HTI Tidak Pernah Ajarkan Anggota dan Simpatisan untuk Menista
Mediaumat.news – Terkait upaya mendiskreditkan Hizbut Tahrir Indonesia di balik penangkapan penghina istri Jokowi, Juru Bicara HTI Ustadz Muhammad Ismail Yusanto menegaskan pihaknya tidak pernah mengajarkan anggota maupun simpatisan untuk melakukan penghinaan ataupun penistaan.
“HTI tidak pernah mengajarkan kepada anggota dan simpatisannya untuk melakukan penghinaan atau penistaan!” tegasnya kepada mediaumat.news, Rabu (13/9/2017).
Menurut Ismail, kritik itu bagian dari amar makruf nahyi munkar. Tetapi beda antara kritik dan penghinaan. Yang dilakukan oleh pemuda itu adalah penistaan, penghinaan. Karena menuduh Ibu Negara sebagai pelacur itu kan suatu penistaan. Kalau dalam Islam, itu termasuk perbuatan dosa karena menuduh orang telah melakukan perzinaan. Hukumannya sangat berat.
Jadi itu jelas, bukan bagian dari kegiatan atau dakwah HTI. “Kita juga jelas sekali menyalahkan apa yang dilakukan pemuda itu. Karena tidak pada tempatnya orang itu menghina. Jangan lagi ibu negara, ibu biasa juga tidak boleh dihina seperti itu,” tegasnya.
Ismail juga menjelaskan tidak ada hubungan antara anak itu dengan HTI. Kalau disebut di sana ditemukan bendera dan atribut HTI maka bendera itu bukanlah bendera HTI. Menyebut bahwa itu bendera HTI sebuah kesalahan, kesalahan yang disengaja. Apalagi kemudian mengkaitkan barang-barang yang ditemukan itu dengan tindakan dari yang bersangkutan.
“Kenapa barang-barang lain yang ada logonya tidak disebut? Mungkin di situ ada gantungan kunci dari Mabes Polri, buku catatan dari universitas mana, stiker apa gitu. Mengapa itu semua tidak disebutkan? Kenapa hanya gantungan kunci HTI dan bendera bertuliskan Laa Ilaha Ilallahu Muhammadar Rasulullahu. Itu bukan bendera HTI, itu bendera tauhid. Nah, ini jelas ada framing yang tujuannya mendiskreditkan,” tegasnya.
Dan framing ini sangat mungkin akan dilakukan lagi dalam kesempatan-kesempatan lainnya. Nanti ada orang yang tidak sengaja melakukan sesuatu atau ada rekayasa seseorang melakukan sesuatu dan itu dikaitkan dengan HTI. “Publik harus waspada!” pungkasnya.[]Joko Prasetyo