Ganjar Muncul di Tayangan Adzan, FIWS: Islam Tak Bisa Lepas dari Politik Indonesia

 Ganjar Muncul di Tayangan Adzan, FIWS: Islam Tak Bisa Lepas dari Politik Indonesia

Mediaumat.id – Menanggapi adegan calon presiden Ganjar Pranowo yang muncul di tayangan adzan Maghrib, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai bahwa Islam memang tidak bisa dilepaskan dari politik Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa Islam itu tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Indonesia, dari politik Indonesia. Karena itu mau tidak mau, secara fakta harus diakui masyarakat di Indonesia ini mayoritas Muslim yang beragama Islam,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Rabu (13/9/2023).

Menurutnya, siapa pun calon presiden akan melihat masyarakat ataupun kaum Muslim ini sebagai pemilih yang penting bagi para calon. “Karena itu agama, dalam hal ini Islam, tidak bisa dipisahkan dari politik,” ujarnya.

Farid melihat sebelum adanya adegan Ganjar ini, memang sudah terjadi. “Bukan kali ini saja model-model begini terjadi. Hampir dalam setiap pemilu di Indonesia, Islam itu tidak bisa dilepaskan dari masyarakat. Karena memang mayoritas kita beragama Islam,” ungkapnya.

Harus Dihentikan

Karena masyarakat Indonesia beragama Islam, Farid Wadjdi mengingatkan agar narasi politik identitas ini dihentikan. “Narasi politik identitas ini harus dihentikan,” tegasnya.

Menurutnya, tujuan dari politik identitas itu menjauhkan agama dari politik. “Dalam hal ini, menjauhkan Islam dari politik. Padahal Islam itu harus menjadi dasar dari politik kita maka wajar saja ketika umat Islam yang mayoritas ini memilih calon itu berdasarkan pilihan-pilihan yang didasarkan pemahaman agama mereka. Kalau agama mereka dalam hal ini Islam mengatakan haram memilih pemimpin kafir itu harus diterima sebagai bagian dari kebebasan berkeyakinan. Seharusnya kan begitu?” ujarnya.

Karena itu, ia menegaskan, narasi politik identitas ini harus dihentikan karena terbukti bahwa narasi politik identitas selama ini ternyata digunakan untuk menyerang lawan politik. Itu merupakan bentuk dari politisasi agama.

Tingkatkan Kesadaran

Farid juga mengajak kaum Muslim untuk meningkatkan kesadaran politik Islam yang benar. “Yang penting kita tingkatkan itu kesadaran politik Islam yang benar,” ujarnya seraya menyebutkan definisi politik dalam Islam, yang artinya, pengaturan urusan-urusan umat baik dalam negeri maupun luar negeri dengan menerapkan hukum-hukum Islam.

Menurutnya, politik Islam yang benar itu adalah politik yang kekuasaannya digunakan untuk menerapkan syariat Islam, bukan sekadar simbol. Kalau sekadar simbol, itu adalah penipuan.

“Karena Islam itu hanya digunakan untuk menarik suara tetapi ketika berkuasa Islam tidak diterapkan. Ini artinya menipu!” tegasnya.

Ke depan, jelasnya, politik Islam itu harus benar-benar digaungkan dalam pengertian politik Islam yang sebenarnya yaitu bagaimana kita menjadikan syariat Islam sebagai pedoman politik umat.

“Supaya umat ini tidak jatuh ke dalam lubang yang sama berulang-ulang,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *