Perang Membara di Sudan, IJM: Sungguh Menyedihkan

 Perang Membara di Sudan, IJM: Sungguh Menyedihkan

Mediaumat.id – Menanggapi perang yang terjadi di Sudan, Direktur Indonesian Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengatakan sungguh menyedihkan.

“Sungguh menyedihkan perang ini terjadi di bulan suci Ramadhan dan saat kaum Muslim menyambut Hari Raya Idul Fitri Mubarak,” tuturnya dalam Program Aspirasi: Perang yang Dibayar dengan Darah yang Diharamkan Allah SWT!! di kanal Youtube Justice Monitor, Selasa (25/4/2023).

Ia menjelaskan, upaya gencatan senjata gagal, bentrokan meletus kembali antara kedua vaksi di Khartoum Tengah, beberapa jam setelah mereka menyepakati gencatan senjata 24 jam.

“Itu menunjukkan bahwa dua jenderal yaitu Jenderal Abdul Fatah al-Burhan dan Jenderal Muhammad Hamdan Hamati Dagalo (akrab disebut Hamidati) secara de facto adalah kepala negara dan wakil kepala negara Sudan yang sedang bersaing yang berjuang untuk menguasai negara itu bertekad untuk saling menghancurkan dalam konflik yang berpotensi berkepanjangan tersebut,” jelasnya.

Menurut Agung, para komandan militer dan komandan para militer pasukan dukungan cepat (RSF) harus berdamai, bertobat dan melepaskan diri dari dosa-dosa yang mereka perbuat.

Agung melihat, dalam konteks yang lebih luas Amerika terus mengontrol permainan dan pertarungan politik di Sudan.

“Diyakini bahwa hal itu dengan dukungan Hamidati dan dukungan regional dalam hal yang Hamidati menjadi wakil ketua dewan kedaulatan koalisi keduanya menentang kekuatan sipil perselisihan itu bagian dari rekayasa Amerika Serikat,” tuturnya.

Menurut Agung, ini merupakan pertarungan sesama agen-agen Amerika agar bisa memaksa kekuatan yang pro kepada Eropa untuk mendekati kepada Hamidati. Antara Al-Burhan dan Hamidati sebetulnya tidak masalah karena keduanya adalah agen Amerika.

“Amerika telah mengantarkan Al-Burhan ke jabatannya saat ini melalui Hamidati. Hubungan antara Al-Burhan dan Hamidati sampai ke koalisi saat ini setelah penggulingan Menteri Pertahanan Abdurrahman bin Auf yang memegang kekuasaan setelah pemecatan Al-Bashir,” bebernya.

Agung mengatakan, rakyat Sudan harus bangkit tinggalkan Amerika dan Eropa. Ambillah solusi Islam yang mulia dan jadikan kekuasaan untuk membebaskan umat dan negara dari penjajahan yang menyengsarakan rakyat.

“Ini adalah langkah pasti yang mampu menghentikan keburukan di Sudan dari dominasi barat dan organisasi-organisasi Barat lainnya yang menyuburkan korupsi di negara Sudan dan solusi Islamlah yang mengusir para agen kolonialisme dan mengganti rezim busuk dengan orang-orang yang setia dan istiqamah dalam menjalankan perintah pada Allah dan rasul-Nya,” ucapnya.

Agung menyebut, solusi Amerika tidak akan pernah menyelesaikan krisis pemerintahan di negeri Sudan yakni perselisihan antara tentara dan komponen politik.

“Pada kenyataannya perselisihan adalah perebutan antara agen atas kursi kekuasaan atas nama kekuatan Amerika dan Inggris dan karena itu adalah perundingan-perundingan yang didasarkan pada dasar pragmatisme sekularisme akan berdampak krisis pemerintahan akan tetap ada,” jelasnya.

Terakhir, Agung memaparkan kembali bahwa krisis di Sudan adalah pertarungan antara agen Amerika Serikat yang poin dasarnya adalah Amerika ingin merengguk kekuasaan yang lebih jauh lagi di Sudan dan ujungnya rakyatlah yang menderita.

“Oleh karena itu waktunya mengambil Islam untuk dunia yang lebih baik,” pungkasnya.[] Robby Vidiansyah Prasetio

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *