Dugaan Pembunuhan Demonstran Iran, FIWS Beberkan Sejumlah Catatan

 Dugaan Pembunuhan Demonstran Iran, FIWS Beberkan Sejumlah Catatan

Mediaumat.id – Mengomentari dugaan pembunuhan peserta demonstrasi oleh aparat pemerintah Iran, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi membeberkan sejumlah catatan yang perlu diperhatikan.

“Terkait dengan demonstrasi di Iran, ada berapa catatan yang menurut saya perlu diperhatikan,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Kamis (29/9/2022).

Pertama, kalaulah benar terjadi pembunuhan terhadap rakyat Iran yang sedang melakukan demonstrasi dan kalaulah itu benar-benar ada, maka ini tentu suatu yang tidak dibenarkan di dalam Islam.

Menurutnya, Islam melarang pemerintah untuk menyakiti rakyat. “Di dalam Islam, menyakiti rakyat atau siapa pun itu tidak dibolehkan,” ungkapnya.

Kedua, harus dipahami juga bahwa aksi demonstrasi tersebut tidak sebatas kritik terhadap terjadinya pembunuhan yang menuntut pertanggungjawaban secara hukum. Lebih jauh lagi, lanjutnya, ada kampanye atau narasi besar di baliknya yaitu kritik atau kecaman terhadap pemakaian busana Muslimah yang diwajibkan kepada wanita-wanita di Iran.

“Jadi, di balik demonstrasi ini kemudian digunakan oleh pihak-pihak yang memang tidak menginginkan atau ingin membuat citra negatif terhadap syariat Islam yaitu terkait dengan kewajiban pemakaian busana Muslimah,” tegasnya.

Ketiga, aksi menggugat pemakaian busana Muslimah itu sebenarnya menggugat prinsip-prinsip keagamaan yang selama ini digunakan di negara Iran.

Ia menambahkan, aksi tersebut merupakan gerakan yang mengarah pada kritik terhadap ajaran-ajaran Islam yang diterapkan oleh negara. “Jadi, ada kampanye liberalisasi di balik ini semua,” tandasnya.

Di Bawah Kendali

Di samping catatan di atas, ada hal lain yang menurut Farid perlu dijelaskan, bahwa apa yang dilakukan pemerintah Iran tidak sepenuhnya mencerminkan syariat Islam. Meskipun, ada sebagian syariat Islam yang diterapkan, namun menurutnya, Iran bukan merupakan wujud negara ideal yang menerapkan syariat Islam.

“Karena itu, berbagai persoalan yang terjadi di Iran pada saat sekarang ini, tidak bisa dikaitkan karena faktor penerapan syariat Islam itu sendiri. Tapi karena belum diterapkannya syariat Islam secara menyeluruh di Iran,” jelasnya.

Di samping itu, posisi Iran menurutnya, bukanlah negara yang independen dalam konteks politik internasional melainkan merupakan negara yang berada dalam kendali Amerika Serikat. Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan Iran tidak terlepas dari posisinya sebagai negara yang berada dalam kendali Amerika.

“Seperti kebijakan di Suriah, kenapa kemudian Iran dibiarkan untuk membela Bashar al-Assad, karena ini merupakan kebijakan Amerika. Iran juga digunakan oleh Amerika untuk memperkuat pemerintahan boneka mereka di Irak termasuk di Afghanistan,” ungkapnya.

Farid menambahkan, selama ini Amerika menggunakan isu nuklir Iran sebagai alasan payung keamanan di Timur Tengah. “Sehingga negara-negara di Timur Tengah berlindung kepada Amerika Serikat,” tambahnya.

Standar Ganda

Sementara yang perlu diangkat, menurutnya, adalah kemunafikan atau standar ganda negara-negara Barat dalam melakukan protes. “Di satu sisi, mereka mengecam pemaksaan penggunaan busana Muslimah di Iran. Tapi di sisi lain, ketika kaum Muslim di negara-negara Barat dihalangi memakai busana Muslimah dengan alasan sekularisme, itu tidak mereka perhatikan,” imbuhnya.

Lanjutnya, negara Barat seolah silau terhadap nyawa manusia tapi membiarkan Iran mendukung rezim Bashar al-Assad melakukan pembunuhan dan pembantaian serta membantu rezim Bashar al-Assad untuk membunuh dan membantai kaum Muslim di Suriah.

“Hal ini tidak diungkap oleh negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat. Jadi, ini merupakan standar ganda dari Amerika Serikat,” pungkasnya.[] Ikhty

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *