Pertempuran Bersenjata di Sudan dan Dampaknya terhadap Pergolakan Politik

 Pertempuran Bersenjata di Sudan dan Dampaknya terhadap Pergolakan Politik

Soal:

Sky News arabic melansir di websitenya bahwa Amerika telah mengevakuasai para diplomatnya pada Ahad pagi 23/4/2023. Presiden AS Joe Biden, pada Ahad pagi, mengumumkan evakuasi diplomat negaranya dari Sudan, yang telah menyaksikan bentrokan kekerasan selama berhari-hari … Dan Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Hari ini (Ahad) atas perintah saya, militer AS melakukan operasi untuk mengeluarkan para personel pemerintah AS dari Khartoum”… Dan Arabi 21 juga telah melansir di websitenya pada 23/4/2023: “militer Sudan tidak mengomentari evakuasi diplomat Amerika, tetapi mengatakan dalam pernyataan sebelumnya bahwa Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan China akan mengevakuasi diplomat dan warga negara lain dari Khartoum. Militer Sudan menambahkan bahwa mereka “berharap hal itu segera dimulai”. Apakah evakuasi ini menunjukkan bahwa pertempuran akan terus berlanjut? Apa penjelasan hal itu, apalagi al-Burhan dan Hamidati adalah agen Amerika? Atau bahwa salah satu dari mereka telah condong ke Inggris dan Eropa, dan karena itu terjadi pertikaian ini? Lalu apa solusi yang bisa diprediksi di akhir pertikaian ini? Terima kasih.

Jawab:

Supaya jelas jawabannya, kami paparkan peristiwa-peristiwa sejak Dokumen Konstitusional dan kudeta militer terhadapnya:

Pertama: periode Dokumen Konstitusional:

1- Para agen Amerika (Dewan Militer) diatur oleh apa yang disebut “Dokumen Konstitusional” bersama para agen Inggris dan Eropa (komponen sipil). Dokumen yang ditandatangani antara kedua belah pihak pada 17/8/2019, dan kemudian diamandemen setelah perjanjian Juba ditandatangani pada 03/10/2020 M, yang mana jangka waktunya menjadi 51 bulan, dan kemudian sipil akan dimulai pada November 2021…. Dan karena dokumen ini memindahkan banyak pusat-pusat kekuasaan dari komponen militer ke komponen sipil, dan ini tidak menyenangkan al-Burhan dan Hamidati, dan karena itu, sekitar dua bulan sebelum tanggal komponen sipil mengambil alih pusat-pusat kekuasaan sebagaimana disebutkan di dalam Dokumen, diumumkan telah ditemukannya upaya kudeta dan oleh siapa? Oleh salah seorang anak buah mereka, lima hari setelah kembali dari perawatan: “Menteri Pertahanan Sudan, Letnan Jenderal Yassin Ibrahim, mengumumkan penggagalan upaya kudeta yang dilakukan oleh Mayor Jenderal Abdul Baqi Bakrawi, bersama dengan 22 orang perwira lainnya dari berbagai pangkat perwira, bintara dan tentara…” (BBC, 21/ 9/2021).

2- Dengan mencermati upaya kudeta ini, kami menemukan bahwa itu dibuat-buat, karena “pemimpin upaya kudeta itu, dalam dinas militernya telah menemani al-Burhan dalam operasi Bahr al-Jabal dan menemani Syamsuddin Kabbashi di Darfur Barat …” (Arabi 21, 22/9/2021). Mereka ini adalah para kepala pimpinan militer di tentara Sudan dan Dewan Kedaulatan, dalam artian orang ini dekat dan dipercaya oleh agen-agen senior Amerika di pimpinan tentara. Dan oleh karena itu, upaya kudetanya tidaklah nyata, tetapi itu adalah sesuatu yang sudah diatur antara dia dan pimpinan untuk tujuan mengatur pemerintahan sebelum tiba waktu penyerahan kepemimpinan Dewan Kedaulatan kepada komponen sipil…. Dan akibatnya “tentara Sudan menangkap Perdana Menteri Abdullah Hamdok pagi ini, sebagian besar anggota pemerintahannya, dan banyak pejabat serta pekerja di sektor media, di tengah pembicaraan tentang kudeta militer yang sedang dilaksanakan …” (al-Jazeera, 25/10/2021). Dan kantor Hamdok yang ditangkap mengumumkan “apa yang terjadi mencerminkan penyobekan Dokumen Konstitusional dan kudeta total terhadap pencapaian revolusi …” (al-Jazeera, 25/10/2021).

3- Dengan demikian, menjadi jelas bahwa perjanjian yang dibuat pada tahun 2019 antara komponen sipil di dalam Kekuatan Kebebasan dan Perubahan dengan Dewan Militer merupakan jebakan yang dibuat oleh Dewan Militer dan Amerika di belakangnya untuk menjebak Kekuatan Kebebasan dan Perubahan ini dengan menjadikan kepresidenan Dewan Kedaulatan periode pertama untuk militer dan periode kedua untuk komponen sipil, sehingga Kekuatan Kebebasan dan Perubahan tertipu bahwa mereka akan menerima kepresidenan Dewan, yakni pemerintahan Sudan setelah 21 bulan pertama. Dan jika hal itu mungkin, niscaya memungkinkan agen-agen Inggris dan Eropa untuk melakukan perubahan yang luas mencapai kepemimpinan dan pembiayaan tentara dengan cara yang mengancam pengaruh Amerika di Sudan. Dan hal ini tidak diizinkan oleh Amerika …

4- Setelah itu, tersebar di masyarakat bahwa masalah kudeta merupakan sesuatu yang telah diatur di malam hari oleh al-Burhan dan Hamidati untuk menghancurkan Dokumen Konstitusional … Dan berikutnya orang-orang pun turun ke jalan, sebagian dari mereka dengan tulus dan sebagian dengan dorongan dari komponen sipil. Dan demonstrasi itu berlangsung selama berhari-hari bahkan beberapa bulan …

 

Kedua: periode Kesepakatan Kerangka Kerja:

Setelah terungkapnya perkara kudeta sebelumnya dan menyebarnya pergerakan di jalan-jalan … mulailah periode baru untuk menipu komponen sipil. Mulailah dilakukan pembicaraan-pembicaraan antara komponen militer dan komponen sipil sampai terjadi penandatanganan Kesepakatan Kerangka Kerja pada 5/12/2022. Telah dinyatakan di Jawab Soal tanggal 11/12/2022: “… pada bagian kedua Kesepakatan dinyatakan “penyerahan kekuasaan transisi kepada otoritas sipil secara penuh … dan negara memiliki seorang kepala negara dengan tugas kehormatan… kemudian pada tingkat eksekutif dipimpin oleh seorang perdana menteri sipil. ..”. Kesepakatan itu juga menyatakan bahwa “tentara harus menjauhkan diri dari politik dan dari terlibat dalam kegiatan ekonomi, perdagangan dan investasi, dan Pasukan Dukungan Cepat dan pasukan gerakan-gerakan bersenjata diintegrasikan dalam angkatan bersenjata sesuai dengan pengaturan yang akan disepakati kemudian di Komisi Pengintegrasian dan Demobilisasi dalam rencana reformasi keamanan dan militer…. dsb”. Kesepakatan Kerangka Kerja mengharuskan penandatanganan kesepakatan final pada 6/4/2023 dan pembentukan pemerintahan sipil pada 11/4/2023. Dan di sini perkara-perkara berlanjut sebagai berikut:

1- Pada hari yang sama, 6/4/2023, yang mana konstitusi transisi seharusnya ditandatangani, dan 5 hari sebelum pembentukan pemerintahan transisi pada 11/4/2023, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Afrika, Molly, melakukan panggilan telepon dengan Hamidati dan juru bicara proses politik, Khalid Umar Yusuf. “Molly memanggil Wakil Ketua Dewan Kedaulatan, Komandan Pasukan Dukungan Cepat, “Hamidati” dan juru bicara proses politik, Khalid Umar, beberapa hari setelah dia menghubungi Ketua Dewan Kedaulatan dan Panglima Angkatan Bersenjata, al-Burhan…” (Sudan Tribun, 6/4/2023)

2- The Arab Post melansir di websitenya pada 19/4/2023 mengutip surat kabar New York Times Amerika pada Rabu 19 April 2023 pada informasi terbaru tentang saat-saat pertikaian pertama 15/4/2023, “malam Jumat, 14 April, menyaksikan sesi negosiasi antara kedua belah pihak “al-Burhan dan Hamidati” di hadapan utusan-utusan asing, yang mana janji-janji dibuat dalam negosiasi itu, dan konsesi-konsesi dibuat, sebelum mereka makan malam bersama di rumah salah seorang komandan militer senior …” (The Arab Post, 19/4/2023).

3- Setelah itu, bentrokan kekerasan tiba-tiba meletus pada hari Sabtu, 15 April 2023, antara militer dengan Pasukan Dukungan Cepat, yang merupakan pukulan baru bagi harapan pengalihan pemerintahan kepada komponen sipil, yaitu kekuatan sipil yang pro-Inggris … Demikianlah, konflik politik yang sedang berlangsung di Sudan bergeser antara komponen militer yang pro Amerika dan komponen sipil yang pro-Inggris, beralih ke medan militer antara al-Burhan dan Hamidati! Kami katakan di dalam Jawab Soal pada tanggal 19 Maret 2023 [(“Kemudian komponen militer (al-Burhan dan Hamidati) mengontrol penundaan implementasi dengan dalih tidak adanya kesepakatan mereka tentang integrasi. Hal itu sampai syarat-syarat dan suasana menjadi cocok untuk amandemen Kesepakatan Kerangka Kerja dan memurnikannya dari pengaruh riil apa pun di dalamnya milik komponen sipil. Dan inilah makna (kurang lebih) yang terkandung dalam ucapan al-Burhan “bahwa negara berada di jalur pembentukan pemerintahan sipil, dia merajihkan terbentuknya pemerintahan sipil segera…” (al-Ittihad, 19/03/2023 M). Kesepakatan Kerangka Kerja akan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan komponen militer, dan kemudian akan “segera” baik tanggal pelaksanaannya dekat atau jauh! Dan jika hal itu tidak terjadi pada mereka, maka tidak dijauhkan kemungkinan upaya mereka untuk membatalkan Kesepakatan Kerangka Kerja dengan merekayasa kesulitan untuk pengintegrasian Pasukan Dukungan Cepat dengan militer karena tidak adanya kesepakatan al-Burhan dan Hamidati. Yakni pengulangan skenario pembatalan Dokumen Konstitusional dengan cara baru untuk mengeluarkannya…”] selesai kutipan dari Jawab Soal.

4- Kekuatan politik oposisi mulai mengimbau tentara dan Pasukan Dukungan Cepat untuk menghentikan pertempuran antara kedua pihak. Perlu dicatat bahwa kekuatan oposisi ini melawan tentara dan melawan Pasukan Dukungan Cepat. Lalu jadi lah kekuatan ini mulai meminta tentara dan Pasukan Dukungan Cepat untuk menghentikan pertempuran antara kedua pihak, dan mereka melupakan tuntutan politik mereka untuk menjauhkan kedua pihak itu dari kehidupan politik dan pembentukan pemerintahan sipil, seperti yang mereka serukan dahulu. “Sebuah pernyataan dari Kekuatan Kebebasan dan Perubahan Dewan Sentral meminta pimpinan Angkatan Bersenjata dan Pasukan Dukungan Cepat, untuk memenangkan kebijaksanaan dan segera menghentikan konfrontasi militer, dan kembali ke meja perundingan, dan bahwa pilihan untuk menyelesaikan masalah yang mengganjal adalah menyelesaikannya secara damai melalui solusi damai”… (al-Jazeera, 16/4/2023). Begitulah, oposisi digantikan oleh oposisi lain, sehingga oposisi politik menjadi bukan kekuatan oposisi, melainkan kekuatan rekonsiliasi antara pimpinan tentara dan oposisi buatan, pimpinan Dukungan Cepat!

5- Pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika mengatakan, “Blinken menekankan kebutuhan mendesak untuk mencapai gencatan senjata untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak pertempuran” (Sky News, 18/4/2023). Dia menginginkan gencatan senjata, bukan diakhirinya pertempuran. Dan kedua belah pihak segera menanggapi seruan Amerika. Dan tentara mengumumkan, melalui anggota Dewan Kedaulatan Transisi, Syamsuddin Kabbasyi, bahwa “Dewan Kedaulatan menyetujui gencatan senjata 24 jam, mulai dari Selasa malam” (al-Arabiya, 18/4/2023). Pasukan Dukungan Cepat menyetujui gencatan senjata yang diminta oleh Amerika melalui Menteri Luar Negerinya, Anthony Blinken, dari kedua belah pihak. Pernyataan Pasukan Dukungan Cepat mengatakan: “Berdasarkan kontak dengan Tuan Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, dan upaya negara-negara sahabat yang menyerukan gencatan senjata untuk membuka jalur aman bagi penyeberangan warga sipil dan evakuasi orang yang terluka, kami mengumumkan dari pihak kami, kami menyetujui usulan gencatan senjata untuk jangka waktu 24 jam” (al-Rakoba as-Sudani, 18/4/2023). Ini membuktikan bahwa al-Burhan dan Hamidati mengikuti Amerika dan dengan cepat menjalankan perintah Amerika. Dan jika mereka (Amerika) meminta secara serius kepada keduanya untuk menghentikan pertempuran secara final, mereka berdua akan menghentikannya. Tapi mereka (Amerika) meminta dari keduanya gencatan senjata selama 24 jam. Ini berarti bahwa mereka (Amerika) mengizinkan mereka berdua untuk terus berperang

6- Asy-Syarqu al-Awsath pada 19/4/2023 mengutip pembicara Departemen Luar Negeri Amerika yang meminta tidak disebutkan namanya: “Kementerian Luar Negeri Amerika telah membentuk Kelompok Kerja untuk Konflik Militer di Sudan untuk mensupervisi perencanaan, manajemen, dan logistik Departemen yang terkait dengan peristiwa di Sudan”. Dia menambahkan, “Fokus kami sekarang adalah mencapai gencatan senjata segera”. Dan dia mengatakan: “Kami terus menekan Pasukan Dukungan Cepat dan Angkatan Bersenjata Sudan untuk menetapkan gencatan senjata selama 24 jam, dan kami meminta keduanya untuk memastikan bahwa semua pasukan mematuhinya” (asy-Syarqu al-Awsath, 19/4/2023). Hal ini menegaskan bahwa Amerikalah yang mengelola konflik antara kedua belah pihak, dan mereka tidak ingin menghentikannya sepenuhnya sekarang sampai mereka mencapai semua tujuan mereka dari konflik itu.

7- Biden mengatakan di dalam pernyataan: “Hari ini, Ahad, atas perintah saya, militer AS melakukan operasi untuk mengeluarkan personel pemerintah AS dari Khartoum”…. Biden juga mengucapkan terima kasih kepada Djibouti, Ethiopia, dan Arab Saudi, yang mana dia memuji “bantuan penting mereka untuk keberhasilan operasi kami”… Pasukan Dukungan Cepat, salah satu pihak yang berkonflik di Sudan, sebelumnya pada Ahad pagi mengumumkan pengevakuasian para diplomat AS dan keluarga mereka dari kedutaan AS di Khartoum, berkoordinasi dengan Amerika Serikat. Kemudian, jaringan berita “CNN” mengungkapkan bahwa “semua diplomat Amerika dan anggota keluarga mereka sedang dalam perjalanan dengan selamat keluar dari Sudan, mengunakan pesawat militer Amerika”… Dan CNN menambahkan bahwa “Kedutaan AS di Khartoum ditutup dengan perginya para diplomat AS“… (Sky News Arabic, 23/4/2023). Pada 23/4/2023, Arabi 21 di websitenya mengutip pernyataan Presiden AS Joe Biden tentang evakuasi tersebut dan Arabi 21 menambahkan: “Tentara Sudan tidak mengomentari evakuasi para diplomat Amerika, tetapi mengatakan dalam pernyataan sebelumnya bahwa Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan China akan mengevakuasi para diplomat dan warga negara lainnya dari Khartoum, dan dia menambahkan bahwa “Diperkirakan akan segera dimulai”… Semua ini untuk memberikan gambaran naiknya eskalasi pertempuran…

8- Gencatan senjata 72 jam diumumkan oleh Amerika, mulai Selasa malam 25/4/2023: “Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Setelah negosiasi intensif selama 48 jam terakhir, Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat setuju untuk menerapkan gencatan senjata di seluruh negeri mulai tengah malam tanggal 24 April, dan akan berlangsung selama 72 jam”. Dia menambahkan, “Selama periode ini, Amerika Serikat mendesak Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat untuk segera dan sepenuhnya mematuhi gencatan senjata” (al-Jazeera live, 25/4/2023).

Dengan merenungkan peristiwa fase Kesepakatan Kerangka Kerja, menjadi jelas bahwa Amerika mengendalikan gencatan senjata, mengelola peristiwa, dan memicu konflik militer antara kedua agennya… Bentrokan yang terjadi hari ini antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat mentransfer konflik politik di Sudan ke arena baru, arena yang dirancang oleh Amerika untuk menjauhkan agen-agen Inggris dan Eropa dari pusat pemerintahan yang efektif, dan kemudian Amerika mengontrol pihak-pihaknya. Dan Amerika tidak peduli dengan jumlah korban tewas dan terluka, juga tidak peduli dengan penghancuran Sudan dan mekanisme militernya. Ini adalah hal terakhir yang dipikirkan Amerika. Jadi yang penting bagi Amerika adalah untuk memonopoli pengaruh di Sudan, sehingga Inggris dan Eropa tidak menyainginya …

Ketiga, adapun apakah Inggris dan Eropa berdiri di belakang upaya Hamidati untuk mengkudeta al-Burhan, maka ini dijauhkan kemungkinannya. Hal itu diindikasikan oleh hal-hal berikut:

1- Agen-agen Amerika menjalin kontak dengan dua pihak yang bertikai. Andai Amerika mengetahui bahwa Hamidati telah beralih ke pihak Inggris dan Eropa niscaya Amerika mendorong agen-agennya untuk mendukung tentara Sudan sebagai instiusi militer nasional yang resmi dan niscaya Amerika menyeru Pasukan Dukungan Cepat untuk menyelesaikan perkara legalitasnya dengan tentara, yakni untuk mencabut legalitas darinya. Arab Saudi berkomunikasi dengan kedua pihak. Dan hari ini kanal al-Jazeera mengutip Kementerian Luar Negeri Mesir bahwa Mesir berkomunikasi dengan kedua pihak di Sudan yakni al-Burhan dan Hamidati.

2- Menteri Luar Negeri AS berkomunikasi dengan kedua pihak dan menyerukan gencatan senjata. “Komandan Pasukan Dukungan Cepat Sudan, Muhammad Hamdan Dagalo, mengatakan dalam serangkaian tweet-nya, “Kami menunggu diskusi lebih lanjut dengan Menteri Luar Negeri AS tentang cara-cara untuk mengatasi pelanggaran ini” (al-Jazeera.net, 18/4/2023). Dan “gencatan senjata dicapai setelah Menteri Luar Negeri AS menghubungi komandan tentara, Abdul Fattah al-Burhan, dan komandan Pasukan Dukungan Cepat, Muhammad Hamdan Dagalo (Hamidati), dan meminta gencatan senjata kemanusiaan kepada mereka” (al-Jazeera.net, 18/4/2023).

2- Jika Pasukan Dukungan Cepat melakukan kudeta untuk kepentingan orang Eropa, niscaya Kekuatan Kebebasan dan Perubahan akan berada di pihak mereka, terutama karena mereka pagi dan sore menyerukan hengkangnya militer dan menyerukan pemerintahan sipil, artinya bahwa mereka secara terbuka menentang tentara dan pemimpinnya al-Burhan, dan itu sejak sebelum pecahnya bentrokan saat ini. Tetapi kekuatan ini menyerukan gencatan senjata segera. Artinya, mereka tidak menampakkan keberpihakan apapun untuk perang itu meskipun seruan riuh Hamidati bahwa demi demokrasilah yang mendorongnya untuk memerangi al-Burhan.  “Kekuatan Kebebasan dan Perubahan di Sudan menyeru pimpinan tentara dan Pasukan Dukungan Cepat untuk segera menghentikan konfrontasi militer dan kembali ke meja perundingan…” (asy-Syarqu, 16/4/2023).

Dari sini menjadi jelas bahwa kekuatan yang pro Eropa di Sudan telah dikejutkan oleh bentrokan ini dan tidak mengumumkan dukungannya kepada satu pihak terhadap pihak lainnya. Dan dengan begitu dapat dinafikan syubhat berpihaknya Hamidati ke Inggris, tetapi dia tetap seperti al-Burhan merupakan agen Amerika…

Keempat: Ringkasnya:

1- Bentrokan hari ini yang terjadi antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat merupakan bentrokan yang diatur oleh Amerika dalam hal perang dan gencatan senjata. Hal itu untuk mengalihkan pergolakan politik di Sudan dan secara tajam ke arena baru, arena yang dirancang ole Amerika untuk menjauhkan agen-agen Inggris dan Eropa dari pusat konflik, dan berikutnya Amerika mengendalikan pihak-pihaknya. Dan Amerika tidak peduli dengan jumlah korban tewas dan terluka dan tidak peduli dengan penghancuran Sudan dan mekanisme militernya …

2- Amerika ingin melanjutkan pengaruhnya di Sudan tanpa disaingi oleh Eropa dalam hal itu. Amerika memiliki hal itu sebelumnya. Pengaruh Amerika telah berlangsung sekira 30 tahun pada masa al-Bashir … dan ketika Amerika ingin membuangnya, Amerika mendatangkan orang yang mereka besarkan seperti Hamidati dan orang-orang yang dahulu bekerja bersamanya seperti al-Burhan … Ketika orang-orangnya Inggris di kekuatan Kebebasan dan Perubahan bergerak menentang orangnya Amerika, maka Amerika menyerap mereka melalui penipuan dikarenakan kebodohan mereka, dan hal itu melalui Dokumen Konstitusional kemudian Kesepakatan Kerangka Kerja.

3-  Adapun apakah Inggris dapat mengakses salah satu dari dua orang itu, “yakni Hamidati”, dan karena itu lantas terjadi bentrokan militer? Tidak ada indikasi untuk hal itu, justru sebaliknya, karena kedua orang itu menuruti ujung jari Amerika, seperti yang kami rajihkan dan jelaskan di atas.

4- Adapun apa yang diprediksi dari kelanjutan bentrokan ini dan hasilnya, maka seperti yang telah kami sebutkan, tujuan dari bentrokan ini adalah untuk menyingkirkan agen-agen Inggris “komponen sipil yakni Kekuatan Kebebasan dan Perubahan dan lain-lainnya”. Dan meskipun ini telah terjadi atau hampir, tetapi preseden dari kudeta terhadap Dokumen Konstitusional dan terbongkarnya hal itu bagi rakyat membuat Amerika dan kolaboratornya kali ini memperpanjang konflik sampai batas tertentu. Akan tetapi dari sisi memukul dan lari dan bukan penuntasan. Hal itu untuk mencapai salah satu dari perkara berikut:

a- Jika Amerika memandang bahwa yang lebih afdhal adalah mengikat kesepakatan antara kedua agennya, al-Burhan dan Hamidati, maka Amerika mengikatnya, dan berikutnya mendorong Kesepakatan Kerangka Kerja dengan kekuatan-kekuatan yang pro Eropa ke belakang. Dan kekuatan-kekuatan itu menjadi marjinal di depan agen-agen Amerika yang merancang realita baru di Sudan …

b- Jika tidak mungkin mendorong kekuatan-kekuatan yang pro Eropa ke belakang maka Amerika tidak segan memecah Sudan setelah Sudan selatan dipisahkan dari Sudan. Maka Amerika akan memisahkan Sudan Barat dan Darfur dan mengangkat agennya, Hamidati, sebab konrol Hamidati di daerah-daerah itu lebih rajih … terutama bahwa dia mengontrol tambang-tambang emas di sana.

c- Dan jika kekuatan-kekuatan yang berafiliasi dengan orang Eropa berbaris di belakang salah satu agen Amerika “Hamidati, misalnya” mereka berbaris untuk melakukan manuver … Amerika dapat meminta agen ini untuk mundur dan menyerah dengan kendali agen lainnya untuk memimpin pengeskalasian secara militer di Sudan untuk menggagalkan barisan itu …

Kelima: begitulah, menjadi jelas bahwa agen-agen itu seperti tuan mereka, tidak peduli dengan urusan dan keamanan orang-orang. Tidak ada yang mereka pedulikan kecuali duduk di atas kursi dan tuan-tuan mereka mengatur mereka. Maka mereka berdiri dan menakut-nakuti keamanan orang-orang di sepuluh hari terakhir Ramadhan, di saat orang-orang sedang menunggu hari raya untuk bertukar salam dan kunjungan…. Para pembunuh jahat itu menumpahkan darah, mendatangkan malapetaka, mengurung orang di rumah mereka dan mengganggu pekerjaan mereka. Semua ini untuk menyenangkan musuh-musuh Allah, Rasul-Nya, dan kaum Mukmin … Yang harus dilakukan oleh semua orang adalah menolak kedua belah pihak agen Amerika dan agen Inggris, dan bekerja untuk menjatuhkan mereka dan menolong orang-orang yang tulus ikhlas dan sadar dari anak-anak Sudan, syabab Hizbut Tahrir yang membawa proyek al-Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian, mereka memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar, sehingga mereka menyelamatkan negara dari semua agen, dan membangkitkannya dan melindunginya dari pemecahan dan perpecahan, dan kemudian Allah merahmati mereka dan memuliakan mereka.

﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (TQS at-Tawbah [9]: 71).

 

05 Syawal 1444 H

25 April 2023 M

 

https://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/88444.html

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *