Perilaku Tercela Anggota Gereja, Tunjukkan Kemerosotan Citra Vatikan
Mediaumat.id – Berbagai skandal di sejumlah gereja di berbagai negara selama dua dekade termasuk perilaku tercela anggota gereja terhadap anak-anak adat di sekolah asrama yang dikelola Gereja Katolik Kanada, dinilai Direktur Siyasah Institute Iwan Januar sebagai kemerosotan citra gereja dan Vatikan.
“Sudah dua dekade citra gereja dan Vatikan merosot akibat berbagai skandal di sejumlah gereja di berbagai negara,” ungkapnya kepada Mediaumat.id, Jumat (8/4/2022).
Maka dari itu, lanjut Iwan, Paus ingin coba mengerem kemerosotan itu dengan meminta maaf. Walaupun tampaknya itu tidak cukup untuk menghentikan kemungkinan terjadinya berbagai skandal di tubuh gereja. Dan terkesan terorganisir serta benar-benar rahasia.
Seperti dilansir dari Guardian pada Jumat (1/4), selain berharap mengunjungi Kanada pada bulan Juli mendatang, pemimpin gereja Katolik Roma itu juga menyatakan malu atas banyaknya pelecehan, pemerkosaan, dan kekurangan gizi, di dalam apa yang disebut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi pada 2015 sebagai ‘genosida budaya’.
Padahal, sekolah-sekolah yang beroperasi antara 1831 dan 1996, awalnya mengklaim didirikan untuk mengasimilasi anak-anak pribumi. Mereka bahkan dijalankan oleh denominasi Kristen, sebagian besar oleh gereja Katolik, atas nama pemerintah.
Sehingga dari pemberitaan tersebut, sambung Iwan, pemimpin tertinggi Katolik sedunia itu kelihatannya memang merasa terpukul dan tertekan dengan skandal yang terjadi.
Ia juga membenarkan, skandal tersebut memang sudah mengarah pada apa yang disebut ‘genosida budaya’. “Berbagai tindakan tidak berperikemanusiaan seperti pelecehan seksual, kekerasan, penelantaran gizi buruk, dan bisa jadi pembunuhan,” tegasnya.
Sebabnya, gereja dan berbagai rumah ibadah lain terus digempur liberalisme, Dampaknya, menurut Iwan, banyak tokoh agama dalam kasus ini gereja, yang pada akhirnya menjadikan anak-anak dan remaja sebagai korban, terutama pelecehan seksual.
“Para pelaku memanfaatkan kuasa mereka dan status sebagai rohaniawan untuk menekan jemaatnya,” selanya dengan mengatakan hal memprihatinkan itu belakangan juga terjadi di lingkungan pendidikan Islam.
Oleh karena itu, ia mengajak kaum Muslim untuk melawan akar penyebabnya yakni sekularisme dan liberalisme. Terlebih, apabila umat melaksanakan ajaran Islam secara kaffah, hal-hal seperti itu akan bisa benar-benar dihilangkan atau setidaknya diminimalisir.
Pasalnya, di dalam syariat Islam terdapat pengawasan dan sanksi keras bagi para pelaku. Maka tidak bisa tidak, umat membutuhkan sebuah institusi pemerintah negara yang telah terbukti mampu melakukan semua itu.
“Karenanya umat butuh institusi pelaksana syariat Islam, yakni khilafah,” pungkasnya.[] Zainul Krian