IJM: Negara-Negara Kapitalis Bertempur Merusak Bumi demi Kepentingannya
Mediaumat.id – Kesepakatan Cina dan Rusia yang tertuang dalam dokumen berjudul Pernyataan Bersama antara Cina dan Rusia untuk Memperdalam Strategi Kemitraan Komprehensif dalam Koordinasi di Era Baru untuk melawan Amerika dan sekutunya Eropa, menurut Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana itu merupakan bentuk pertempuran negara-negara kapitalis tersebut yang mendatangkan kerusakan di muka bumi demi merealisasikan kepentingannya.
“Begitulah negara-negara kapitalis ini bertempur mendatangkan kerusakan di muka bumi, tidak menghargai nyawa dan darah yang tertumpah selama ini demi merealisasikan kepentingan mereka,” ujarnya dalam program Aspirasi: Biden Cemas! Ini Skenario Putin-Xi Jinping untuk Kuasai Dunia, Jumat (24/3/2023) di kanal YouTube Justice Monitor.
Agung mengatakan, dalam kesepakatan Cina dan Rusia tersebut terlihat Presiden Cina Xi Jinping menunjukan keberpihakannya yang kuat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melawan Barat meskipun kedua negara ini tidak memiliki sekutu sebanyak Amerika Serikat. Dan sebagai tahap awal, Cina dan Rusia akan saling membantu dalam mewujudkan inisiatif teknologi di masing-masing negara.
Agung melihat, sikap Barat saat ini berbau permusuhan terhadap Rusia dan Cina. Sehingga hal ini mendorong Rusia mengambil sikap untuk menentang Amerika dan negara-negara Eropa secara terbuka. Sedangkan Cina tidak terlihat menentang secara langsung.
Agung menilai, Cina memiliki obsesi untuk menguasai dunia. Kebangkitan Cina dan menguatnya politik Cina semuanya bergantung sepenuhnya pada perdagangan luar negerinya, pasar Amerika dan Eropa merupakan urat nadi perekonomian untuk kemajuan negara tersebut. Sementara Rusia mewarisi semangat kemiliteran agresivitas dari Uni Sovyet. Sehingga bisa dilihat Cina bersama Rusia saat ini terus melakukan manuver militer di laut Asia dan bahkan luar Asia.
Dalam banyak hal, ungkap Agung, Cina ingin tetap berada di tengah agar tidak kehilangan Rusia yang dibutuhkannya jika terjadi konflik antara Cina dengan Amerika terkait Taiwan. Sedangkan Cina juga tidak ingin kehilangan Amerika dan negara-negara Eropa yang perdagangannya menjadi urat nadi perekonomian negara itu.
Dan bagi Rusia, jelas Agung, keberpihakan Cina kepada Rusia merupakan harapan bagi Rusia untuk keluar menjadi pemenang dari perang Ukraina yang berbahaya bagi posisi internasional Rusia. Sementara sikap negara-negara NATO di bawah komando Amerika telah bersiaga penuh mendukung Ukraina dengan seluruh kekuatan militernya untuk menghalangi kemenangan Rusia itu.
Agung mengingatkan, seolah sejarah terulang kembali ketika negara Persia dan Romawi berperang, yang satu akan menang dan yang lainnya akan kalah dan begitu seterusnya.
“Masing-masing dari mereka bertindak seperti mesin yang menghisap darah orang untuk mencapai kepentingannya sendiri dan akan terus berlanjut sampai Allah SWT memuliakan umat Islam dengan pertolongan dan kemenangan yang nyata,” pungkasnya.[] Agung Sumartono