Luhut Tak Setuju Perubahan, UIY Nilai Ada yang Disembunyikan

 Luhut Tak Setuju Perubahan, UIY Nilai Ada yang Disembunyikan

Mediaumat.id – Pernyataan berulang Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan yang tidak setuju soal pihak yang mau membuat perubahan di negeri ini, dinilai karena ada perkara yang disembunyikan.

“Pasti dia di dalamnya itu mengandung satu perkara yang disembunyikan,” ujar Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam Fokus: Koq Menolak Perubahan, Ada Apa? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (30/7/2023).

Diberitakan, Luhut menyampaikan secara daring ketidaksetujuan terhadap perihal perubahan yang digagas salah satu bakal calon pemimpin 2024 mendatang.

“Saya tidak setuju atau tidak setuju ketika orang mengatakan membuat perubahan,” demikian penggalan kalimat Luhut, dalam CNBC Nickel Conference di Kempinski Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023).

Dengan kata lain, kata Luhut kala itu, pemimpin yang akan datang harusnya tak banyak melakukan perubahan, tapi melanjutkan pekerjaan yang sudah dimulai pemerintah saat ini.

Karena itu, UIY pun menyampaikan tanggapan lebih lanjut, bahwa ketika seseorang menyampaikan ketidaksetujuan dalam hal perubahan, sepatutnya dicermati ada apa di balik itu semua.

“Patut untuk dicermati kalau kita tidak boleh menggunakan istilah dicurigai,” ujarnya.

Terlebih, dari empat kemungkinan yang ia paparkan, tidak satu pun poin yang tak membolehkan perubahan. “Yang ada sekarang ini ditingkatkan, yang ada sekarang dikoreksi, yang ada sekarang ditambah, yang ada sekarang diperbaiki atau diganti,” urainya.

“Jika berubah ini artinya meningkatkan, masa enggak boleh?” lontarnya, berikut kemungkinan-kemungkinan lain yang ia sebut sebelumnya.

“Karena itu saya kira ini mengandung sesuatu yang tidak logis secara rasional,” singgung UIY, masih tentang suatu perkara yang disembunyikan Menko Luhut.

Faktor Kecemasan

Adalah faktor kecemasan yang dinilainya menjadi salah satu penyebab sikap tidak setuju dengan perihal perubahan.

“Kemungkinan yang paling masuk akal atau yang paling bisa diterima secara logika mengapa orang tidak suka kepada perubahan itu adalah kecemasan terhadap masa depan diri, keluarga, dan kroni-kroninya,” ulas UIY.

Artinya, dia akan menghadapi masa-masa kelam berikut keadaan yang tidak lagi baik untuk diri, keluarga, maupun kroni-kroninya pasca-perubahan terjadi.

Lebih jauh, ada kecenderungan rasa takut bakal terungkap apa yang selama ini ditutup-tutupi. “Masa sih yang proyek-proyek seperti kereta cepat yang 120 triliun (rupiah) itu enggak ada sesuatu?” lontarnya.

“Masa sih proyek IKN yang hampir 500 triliun enggak ada sesuatu?” imbuhnya.

Karenanya UIY menyampaikan, audit, yang kemungkinan setelahnya didapatkan bermacam penyimpangan, bukanlah sesuatu yang salah.

Sebab, menurutnya, sudah menjadi risiko pejabat publik untuk siap menghadapi apa yang disebut audit, termasuk kemungkinan-kemungkinan audit politik. Sehingga, hanya mereka yang menyembunyikan bangkai busuk yang takut perbuatannya tercium.

Sementara bagi pejabat jujur, lebih-lebih amanah, tidak akan pernah merasakan kecemasan terhadap sebuah perubahan. “Jika dia selalu bertindak jujur, maka kapan pun dia turun, kapan pun dia berhenti, atau berubah apa pun, dia, tidak pernah dia hadapi dengan kecemasan,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *