Tokoh dan Ulama Semarang Tolak Kenaikan BBM, Gas, dan Listrik

 Tokoh dan Ulama Semarang Tolak Kenaikan BBM, Gas, dan Listrik

Mediaumat.id – Rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM yaitu pertalite dan solar, gas LPG 3kg serta tarif dasar listrik (TDL) ditolak oleh para tokoh dan ulama Semarang.

“Ulama dan tokoh Semarang menolak jika pemerintah menaikan BBM yaitu pertalite dan solar, gas LPG 3kg dan tarif dasar listrik,” ujar Ketua Forum Tokoh dan Ulama Semarang-Jateng Eko Agung Nugroho, S.T., M.M. dalam konferensi pers pernyataan sikap tokoh dan ulama yang diadakan di Semarang, Ahad (29/54/2022).

Dalam pernyataan sikap tersebut Eko menegaskan, tugas utama negara adalah mengurusi dan melayani rakyat bukan berdagang dengan rakyat. Sehingga hubungan yang harus dibangun adalah hubungan melayani dan meringankan beban rakyat, bukan berdagang dengan logika untung rugi.

Ketua Pusat Studi dan Kebijakan Semarang Hendro Dahsyat yang juga hadir dalam acara itu mengatakan, kebijakan pemerintah menaikan harga BBM dengan alasan kenaikan harga minyak dunia naik sangat tidak tepat, karena pada tahun 2021 yang lalu harga minyak dunia turun tapi harga BBM di Indonesia tidak ikut turun.

Perwakilan tokoh intelektual Dr. Agus Suyanto menilai, kenaikan harga tersebut pasti berdampak besar terhadap masyarakat Indonesia khususnya lapisan masyarakat kecil. Sehingga akan bisa memicu konflik sosial dan krisis multidimensi. Sebab dengan kenaikan harga itu diperkirakan akan memicu kenaikan inflasi sebesar 5 persen. Akibatnya usaha mikro dan menengah akan mati, padahal serapan tenaga kerja di dua sektor itu sebanyak 97 persen, sehingga akan menambah angka pengangguran di Indonesia.

Sementara tokoh intelektual Semarang yang pernah menjabat kepala bidang ketahanan pangan provinsi Jawa Tengah dan pernah menjadi staf ahli Gubernur Jawa Tengah yaitu Dr. Edhy Sutanto, M.Si, mengingatkan bahwa sumber daya alam itu bukan milik negara tapi milik umum atau masyarakat, dan negara hanya sebagai pengelola saja. Jadi transaksi minyak antara negara dan masyarakat itu bukan transaksi jual beli, tapi balik pokok. Yaitu masyarakat hanya membayar biaya pokok produksinya saja dan negara tidak mengambil untung.

Terakhir perwakilan ulama yaitu KH M Ainul Yaqin yang juga selaku Mudir Ma’had Al Ukhuwah Al Islamiyyah Semarang mengatakan, Islam hadir memberikan solusi terhadap setiap permasalahan yang dihadapi manusia, bukan hanya pada level individu dan masyarakat tapi juga pada level negara. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh para khalifah sesudahnya.

“Kesejahteraan dinikmati oleh kaum Muslim ketika syariah diterapkan pada seluruh aspek kehidupan. Karena itu, untuk menerapkan syariah ke seluruh aspek kehidupan tidak boleh tidak harus ada sistem, harus ada kekuasaan,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *