Tanpa Sistem yang Baik dan Aparat yang Amanah, Tidak Ada Perubahan Signifikan

 Tanpa Sistem yang Baik dan Aparat yang Amanah, Tidak Ada Perubahan Signifikan

Mediaumat.id – Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroki menyatakan tanpa sistem yang baik dan aparat yang amanah maka tidak akan ada perubahan ke arah yang lebih baik secara signifikan.

“Tanpa sistem yang baik dan aparat yang amanah, tak ada perubahan yang signifikan,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (17/6/2023).

Hal ini ia sampaikan untuk menanggapi pendapat Begawan Ekonomi Rizal Ramli (RR) yang menyatakan tidak ada perbaikan sistem yang lebih amanah, pemilu 2024 akan menghasilkan parasit-parasit pembangunan.

“Tanpa perbaikan sistem yang lebih amanah dan kompetitif dengan hapuskan electoral threshold, maka copras-copres Pemilu 140 triliun hanya akan hasilkan parasit-parasit pembangunan selama lima tahun lagi, yaitu oknum-oknum legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang korup; oligarki akan semakin kaya dan kuat secara politik dan ekonomi,” demikian cuitan di akun Twitter pribadinya pada 7 Juni 2023 lalu.

Amanah

Menurut Pakar Tafsir Al-Razi, terbagi menjadi tiga bentuk yakni amanah dengan Tuhan, sesama manusia, dan amanah dengan diri sendiri.

Namun terlepas itu, Wahyudi menyampaikan bahwa pendapat RR ini telah mewakili sebagian besar suara hati masyarakat. “Tentu banyak orang waras yang setuju dengan pendapat itu,” paparnya.

Sebab, menurutnya, tanpa perbaikan sistem yang lebih amanah, hanya menghabiskan energi serta biaya. Sedangkan hasilnya, belum tentu berkualitas, karena memang sarat dengan ‘pesanan’ para oligarki.

Dengan kata lain, imbuhnya, meski gelaran pemilu berkali-kali pun, hanya menjadi sarana untuk memperkuat pengaruh oligarki, baik secara politik lebih-lebih ekonomi.

“Biaya pemilu yang mahal triliunan rupiah, hanya dihabiskan untuk hasilkan orang-orang baru dengan sistem lama, bahkan KKN bisa semakin parah dan makin brutal,” tandasnya.

Penting diingat, tutur Wahyudi, upaya mengubah sistem ke arah yang lebih baik, berikut aparat yang amanah tentunya, bisa dipastikan bakal berhadapan dengan penguasa yang tak menginginkan hal ini.

“Keinginan untuk memperbaiki sistem yang amanah itu akan berhadapan dengan kepentingan rezim dan oligarki yang sudah nyaman dengan sistem yang ada saat ini,” urainya.

Apalagi sudah menjadi tabiat politisi sekuler dan kaum oligarki yang selalu ingin mempertahankan dan memperbesar kekuasaan, bahkan memperpanjang waktu berkuasanya.

Celakanya, untuk mencapai tujuan ke sana, mereka akan menggunakan bahkan menghalalkan segala cara.

Sistem Islam

Di sinilah, pentingnya peran para ulama dan aktivis untuk menjelaskan mana sesungguhnya sistem yang amanah. Pasalnya, sebagian masyarakat ada yang belum memahami seperti apa sistem yang baik dan amanah dimaksud. “Bagi orang-orang kapitalis menganggap sistem amanah itu sistem kapitalis, bagi orang komunis menganggap sistem amanah itu sistem komunis,” ulasnya.

Adalah sistem Islam yang datangnya dari Zat Yang Mahabaik, yang tentunya harus pahami serta digunakan oleh kaum Muslim. “Sistem yang baik adalah sistem yang berasal dari Zat Yang Mahabaik, yaitu Allah SWT,” paparnya.

Sedangkan aparat amanah adalah yang menjalankan sistem yang baik tersebut dengan penuh tanggung jawab mengharap ridha Allah. “Lawan dari amanah adalah khianat. Maka para penguasa dan aparat yang amanah adalah yang menjalankan sistem yang baik dengan jujur dan ikhlas,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *