkan lahan tidur atau mati. Kedua, intensifikasi pertanian dengan metode pertanian terbaru. Ketiga, optimalisasi produksi dengan penggunaan benih terbaik, alat pertanian tercanggih dan tentu pupuk yang terbaik serta sarana produksi pertanian yang terbaik.

Keempat, membangun infrastruktur untuk mendukung pertanian, misalnya terkait dengan penyediaan air untuk irigasi yang berguna untuk pertanian. Kelima, membangun industri untuk mengolah hasil pertanian agar terjadi peningkatan nilai tambah.

Keenam, memberi bantuan bagi petani baik berupa lahan, benih, alat produksi maupun edukasi teknik pertanian. “Ini penting untuk meningkatkan kapasitas petani,” tegas Agung.

Ketujuh, melarang dan mencegah asing turut campur dalam pengaturan pangan dalam negeri.

Sebelumnya seperti yang dikatakan oleh Agung bahwa Wakil Menteri BUMN Kartika Wiryo Atmojo menyatakan bahwa Perum Bulog bakal kembali impor beras sebanyak 2 juta ton di tahun 2024. Tahun ini Bulog sudah mendapatkan penugasan impor beras sebanyak 3,5 juta ton.

Sementara Direktur Utama Bulog Bayu Krishna Murti menyampaikan, perusahaan membuka kemungkinan impor beras dari banyak negara termasuk dari Cina, Thailand, India, Vietnam, Pakistan dan juga Myanmar.[] Langgeng Hidayat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *