Siyasah Institute: Takedown Video Tak Cukup, Pemerintah Harus Larang LGBT
Mediaumat.id – Kendati telah menurunkan (takedown) konten video kartun lagu anak diduga bermuatan LGBT, sikap pemerintah ini dinilai masih kurang optimal karena di sisi lain, tak berani melarang segala hal seputar perilaku seks menyimpang melalui undang-undang.
“Pemerintah juga DPR (tetap) tidak berani membuat kebijakan melarang konten dan gaya hidup LGBT,” ujar Direktur Siyasah Institute Iwan Januar kepada Mediaumat.id, Senin (28/8/2023).
Padahal, sambungnya, penduduk di Indonesia adalah mayoritas Muslim. Sedangkan LGBT menurut hukum syariat, didefinisikan sebagai tindakan ‘prostitusi yang melanggar norma-norma kesusilaan umum, agama, dan norma hukum dan aturan sosial yang berlaku’.
Sehingga, perilaku seks menyimpang berikut dampak-dampak buruknya, ia sebut sebagai bagian dari ancaman kemanusiaan tidak bagi negeri ini, tetapi juga dunia.
Tak ayal, Iwan pun kembali menyayangkan, pemerintah saat ini justru terkesan mendiamkan atas maraknya konten dan gaya hidup LGBT di tanah air. “Kelihatan lobi kaum liberalis pro LGBT berhasil menguasai opini pengambil kebijakan,” ulasnya menegaskan.
Sebutlah terhadap pasangan artis gay yang dikabarkan telah bertunangan, Lucinta Luna bersama laki-laki dengan pekerjaan sebagai seorang model di Thailand, menurut Iwan, juga terkesan dibiarkan.
“Itulah, karena eksekutif, legislatif dan parpol tidak mau menyuarakan sesuatu yang membuat mereka (kaum LGBT) dikucilkan oleh kelompok pembela HAM lokal maupun internasional,” sebut Iwan.
Dengan kata lain, para pemegang kekuasaan cenderung mencari aman ketimbang nanti ‘diserang’ oleh pendukung LGBT yang mengatasnamakan HAM. Apalagi, tambah Iwan, opini dunia, termasuk PBB, hari ini mendukung eksistensi kaum Nabi Luth tersebut.
Lebih jauh ia pun khawatir bakal muncul keraguan publik perihal dasar negara, Pancasila, yang disebut-sebut selaras dengan nilai-nilai agama. “Selalu dikatakan Pancasila itu tidak bertentangan dengan ajaran agama, tapi dalam kasus ini jadi ambigu,” sebutnya.
Sementara, tak ada satu pun agama yang telah diakui di Indonesia, terutama Islam, membolehkan adanya perilaku LGBT di negeri ini.
Bahkan, menurutnya, untuk sekadar melarang, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang di bentuk awal 2018 lalu, yang tentu saja bertugas melakukan pembinaan, harusnya bersuara bahwa LGBT tak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. “Percuma mereka digaji oleh rakyat tapi tidak membela rakyat,” tandasnya.
Munculkan Kekhawatiran
Seperti unggahan video oleh akun Moonbug Kids Indonesia sebelum diturunkan, sebuah konten kartun anak-anak berjudul ‘Saat Kecelakaan Terjadi’ yang merupakan bagian dari animasi Lellobee City Farm Indonesia menjadi pembahasan di media sosial. Pasalnya, video dimaksud diduga berisi muatan LGBT.
Dalam unggahannya yang berdurasi 25 detik ini, terlihat seorang anak yang bermain perosotan terjatuh. Tidak berselang lama, tampak dua pria mendekat untuk membantunya.
Tidak hanya itu, di video itu juga dimasukkan lagu dengan lirik bahasa Indonesia, yang makin memperkuat dugaan adanya unsur LGBT.
“Mainannya menyenangkan, ada kecelakaan aku jatuh. Aku sedih sekali, rasanya sakit sekali, tapi papa dan ayahku siap bantu,” demikian lirik lagu yang mengiringi adegan kartun tersebut.
Kedua pria yang muncul di konten tersebut disebut ayah dan papa, layaknya pasangan LGBT. Hal ini lantas memunculkan kekhawatiran bagi para orang tua.
Karenanya, merespons hal ini, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong pun memastikan konten tersebut diturunkan (takedown).
Masyarakat, kata dia, tidak lagi bisa mengakses hal tersebut. “Ini sudah dibuat private, tidak bisa diakses lagi,” ujarnya dalam sebuah pemberitaan, Jumat (25/8/2023).[] Zainul Krian